Kambing Gunung : Atraksi Luar Biasa Panjat Tebing si Kambing

Kamu tentu sudah sangat akrab dengan hewan kambing bukan? Mamalia berkaki empat ini memang sering dijadikan santapan dan sering jadi hewan ternak. Di desa -desa, kambing bisa ditemukan dengan mudah sedang berkeliaran mencari makan.

Tapi, bagaimana dengan kambing gunung? Kambing gunung ini adalah spesies yang berbeda dengan kambing yang biasa kita jadikan masakan loh ya? Jadi, ini bukan kambing biasa yang tinggal di gunung.

Kambing gunung adalah spesies tersendiri yang memang mirip kambing atau domba, akan tetapi dengan kemampuan super. Loh, bener loh kambing gunung ini unik dan punya kemampuan super.

Bayangkan saja, seekor kambing, berkaki empat, tapi bisa loncat -loncat dengan girang di pegunungan yang terjal. Habitat kambing gunung ini tak hanya sekedar pegunungan yang penuh dengan padang rumput dan ilalang loh.

Mereka tinggal di wilayah yang banyak tebing -tebing curam. Dan di wilayah mengerikan seperti itu, mereka bisa berdiri dengan tegak, bermain, juga mencari makan. Woah, kalau kita para manusia, pasti butuh tali deh.

Penasaran lebih lanjut dengan si hewan lucu yang punya kemampuan super ini? Agar tak terlalu penasaran, mari kita tengokin langsung seperti apa sih sebenarnya profil lengkap si kambing gunung ini.

Nama :

Nama dalam bahasa Indonesia : Kambing Gunung

Nama dalam bahasa Inggris : the Mountain Goat / the Rocky Mountain goat

Nama latin : Oreamnos Americanus

Klasifikasi Kambing Gunung

  1. Kerajaan : Animalia
  2. Filum : Chordata
  3. Kelas : Mammalia
  4. Ordo : Artiodactyla
  5. Famili : Bovidae
  6. Upafamili : Caprinae
  7. Genus : Oreamnos
  8. Spesies : O. Americanus

Makanan Kambing Gunung

Pada dasarnya, kambing gunung makanannya seperti dengan kambing biasanya. Ia adalah herbivora atau hewan pemakan tanaman.

Lebih terkhusus, kambing gunung banyak memakan rumput, paku -pakuan, lumut, jamur, ranting tanaman, dedaunan, semak belukar, dan sejenisnya.

Jika kambing gunung ini dipelihara di dalam peternakan, kambing ini juga biasanya makan padi -padian, buah, sayuran dan rumput.

Ciri ciri Kambing Gunung

  • mempunyai rambut di janggut (dagunya)
  • memiliki ekor yang pendek
  • mempunyai tanduk hitam yang panjang (sekitar 15 hingga 30 cm)
  • di tanduknya terdapat lingkaran tahun
  • seluruh tubuhnya terselubung oleh bulu -bulu (rambut/ wol) yang sangat tebal dan ganda
  • Rambutnya berwarna putih dan coklat.
  • rambut gandanya mampu membuatnya bertahan pada suhu minus 50 derajat Fahrenheit atau minus 46 derajat Celsius.
  • Mampu bertahan dari hembusan anging berkecepatan hingga 100 meter per jam atau 160 km per jam.
  • Panjang tubuhnya dari kepala sekitar 120 cm hingga 179 cm (tidak termasuk ekor)
  • Pejantan biasanya lebih tinggi 7,5 hingga 15 cm daripada betina.
  • Bobot pejantang kambing gunung sekitar 62 hingga 82 kg sedangkan bobot betinanya sekitar 57 hingga 71 kg.

Cara Reproduksi Kambing Gunung

Kambing gunung dewasa mencapai kematangan untuk melakukan pembuahan di usia 30 bulan. Biasanya, musim kawin kambing gunung berlangsung antara bulan Oktober hingga Desember.

