Genghis Khan, Sang Penakluk dari Mongol

Siapa yang tak kenal nama Genghis Khan? Bagi kamu para yang gemar membaca kisah -kisah bersejarah, terutama kisah para tokoh yang pernah mengguncang dunia, kamu tentu pernah mendengar nama Genghis Khan. Paling tidak, kamu juga sudah punya gambaran mengenai kebesarannya dalam sejarah dunia.

Ia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia. Genghis Khan adalah orang yang mampu membangun kerajaan terbesar di dunia sebelum Kerajaan Inggris. Daerah kekuasaannya bahkan tercatat sebagai satu -satunya negara yang mampu mendominasi hampir seluruh dunia. Hmm, pokoknya luar biasa hebatlah.

Nah, bagi kamu yang belum tahu mengenai Genghis Khan dan kebesarannya dalam sejarah dunia, jangan beranjak dulu dari bacaan ini ya. Lanjut ke bawah dan simak baik -baik mengenai profil Genghis Khan, biografi Genghis Khan juga pencapaian Genghis Khan dalam sejarah dunia.

Kelahiran dan Masa Kecil Genghis Khan

Genghis Khan adalah anak dari Yesukhei yang terlahir dengan nama asli “Temujin”. Ia dilahirkan di wilayah utara bagian Mongolia Tengah sekitar tahun 1162. Bayi Temujin yang baru lahir ternyata sudah menunjukkan aura kepemimpin.

Hal ini dinyatakan dalam Secret History of the Mongols atau Rahasia Sejarah Mongolia yang merupakan buku induk dari sejarah Mongolia. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa Temujin dilahirkan dengan gumpalan darah di tangannya.

Dalam kepercayaan Mongol, ini adalah tanda bahwa bayi tersebut telah ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin di kemudian hari. Semenjak kecil, Temujin telah dibekali oleh ibunya, Heolun, tentang cara untuk bertahan hidup di suku Mongol yang terus mengalami pergolakan.

Heoln mengajarkan pada putranya tentang realitas yang harus ia hadapi dalam masyarakat kesukuan di Mongol dan bahwa ia butuh aliansi untuk bisa bertahan dengan baik.

Ketika Temujin berusia 9 tahun, sang ayah membawa Temujin untuk hidup bersama dengan keluarga calon istrinya, Borte. Sayangnya, dalam perjalanan pulang setelah mengantar Temujin, Tesukhei ditangkap oleh anggota suku Tatar yang merupakan musuhnya.

Sebetulnya, Tesukhei telah ditipu. Tesukhei adalah kepala suku. Karenanya, ia diundang untuk makan bersama dalam sebuah upaya perundingan perdamaian. Sayangnya, dalam perjamuan makan itu, Yesukhei diracuni.

Mendengar kematian sang ayah, Temujin segera kembali ke dalam sukunya. Ia mengklaim bahwa dirinya yang akan menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin klan-nya. Namun, anggota klan menolak dan tidak mengakui seorang anak yang masih sangat belia sebagai pemimpin mereka.

Tekanan demi tekanan pun dialami oleh Temujin dan keluarganya. Hingga akhirnya Temujin terlibat perkelahian dengan Bekhter, saudaranya, dan kemudian kembali mengklaim akan posisinya sebagai pemimpin dalam keluarganya sendiri.

Di usia 16 tahun, Temujin menikahi Borte. Ia lalu membangun aliansi dengan suku Konkirat. Namun, tak lama kemudian Borte diculik oleh suku Merkit yang merupakan musuhnya. Bahkan, ia dijadikan istri dari pemimpin sukunya.

Walau begitu, Temujin sukses untuk menyelamatkannya. Tak lama setelah diselamatkan dari sandera suku lawannya, Borte melahirkan seorang putra bernama Jochi. Akan tetapi, karena Borte pernah disandera dan dijadikan istri pemimpin suku Merkit, Temujin meragukan apakah Jochi adalah anak kandungnya. Walau begitu, Temujin tetap menerima Jochi sebagai putranya.

Dengan Borte, Temujin mempunyai empat orang putra. Dengan istri -istrinya yang lain, Temujin memiliki banyak anak yang lainnya. Walaupun ia mempunyai banyak anak, tapi hanya anak lelakinya dengan Borte sajalah yang diakui sebagai penerus dari keluarganya.

Masa -masa membangun dunia

Ketika Temujin menginjak usia 20, ia sempat diculik oleh sekutu keluarganya terdahulu. Tapi, Ia berhasil kabur. Setelah kabur, ia bergabung dengan saudara lelakinya dan beberapa orang dari klan lain untuk membentuk kelompok.

Perlahan, Temujin membangun kekuatannya dengan membentuk tentaranya sendiri yang berjumlah lebih dari 20.000 orang. Ia berencana untuk menghancurkan kelompok -kelompok tradisional di antara suku -suku yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyatukan seluruh suku yang ada Mongol di bawah atarannya.

