Kisah Inspirasi dari Ronald Reagan tentang Tanggung Jawab – Nilai Seekor Ikan

Kali ini ada kisah inspirasi yang menarik, unik dan ringan, tapi, sarat akan makna. Kisah inspirasi ini berasal dari cuplikan kehidupan Ronald Reagan loh. Kamu tahu Ronald Reagan bukan? Itu loh, Presiden Amerika Serikat yang ke- 40, yang menjabat tahun 1981 sampai 1989. Tahu khan?

Sosok presiden dari negara adi daya tentu saja wajar bila begitu populer. Ia adalah orang nomor wahid dari negara yang sering disebut –sebut sebagai negara nomor wahid pula soal kedigdayaan.

Karenanya, sudah sewajarnya pula bila ia diperlakukan selayaknya orang nomor wahid, mendapat pelayanan yang nomor wahid, dan mengurusi hal –hal yang nomor wahid pula. Apa yang biasa ia perbincangkan, lakukan, urusi, adalah hal yang besar. Seiring dengan hal yang besar, sudah pasti ada tanggung jawab besar pula yang ia emban.

Tapi, apakah orang sebesar Ronald Reagan yang terbiasa dengan mengurusi hal –hal besar, hanya semata –mata peduli dengan hal –hal dan tanggung jawab yang besar saja? Apakah ia lantas melupakan tanggung jawab kecil lain, yang sekiranya tidak ada hubungannya dengan kemaslahatan masyarakat secara umum?

Inilah yang unik dan menarik dari Ronald Reagan. Sosok yang besar ini punya kisah inspirasi menarik tentang tanggung jawab. Ia adalah sosok yang begitu peduli akan nilai tanggung jawab, sekecil apa pun itu. Ia tak enggan mengurusi hal –hal kecil sekali pun.

Arti Tanggung Jawab Menurut Ronald Reagan

Amerika Serikat sempat terlibat dalam perang dingin dengan Uni Soviet. Pada tahun 1985, perang dingin ini sempat mereda. Kala itu Amerika Serikat dan Uni Soviet sama –sama menunjukkan serangkaian usaha untuk mengakhiri persaingan sengit persenjataan mereka yang selama itu terus membuat dunia merasa ngeri.

Pada tahun tersebutlah, Ronald Reagan yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat mengunjungi Jenewa, Swiss. Ia ingin menghadiri sebuah pertemuan dengan pemimpin Uni Soviet kala itu, yakni Mikhail Gorbachev. Ini adalah pertemuan besar, karena keduanya hendak membahas mengenai pelucutan senjata nuklir sebagai upaya untuk meredakan perang dingin kala itu.

Karena berada di luar negeri di mana ia tidak memiliki rumah sendiri, tentunya Ronald Reagan membutuhkan akomodasi sebagai tempat menginap bukan? Ternyata Reagan enggan menginap di hotel atau pun di kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Swiss. Ia justru memilih untuk menginal di rumah salah seorang kawan karibnya bernama Sally.

Kebetulan, rumah Sally pun hendak ditinggalkan oleh para pemilik rumah karena Sally dan keluarganya berencana liburan ke luar daerah. Jadilah, Reagan bisa tinggal di rumah itu dengan lebih leluasa tanpa terganggu.

Saat akan pergi berlibur, Sally berpamitan pada sahabat karibnya, Ronald Reagan. Salah satu pesannya “Anakku memelihara seekor ikan mas kecil di dalam kamarnya. Ia sangat menyayangi ikan itu. Maukah kamu memberi ikan itu makan setiap pagi? Maaf jika itu merepotkanmu”.

“Oh tentu saja tidak. Tidak apa –apa.” Jawab Reagan menerima tanggung jawab pemeliharaan ikan kecil itu.

Tapi malang sungguh ikan kecil itu. Esok paginya, Reagan memasuki kamar di mana ikan itu berada. Reagan dikejutkan karena ikan mas kecil itu ternyata sudah mati. Ia pun dengan segera memerintahkan para pengawalnya untuk mencari ikan yang semirip mungkin dengan ikan mas kecil yang mati itu di pasar.

Hingga akhirnya ia menemukan dua ekor ikan yang memang tampak sangat mirip. Ia pun menempatkan ikan itu ke dalam aquarium dan mengganti ikan yang mati tersebut dengan begitu hati –hati. Ia juga memberikan sebuah memo yang di dalamnya telah ia tulis mengenai apa yang telah terjadi pada ikan kecil itu.

Berikutnya, ia pun beranjak pergi untuk menemui Mikhail Gorbachev guna melakukan sebuah perundingan penting dan besar. Tentunya, pertemuannya dengan Mikhail Gorbachev adalah hal yang begitu penting dan bersejarah sekaligus amat berpengaruh bagi dunia ini.

Tapi, perkara ikan itu, sebetulnya tidak akan ada pengaruhnya bagi dunia, jika Ronald Reagan tidak menyempatkan diri untuk mencari ikan yang mirip. Lagipula, itu hanya sekedar tanggung jawab kecil. Perkara yang amat kecil, kepada seorang anak kecil.

Tapi, begitu kah yang ada di dalam pikiran Ronald Reagan? Hmm. Rupanya tidak . Reagan adalah orang yang begitu menghargai akan tanggung jawab. Ia tak pernah meremehkan nilai tanggung jawab yang telah ia pegang.

Apa pun itu, sekecil apa pun itu. Jika ia sudah berjanji dan menerima sebuah tanggung jawab, maka ia akan memegangnya. Sekali pun tanggung jawab itu tak sebanding dengan dirinya yang sudah menjadi salah seorang nomor wahid di dunia.

Jika Ronald Reagan yang sebesar itu saja tak pernah meremehkan tanggung jawab kecil, bagaimana dengan kita yang hanya sosok kecil di dunia ini? Apa arti tanggung jawab bagimu? Sudah dapat kisah inspirasi dari Ronald Reagan yang bisa dipetik?

Sumber:

Purna, Asep. 2011. 101 Kisah Inspiratif. Jakarta: GagasMedia.

*Penulis: Hasna Wijayati