Bagaimana Empati itu?

Pernahkah kamu melihat temanmu sedih karena mendapat nilai dibawah rata-rata kelas? Apakah kamu juga merasakan kesedihannya? Apakah kamu mampu menempatkan diri dalam posisinya yang membuat dia merasa sedih? Ataukah kamu tertarik dengan sikap bijak temanmu, yang tetap belajar meskipun mendapat nilai jelek?

Simpati berbeda dengan empati, simpati merupakan sikap seseorang yang merasa tertarik terhadap sesuatu hal. Perasaan tertarik karena melihat sikap teman yang tetap belajar, meski mendapat nilai jelek, merupakan salah satu contoh dari simpati. Simpati dapat terjadi pada setiap individu, tanpa harus melibatkan diri untuk merasakan kondisi yang orang lain, alami.

Empati merupakan kemampuan individu untuk menempatkan diri di posisi orang lain. perasaan empati mampu menjadikan diri kita untuk bersikap hormat dan sopan santun terhadap orang lain, karena berusaha memahami perasaan orang lain pula. Seperti ikut merasakan sedih, ketika teman mendapat nilai di bawah rata-rata kelas.

Individu yang mampu berempati terhadap orang lain, akan memiliki hubungan sosial yang positif dan dapat diterima secara sosial. Empati dapat dibedakan menajdi dua, yaitu primer dan tingkat tinggi. Empati primer merupakan empati yang ditunjukkan seseorang dalam memahami pikiran, perasaan, keinginan, dan pengalaman.

Empati tingkat tinggi merupakan empati yang ditunjukkan seseorang terhadap orang lain, dalam memahami pikiran, perasaan, keinginan, dan pengalaman, dengan menyentuh hati orang lain tersebut. Individu perlu mengembangkan sikap empati dalam dirinya, bukan hanya mampu merasakan yang orang lain rasakan, namun mampu meyakinkan hati orang lain, bahwa kita memahami yang dia rasakan. Lalu bagaimana mengembangkan sikap empati dalam diri kita?

Apakah mengembangkan sikap empati memerlukan pelatihan secara profesional? Atau cukupkah mengembangkan sikap empati dengan cara berlatih dalam kehidupan sehari-hari, ketika bertemu dengan orang-orang disekitar kita? Dan mampukah setiap individu mengembangkan sikap empati?

Empati dapat dikembangkan oleh individu dengan cara mengembangkan sikap ramah dan bersahabat terhadap orang lain. Individu yang mampu menunjukkan sikap ramah terhadap orang lain, menunjukkan bahwa dirinya mampu menerima orang lain, tanpa syarat (artinya menerima apa adanya kondisi yang dialami oleh orang lain, tanpa ada keinginan untuk meminta orang lain berubah seperti yang kita inginkan). kemudian, individu yang mampu mengembangkan persahabatan akan mampu mengembangun komunikasi yang efektif dengan orang lain.

Referensi:

  1. Soeroso, A. 2006. Sosiologi 1 SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudhistira.
  2. Sumartono, 2004. Komunikasi Kasih Sayang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  3. Luddin, A.B.M. 2010. Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
*Penulis: Indriyana Rachmawati