Pada musim kawin, akan terdapat sebuah ritual untuk memperebutkan para betina. Mereka menggali lubang lalu bertarung satu sama lain. Ini layaknya sebuah ujian kekuatan. Pejantan yang menanglah yang nantinya akan menarik hati dan mengawini betina.

Terkadang, dalam pertarungan ini ada juga pejantan muda yang ambil bagian. Akan tetapi, para betina biasanya enggan menanggapi pejantan muda ini.

Dalam sekali musim kawin, para pejantan dan betina ini biasanya kawin dengan lebih dari satu pasangan. Setelah musim kawin selesai, para pejantan dan betina ini akan berpisah.

Kemudian, para betina ini akan mengandung bayi -bayi kambing gunung. Selama masa mengandung, para betina biasanya hidup berkelompok. Dalam satu kelompok terdiri sekitar 50 ekor.

Kambing gunung betina akan mengandung bayinya selama enam bulan. Bayi -bayi kambing gunung biasanya lahir pada musim semi atau sekitar akhir bulan Mei hingga awal Juni.

Biasanya, seekor betina hanya melahirkan satu ekor bayi kambing gunung. Ada kalanya, kelahirannya bisa lebih dari seekor, meski kondisi ini jarang terjadi.

Ketika lahir, bayi kambing gunung memiliki berat sekitar 3 kg. Menariknya, dalam beberapa jam setelah kelahirannya, bayi kambing gunung ini akan mulai lari dan memanjat tebing -tebing di sekitarnya.

Selama satu tahun pertama dalam hidupnya, bayi -bayi kambing gunung ini akan terus mengikuti induknya kemana pun. Akan tetapi, bila induknya sudah memasuki masa kawin lagi, maka anak -anak ini pun harus hidup mandiri.

Selama berkelana dengan anaknya, para indukan kambing jantan ini akan melindungi anak -anaknya dan mengajari mereka berbagai hal. Mereka belajar untuk menghindar dari bahaya dan menghadapi para predator.

Ketika ada predator, maka para ibu akan berdiri di depan anaknya. Sedangkan ketika mereka sedang merangkak di tebing curam, maka para induk ini akan berdiri di bawah anaknya untuk mencegah si anak tergelincir.

Simak juga: Kura Kura Brasil – Profil Lengkap Si Lucu yang Banyak Digemari

Habitat Kambing Gunung

Habitat kambing gunung terdapat di pegunungan dengan tebing -tebing terjal. Kambing gunung banyak ditemukan di pegunungan Rocky dan Cascade Range.

Beberapa kambing gunung juga terdapat di bagian Western Cordillera di Amerika Utara, Washington, Idaho, Montana, British Columbia, Alberta, hingga ke Yukon selatan dan Alaska bagian tenggara.

Kambing gunung merupakan hewan mamalia terbanyak yang ditemukan hidup di habitat wilayah dataran tinggi. Mereka dapat hidup pada dataran tinggi hingga 4000 meter di atas permukaan laut atau setinggi 13.000 kaki.

Status Kambing Gunung

Jumlah populasi kambing gunung relatif stabil. Mereka tidak berada pada ancaman kepunahan. Di beberapa daerah, seperti di Yellowstone National Park, mereka bahkan mengizinkan para pemburu untuk memburu kambing gunung.

Perburuan dilakukan dengan jumlah yang terbatas. Hal ini justru dilakukan sengaja untuk mengontrol serta mengurangi populasi kambing gunung.

Namun, di beberapa pegunungan lain dengan jumlah kambing gunung yang minim, para pemburu dilarang untuk berburu. Perburuan kambing gunung yang dilarang ini seperti di Cascade Mountains di Washington.

Keunikan Kambing Gunung

  • Bulu (Rambut) kambing gunung sangat tebal sehingga mampu membuatnya bertahan di suhu yang amat dingin dan bahkan mampu menahannya dari terpaan angin yang sangat kencang.
  • Tanduk hitam dimiliki oleh pejantan dan juga betina.
  • Lingkaran tahun yang ada di tanduknya tidak mempengaruhi ukuran panjang tanduk.
  • Mereka sangat mahir dalam memanjat tebing bebatuan curam. Bahkan, mereka mampu berdiri dengan leluasa pada kemiringan hampir vertikal atau 90 derajat.