Dengan kemampuannya dalam mengkombinasikan taktik militer dan teknik tempur yang brutal, Temujin pun berusaha untuk membalaskan dendam atas kematia ayahnya dengan cara menghabisi tentara Tatar. Ia bahkan memerintahkan untuk membunuh setiap suku Tatar lelaki yang tingginya lebih dari 3 kaki.

Di tahun 1206, Temujin juga berhasil mengalahkan kekuatan suku Naiman yang terkenal hebat. Kemenangannya ini mengantarkan Temujin untuk mengontrol wilayah Mongolia bagian tengah dan timur.

Temujin, alias Genghis Khan sukses memperkuat kekuatan militer Mongolia dengan segala taktiknya yang handal. Ia bahkan mempunyai banyak sekali mata -mata yang bekerja dalam jaringan yang cepat dan luas sehingga ia bisa dengan segera mengetahui kekuatan dan tekonologi yang dimiliki oleh musuhnya.

Temujin juga mempunyai tentara -tentara terhebat. Setiap prajuritnya sangat siap dengan segala peralatan dan mahir pula dalam menggunakan alat -alat perang. Tak hanya memiliki kemampuan perang yang hebat, setiap prajuritnya juga punya kemampuan bertahan hidup yang hebat.

Kebesaran dan kekuatan Temujin pun semakin dikenal di seluruh Mongolia. Begitu mendengar penaklukan Temujin terhadap banyak suku di Mongol, para pemimpin suku lain pun setuju untuk berdamai dengan Temujin.

Mereka bahkan menganugerahkan Temujin dengan gelar “Genghis Khan” yang berarti “universal ruler” atau bisa disebut “penguasa semesta”. Gelar Genghis Khan ini tidak hanya diberikan dalam ranah kepentingan politik saja, melainkan juga dalam hal perubahan spiritual.

Bahkan, pemimin Shaman juga mendeklarasikan Genghis Khan sebagai representasi dari “Mongke Koko Tengri” atau “Eternal Blue Sky / Langit Biru Abadi”, yang merupakan lambang dari dewa tertinggi di Mongol.

Dengan deklarasi -deklarasi seperti ini, Temujin pun semakin dikenal sebagai Genghis Khan dan artinya ia juga diakui sebagai orang yang ditakdirkan untuk menguasai dunia. Kerajaan Mongol yang dipimpin Temujin tidaklah buruk.

Ia mengajarkan tentang toleransi beragama pada kerajaan Mongol yang dipimpinnya. Hanya saja, ia juga mengajarkan bahwa Great Khan setara dengan Tuhan. Artinya, siapa yang menentang Genghis Khan berarti juga menentang Tuhan. Ia menyebut dirinya adalah cambuk milik Tuhan yang siap menghukum siapa pun yang bersalah terhadap aturan Tuhan.

Perluasan Kekuasaan Genghis Khan

Genghis Khan tidak hanya berusaha menguasai wilayah Mongol saja. Kesuksesannya membuat dirinya ingin untuk menyatukan lebih banyak negara di dunia. Kemudian, untuk mencapai keinginannya ini, Genghis Khan juga memilih jalur diplomasi.

Genghis Khan membangun diplomasi dengan mendirikan hubungan dagang dengan dinasti -dinasti lain seperti Khwarizm Dynasty, a Turkish, Persia, and Afghanistan.

Kematian Genghis Khan

Genghis Khan meninggal di tahun 1227. Ia meninggal tak lama setelah sukses menundukkan Xi Xia. Walau begitu, masih belum diketahui jelas tentang alasan meninggalnya Genghis Khan.

Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa kematiannya disebabkan karena ia jatuh dari kuda saat berburu, ada yang menyebut ia meninggal karena kelelahan atau pun terluka. Sebagian lain menyebut, Genghis Khan mungkin mempunyai masalah pada organ tubuhnya sehingga menyebabkan kematian.

Setelah meninggal, Genghis Khan dikuburkan dengan cara yang unik. Ia dikubur di suatu tempat yang tersembunyai, tanpa ada tanda apa -apa mengenai lokasi kuburannya.

Kesimpulan tentang Genghis Khan

Genghis Khan adalah pemimpin besar Mongolia yang hidup mulai tahun 1162 hingga 1227. Ia tumbuh besar dengan cara yang sederhana. Dengan perjuangan yang keras, panjang dan perlahan, pria bernama kecil Temujin ini sukses membentuk kerajaan terbesar dalam sejarah dunia.

Setelah sukses menyatukan beberapa suku nomaden di Mongolia, ia juga berhasil menaklukan berbagai wilayah lain di Asia dan benua - benua lainnya. Genghis Khan sukses menundukkan wilayah Asia Tengah, China, Syria, Korea dan Vietnam.

Referensi:

1. http://www.biography.com/people/genghis-khan-9308634
2. http://www.history.com/topics/genghis-khan

Gambar:

abcnews.go.com

*Penulis: Hasna Wijayati