Penyerbuan Penjara Bastille Sebagai Awal Revolusi Perancis

Pada pembahasan mengenai Revolusi Perancis, maka kita akan menemukan pula pembahasan tentang penjara Bastile, tepatnya mengenai penyerbuan rakyat di penjara tersebut.

Penyerbuan rakyat terhadap penjara Bastille ini terjadi pada tanggal 14 Juli 1789. Penjara Bastille yang terletak di Paris tersebut, diserang pada saat terjadi revolusi Perancis. Tindakan penyerangan terhadap penjara Bastille diilhami oleh revolusi Amerika.

Mereka melihat bagaimana revolusi Amerika berhasil hingga akhirnya negara tersebut mampu memerdekakan diri yang terjadi pada tanggal 4 Juli 1776. Lantas, seperti apa revolusi Amerika tersebut?

Keberhasilan revolusi Amerika yakni, karena mereka mampu meraih kemerekaan. Bahkan, mereka juga dapat mampu sekaligus mengadakan perang kemerdekaan dalam melawan Kerajaan Inggris yang kala itu tetap berusaha untuk menguasai benua tersebut.

Hal inilah yang membuat rakyat Perancis untuk melakukan pemberontakan terhadap penindasan yang dilakukan oleh raja dan kaum bangsawannya. Berdasarkan pada kondisi tersebut, muncullah penyerbuan terhadap penjara Bastille. Pada masa tersebut, Penjara Bastille dianggap sebagai lambang kekuasaan mutlak raja.

Semula Bastille merupakan sebuah benteng pertahanan yang terdapat di Kota Paris. Benteng tersebut telah dibangun pada tahun 1300. Namun, fungsi benteng ini kemudian diubah, dan dijadikan sebagai penjara.

Bastille sering digunakan untuk memenjarakan para tahanan politik yang tidak sejalan dengan pemikiran kerajaan. Karenanya, kerajaan pun mulai dianggap sebagai simbol kekuasaan yang absolut. Dapat dilihat, kekuasaan yang ada dimiliki oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan saja.

Karenanya, Rakyat melakukan penyerbuan di penjara Bastille, yang bermula pada tanggal 27 Juni 1789. Rakyat merasa muak dan marah terhadap kepemimpinan yang dilakukan oleh Raja Louis XVI. Raja Louis hidup dengan bermewahan. Padahal, rakyat yang ada di bawah kepemimpinannya mengalami kelaparan yang sungguh menyiksa.

Untuk menghadapi kerajaan, rakyat juga memiliki keinginan untuk membebaskan para tokoh dan pimpinan politik yang dipenjara, yang berjumlah 7 orang. Third Estate yang menjadi perwakilan rakyat jelata Perancis, akhirnya mulai mendeklarasikan Majelis Nasional, dan mulai menyusun undang – undang.

Louis XVI yang pada awalnya mengalah dan mengesahkan Majelis Nasional, kemudian berbalik arah secara total . Louis XVI mulai memerintahkan tentara Perancis untuk melakukan pengepungan di Paris dan memecat Menteri Keuangan Jacques Necker.

Pelajari juga: Sejarah Sarekat Islam

Necker dipecat oleh Louis XVI, sebab dianggap telah berpihak pada rakyat Perancis. Raja Louis juga mengeluarkan deklarasi hak – hak manusia dan warga negara atau declaration des droits de i’home et du citoyen, tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1789. Pengeluaran deklarasi ini justru memicu rakyat Paris untuk melakukan pemberontakan.

Pada malam hari di tanggal 13 Juli 1789, rakyat Perancis mulai menyerbu gudang senjata Bastille. Dari penyerbuan tersebut, Rakyat Perancis mendapatkan ribuan senapan musket dan amunisi. Keesokan harinya, rakyat Paris berhasil mengepung penjara Bastille.

Bernard Jordan de Launay yang menjadi pemimpin militer dalam penjara Bastille, menolak untuk menyerahkan penjara tersebut. De Launay dan pasukannya berhasil menahan serbuan massa selama beberapa waktu.

Sayangnya, semakin banyak rakyat yang berkumpul di sekitar penjara Bastille, membuat De Launay akhirnya menyerah. Penyerahan tersebut dilakukan de Launay, setelah sekelompok tentara Garda Perancis yang membelok untuk ikut bergabung dalam penyerbuan dengan membawa meriam.

Direbutnya penjara Bastille menunjukkan dimulainya Revolusi Perancis. Para revolusioner pun telah berhasil menguasai penjara tersebut. Selain itu, para revolusioner juga telah menguasai wilayah – wilayah lainnya di Perancis, serta memaksa Louis XVI untuk mengakui pemerintahan konstitusional.

Pada saat penyerbuan tersebut, rakyat Perancis berhasil mengganti bendera raja dengan bendera nasional. Para revolusioner juga telah memaksa Louis XVI untuk mengakui pemerintahan konstitusional. Kemudian, akhirnya, Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette dihukum penggal dengan menggunakan guiollotine.

Hukuman penggal yang dilakukan oleh Louis XVI dan istrinya dilakukan pada tahun 1792. Semenjak saat itu, setiap tanggal 14 Juli diperingati sebagai Hari Nasional Perancis. Selain dikenal sebagai Hari Nasional Perancis, juga dikenal dengan nama Bastille Day atau Hari Bastille.

Penjara bersejarah itu sendiri telah dirobohkan atas perintah pemerintahan revolusioner Perancis beberapa hari setelah dilakukan penyerbuan yang bersejarah tersebut.

Referensi:

1. Adam, A.W. 2009. Membongkar Mnaipulasi Sejarah, Kontroversi Pelaku, dan Peristiwa. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
2. Joesoef, D. 2010. Emak: Penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
3. http://news.okezone.com/read/2015/07/13/18/1181035/14-juli-1789-penyerangan-bastille-revolusi-prancis-dimulai
4. http://brainly.co.id/tugas/1594889
*Penulis: Indriyana Rachmawati