Predator Kambing Gunung

  • Puma
  • Beruang
  • Serigala
  • Elang emas
  • Sejenis anjing hutan

Angka Harapan Hidup Kambing Gunung

Di alam liar, kambing gunung biasanya berusia 12 hingga 15 tahun. Ketika mereka hidup di kebun binatang, umumnya mereka dapat berusia 16 hingga 20 tahun.

Sifat Kambing Gunung

Mereka biasanya hidup berkelompok, terutama ketika musim dingin tiba. Pada saat musim dingin, mereka membentuk kelompok dalam jumlah yang lebih besar. Sedangkan ketika musim panas tiba, mereka biasanya membentuk kelompok yang lebih kecil.

Mereka biasanya lebih aktif ketika hari terang hingga tengah hari, serta menjelang petang. Para kambing gunung ini biasa menggali lubang atau cekungan kecil sedalam 2,5 hingga 5 cm. Di dalam cekungan tersebut, mereka akan beristirahat mulai dari tengah hari hingga malam.

Deskripsi

Kambing gunung memang sebuah hewan yang punya keunikan luar biasa ya? Bayangkan saja, seekor kambing yang bisa hidup di wilayah pegunungan atau di dataran tinggi. Dataran tinggi yang jadi habitat hidup mereka pun tidak biasa loh.

Umumnya mereka tinggal di tempat -tempat yang penuh dengan tebing dan jurang. Nah, di sini nih hebatnya. Para kambing gunung ini bisa dengan begitu hebat dan lincah berlarian di tebing -tebing curam. Mereka sepertinya tak khawatir jatuh atau terperosot dari tebing curam ya?

Tebing ini bisa mencapai kemiringan hingga hampir vertikal loh. Ya, sampai 90 derajat dan mereka masih juga lincah berkeliaran di tebing curam tersebut. Hebat banget deh.

Ow ya, para indukan kambing gunung ini biasanya sangat protektif terhadap wilayahnya. Kebanyakan sih yang protektif justru para betina. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk melindungi wilayah dan sumber makanan mereka.

Mereka bahkan mahir berkelahi agar dapat mendominasi suatu wilayah. Ketika berkelahi, para betina yang juga punya tanduk ini akan mengelilingi satu sama lain. Mereka pun saling menundukkan kepala untuk memamerkan tanduk mereka.

Mereka pun dapat bertarung untuk mempertahankan wilayah mereka dan diri mereka dari para predator. Jadi, kalau mereka diserang oleh serigala, beruang, anjing hutan, lynk, dan lainnya, mereka pun akan bertarung.

Mereka biasanya cukup mahir dalam mempertahankan diri. Karena selain lihai bertarung, mereka juga lincah untuk memanjat tebing curam yang tentunya sulit dilakukan oleh para predator tersebut.

Hanya saja, masalah besar datang bila pemangsa yang sedang mengincar mereka adalah elang emas. Elang yang terbang ini tentu tak kesulitan untuk memburu kambing gunung, walau pun si kambing berlarian di tebing -tebing curam bukan? Jadi, elang emas inilah yang paling berbahaya bagi si kambing gunung.

Ow ya, bagi Anda para manusia, berhati -hatilah jika Anda berkunjung ke pegunungan dan berjumpa dengan kambing gunung. Tak seperti kambing pada umumnya, kambing gunung biasanya lebih agresif terhadap manusia. Mereka bahkan bisa menyerang manusia dan mengakibatkan luka serius.

Referensi:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Mountain_goat
2. http://animals.nationalgeographic.com/animals/mammals/mountain-goat/
3. http://animaldiversity.org/accounts/Oreamnos_americanus/
*Penulis: Hasna Wijayati