Pengertian dan 6 Jenis Angin

Siapa yang tidak pernah merasakan angin? Angin menjadi salah satu fenomena alam yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Baik di dalam rumah maupun di luar rumah, kita akan sering berpapasan dengan angin. Angin pun bisa jadi hal yang menguntungkan, namun tidak mustahil pula bila angin menjadi hal yang merugikan kita.

Pengertian dan 6 Jenis Angin

Meskipun sudah begitu akrab dengan angin, sudah tahukah kamu tentang apa pengertian angin, dan apa saja jenis -jenis angin yang ada? Ya, angin memiliki beragam jenis yang dikenal. Untuk itu, kita pun perlu mempelajari jenis jenis angin yang ada agar lebih paham mengenai fenomena alam yang satu ini.

Pengertian Angin

Angin merupakan suatu fenomena yang dapat diartikan sebagai massa udara yang bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat lain. Angin ini bergerak karena tiupan yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara di suatu daerah. Angin bergerak dari daerah dengan tekanan udara maksimum menuju ke daerah bertekanan udara minimum.

Angin juga mempunyai sifat- sifat tertentu yang penting untuk diketahui,yakni kekuatan angin, arah angin dan kecepatan angin. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat bernama anemometer. Jika angin semakin cepat bertiup, maka mangkuk pengukur dalam anemometer ini akan semakin cepat berputar.

Jenis Jenis Angin

Angin atau udara yang bergerak ini pada dasarnya ada berbagai jenis. Dalam keseharian, kita mengenal beberapa jenis angin yang berbeda. Penamaan jenis jenis angin ini umumnya bergantung pada dari arah mana angin tersebut bertiup.

Jadi, semisal angin bertiup dari arah gunung, maka disebut angin gunung. Jika angin datang dari arah barat, maka disebut sebagai angin barat. Beberapa jenis angin dinamai berdasarkan sifatnya. Nah, lantas, apa saja jenis -jenis angin yang perlu kita ketahui? Berikut penjabarannya.

1# Angin Passat (Trade Wind)

Angin Passat merupakan jenis angin yang bertiup dengan sifat tetap sepanjang tahun, berasal dari daerah subtropik menuju daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat menggunakan sifat umum angin yakni berasal dari daerah bertekanan maksimum subtropik menuju ke daerah minimum ekuator.

Angin Passat bertiup sesuai dengan hukum Buys Ballot, yang berbunyi bahwa karena pengaruh dari gaya Corriolis (rotasi bumi), maka angin di belahan bumi utara berbelok ke arah kanan, sedangkan angin di belahan bumi selatan akan bergerak ke arah kiri.

Angin Passat yang datang dari arah timur laut, atau di daerah dengan iklim tropika di belahan bumi utara, disebut sebagai angin Passat Timur. Sedangkan Angin Passat yang datangnya dari arah tenggara, disebut sebagai Angin Passat Tenggara.

Kedua angin passat ini bertemu di sekitar khatulistiwa. Pertemuan kedua angin passat ini menyebabkan temperatur di wilayah tropis selalu tinggi. Akibatnya, maka massa udara yang ada dipaksa naik secara vertikal (konveksi).

Daerah pertemuan dari kedua jenis Angin Passat ini juga dinamakan daerah teduh khatulistiwa (doldrums) atau daerah tidak ada angin. Selain itu, disebut juga sebagai Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT), yakni daerah zona dengan suhu udara paling tinggi.

Karena suhunya yang tinggi ini, maka daerah tersebut juga disebut ekuator thermal. Suhu yang tinggi ini, mengakibatkan tekanan udara menjadi rendah.

2# Angin Anti-Passat

Berkebalikan dengan angin Passat, udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan kemudian turun di daerah maksimum subtropik adalah Angin Anti-Passat. Angin Passat ini juga ada dua jenis.

Jika angin anti-passat ini berada di belahan bumi utara, maka disebut sebagai Angin Anti-Passat Barat Daya. Sedangkan yang berada di belahan bumi selatan disebut sebagai Angin Anti-Passat Barat Laut.

Di daerah sekitar lintang 20°–30° LU dan LS, Angin Anti-Passat akan turun kembali secara vertikal sebagai angin yang sifatnya kering. Angin kering ini akan menyerap uap air yang ada di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuklah gurun di muka bumi yang sifatnya kering.

Contoh gurun yang disebabkan oleh angin kering ini misalnya adalah gurun -gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara di Afrika, dan gurun di Australia.

3# Angin Barat (Westerlies)

Angin Barat merupakan angin yang selalu berembus dari arah barat bumi sepanjang tahun, yakni pada daerah garis lintang 35°LU–60°LU dan 35°LS–60°LS. Angin barat ada yang sifatnya yang lebih stabil dan teratur, yakni yang berada di daerah 40°LS–60°LS. Di daerah tersebut, letaknya lebih luas sehingga udaranya jadi relatif merata.

Pengaruh Angin Barat di belahan bumi utara tidak begitu dapat dirasakan karena adanya hambatan dari benua. Sedangkan pengaruh angin barat di belahan bumi Selatan sangat besar, terutama di daerah 60° LS. Sebab, di daerah ini bertiup Angin Barat yang sangat kencang. Angin ini oleh pelaut-pelaut sering disebut roaring forties.

4# Angin Timur Kutub (Polar Easterlies)

Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi memiliki daerah yang bertekanan udara maksimum. Dari daerah inilah, kemudian mengalir angin menuju ke daerah minimum subpolar (60° LU/LS). Angin inilah yang disebut sebagai angin Timur, karena berasal dari wilayah Timur Kutub. Angin Timur mempunyai sifat dingin karena asalnya yang dari daerah kutub.

5# Angin Muson (Monsun)

Angin Muson merupakan jenis angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya, pada setengah tahun pertama akan bertiup angin darat yang sifatnya kering dan setengah tahun berikutnya, akan bertiup angin laut yang sifatnya basah.

Biasanya, pada bulan April sampai Oktober, wilayah Asia mengalami tekanan udara minimum sedangkan di Afrika Selatan dan Australia mengalami tekanan udara maksimum. Pada saat tersebutlah mengalir angin musim dari arah Afrika bagian selatan dan Australia menuju ke wilayah Asia.

Bagi kawasan Indonesia, angin tersebut merupakan angin musim tenggara atau timur. Angin ini tidak membawa hujan karena tidak melewati lautan yang luas saat berhembus. Akan tetapi, pada wilayah bagian selatan yakni di Pulau Seram dan Pantai Timur Sulawesi Selatan, pada saat itu akan turun hujan.

Hanya saja, persebaran hujan dari angin ini tidak merata di setiap wilayah. Semakin ke timur, curah hujan cenderung semakin berkurang karena kandungan uap air yang semakin sedikit. Karena angin musim ini berasal dari wilayah barat, maka angin musim ini diberi nama angin Muson Barat.

Untuk bulan Oktober sampai April, matahari terdapat di belahan bumi selatan. Pada saat ini, di Afrika Selatan dan Australia akan mengalami tekanan udara yang minimum, dan di Asia mengalami tekanan udara maksimum.

Karenanya, Angin akan berembus dari Asia menuju ke Afrika Selatan dan Australia. Angin ini banyak membawa uap air karena melewati daerah Samudera Pasifik. Akibatnya, ketika angin ini berembus dan melewati Indonesia, wilayah Indonesia akan banyak turun hujan. Angin ini diberi nama angin Muson Timur.

Di antara kedua musim tersebut, ada musim yang disebut dengan musim pancaroba. Ciri -ciri musim pancaroba ini adalah udara yang terasa panas, arah angin tidak teratur, dan sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, disertai hujan yang turun dengan lebat.

Simak juga: Pengertian dan 10 Macam Erosi

6# Angin Lokal

Selain angin musim, Indonesia juga mengalami angin lokal (setempat). Angin lokal ini meliputi :

6.a# Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat dan angin laut adalah jenis angin yang sering dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi para penduduk yang menetap di daerah pesisir. Angin darat bertiup dari arah daratan menuju ke lautan, sedangkan angin laut datangnya dari arah laut menuju ke wilayah darat.

Jika dilihat dari sifat bendanya, daratan merupakan benda padat, sedangkan lautan merupakan benda cair. Daratan yang merupakan benda padat ini memiliki sifat yang mudah menyerap panas sinar matahari dan lebih cepat pula melepaskan panas.

Karenanya, di malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Karena suhu di daratan pada malam hari lebih rendah, maka tekanan udara di daratan menjadi tinggi (maksimum), sedangkan tekanan udara di lautan lebih rendah.

Sesuai dengan hukum Buys Ballot, udara mengalami pergerakan dari daerah dengan tekanan udara maksimum menuju ke daerah minimum. Jadi, di malam hari bertiuplah angin dari darat menuju ke laut. Angin inilah yang dinamakan sebagai angin darat.

Sedangkan di siang hari, daratan lebih cepat menerima panas dan lautan relatif lebih lambat. Akibatnya, daratan merupakan pusat tekanan rendah (minimum) sementara lautan merupakan pusat tekanan tinggi (maksimum). Pada kondisi ini, di siang hari berembuslah angin dari laut menuju daratan, yang dinamakan angin laut.

Bagi para nelayan, angin darat ini mempunyai manfaat tersendiri. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk pergi melaut di malam hari. Bagi para nelayan, angin laut dimanfaatkan untuk kembali ke daratan.

6.b# Angin Gunung dan Angin Lembah

Angin gunung adalah jenis angin yang bergerak dari arah gunung menuju ke lembah. Sebaliknya, angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah menuju ke arah gunung.

Proses terjadinya angin gunung dan angin lembah ini tidak jauh berbeda dengan proses pada angin darat dan angin laut. Di pagi hari hingga kira-kira pukul 14.00, gunung atau pegunungan lebih cepat menerima panas matahari dibandingkan dengan lembah.

Akibatnya, di siang hari suhu udara pada gunung atau pegunungan akan lebih tinggi daripada di lembah. Inilah yang menyebabkan tekanan udara di wilayah gunung atau pegunungan relatif lebih rendah (minimum), sedangkan tekanan udara di lembah lebih tinggi.

Kemudian, berembuslah angin dari arah lembah menuju ke gunung. Angin yang berembus dari lembah ini disebut dengan angin lembah. Angin lembah, berhembus pada pagi hari hingga menjelang sore.

Sedangkan pada sore dan malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, yakni suhu udara yang relatif tinggi di wilayah lembah daripada di gunung atau pegunungan. Kondisi ini menyebabkan tekanan udara di lembah jadi lebih rendah (minimum). Pada waktu inilah, berembus angin yang bertiup dari arah gunung menuju ke lembah, atau yang dinamakan angin gunung.

Suasana dari kedua angin ini bisa sangat terasa jika Anda berada di wilayah kaki gunung atau di wilayah pegunungan.

6.c# Angin Jatuh atau Angin Fohn

Angin jatuh juga disebut angin fohn. Fohn merupakan angin jatuh atau turun yang sifatnya kering dan panas. Angin sejenis ini awalnya diketahui terjadi di wilayah lereng pegunungan Alpina Utara. Angin sejenis ini yang terjadi di daerah tersebut disebut angin fohn yakni angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan.

Jika dilihat dari proses terjadinya angin, angin jatuh ini bisa dikatakan hampir sama dengan angin gunung. Hanya saja, terdapat perbedaan antara angin jatuh dan angin gunung yang terletak pada sifat-sifatnya.

Angin jatuh umumnya bersifat kering dan panas. Ini terjadi apabila angin jatuh bertiup dari daerah yang memiliki temperatur lebih tinggi dari pada daerah yang didatangi.

Contoh angin jatuh yang terjadi di Indonesia, misalnya Angin Wambraw (Biak), Angin Bahorok (Deli), Angin Kumbang (Cirebon), Angin Gending (Pasuruan), dan Brubu (Makassar).

Jenis angin jatuh ini juga dapat bersifat kering dan dingin apabila angin bergerak dari puncak pegunungan yang tinggi. Contohnya seperti pada Angin Mistraldi di pantai selatan Prancis, Angin Boradi di pantai Samudra Atlantik, dan Angin Sciroccodi yang terjadi di pantai Laut Adriatik.

Referensi :

  1. Anjayani, Eni dan Tri Haryanto. 2009. Geografi : Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
  2. Rahayu, Saptanti dkk. 2009. Nuansa Geografi 1: untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
*Penulis: Hasna Wijayati

Materi lain: