Mengungkapkan Kalimat dengan Jelas, Lancar, Bernalar, dan Wajar


Pembahasan tentang kalimat menjadi bagian yang menarik. Menarik karena kita mengenal banyak hal tentang jenis dan bentuk kalimat. Artikel ini akan membahas tentang mengungkapkan kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar.

Untuk mencapai itu, maka penting bagi kita untuk memahami tentang tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda. Setelah kita memahami tentang itu, kita akan mampu membaca indah. Bahkan, membaca teks pengumuman.

Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda

Mengungkapkan kalimat tidak lengkap rasanya, tanpa belajar tentang tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda. Kalimat lisan yang digunakan oleh setiap orang, dituntut untuk diucapkan secara jelas dan lancar.

Kalimat yang diucapkan dengan jelas dan lancar, akan membuat orang lain atau pendengar memahami dengan jelas, maksud yang hendak disampaikan oleh pembicara. Oleh karea itu, perlu dicermati dengan baik mengenai tekanan, intonasi, jeda, dan irama.

Tekanan berhubungan dengan keras dan lembutnya dalam mengucapkan. Tekanan ditunjukkan untuk menunjukkan bagian yang akan ditonjolkan atau merupakan bagian yang dipentingkan. Pengucapan yang mengandung tekanan dapat didukung dengan ekspresi maupun mimik wajah yang serius.

Intonasi berhubungan dengan naik dan turunnya pengucapan kalimat. Pada umumnya, intonasi ditunjukkan dengan lambang titinada 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 untuk menunjukkan titinada yang terendah.

Angka 4 untuk menunjukkan titinada yang tertinggi. Satu kalimat dapat diungkapkan ke dalam beberapa makna. Pengungkapannya tersebut disesuaikan dengan intonasi dalam pengucapannya.

Irama dalam suatu kalimat berhubungan dengan panjang dan pendeknya dalam pengucapan. Irama berhubungan dengan tempo dalam bicara. Tempo bicara seseorang ditentukan oleh suasana hati yang sedang dialami oleh orang tersebut.

Susana hati individu yang riang atau serius, pada umumnya menggunakan tempo bicara yang cepat. Meskipun tempo bicara yang cepat, dapat pula menunjukkan kemarahan seseorang.

Untuk menunjukkan hal – hal yang penting, pada umumnya akan menggunakan tempo dalam bicara yang diperlambat. Sedangkan untuk menunjukkan perasaan gugup atau panik, pada umumnya orang akan menggunakan tempo bicara yang pendek atau terpatah – patah. Penggunaan irama akhir yang panjang dalam pengucapan seseorang, pada umumnya digunakan untuk kalimat seruan atau kalimat interjeksi.

Kalimat seruan tersebut, antara lain takjub, heran, atau kesakitan. Dan termasuk juga dalam ucapan pertanyaan yang menggunakan nada kaget atau tidak yakin. Penggunaan intonasi, irama, dan nada secara variatif terjadi pada suatu dialog atau percakapan. Percakapan tersebut dapat secara tidak melihat langsung pada pembicara dan tidak berhadapan langsung dengan pembicara.

Intonasi menjadi hal yang penting untuk disampaikan, ketika berbicara pada orang lain. Tujuan penggunaan intonasi yaitu untuk menyampaikan maksud dari kalimat yang diutarakan. Bahkan dalam suatu dialog pada saat drama, mengucapkan kalimat dengan memperhatikan intonasi, nada, tekanan, dan irama yang tepat pada ekspresi. Selain ekspresi, penggunaan gerakan untuk lebih menghidupkan dialog. Sehingga penonton dapat memahami isi dari dialog tersebut.

Selain penggunaan nada, irama, tekanan, dan intonasi, masih terdapat unsur – unsur yang lain yang perlu diperhatikan dalam pengucapan suatu kalimat. Unsur tersebut, yaitu jeda atau penghentian. Jeda memiliki fungsi untuk memberikan tanda dalam batasan suatu kalimat.

Jeda dalam tulisan ditunjukkan dengan spasi maupun tanda baca titik (.), koma (,), tanda pagar (#), dan garis miring (/). Jeda dapat digunakan untuk membuat suatu kalimat yang panjang untuk dibagi menjadi dua kalimat pendek. Meskipun dibuat menjadi dua kalimat pendek, namun tidak akan mengubah pengertian dari kalimat tersebut.

Namun ketika kalimat diucapkan secara lisan, maka faktor pendukung yang lebih digunakan yaitu tekanan, intonasi, irama, nada, dan jeda. Namun tidak memasukkan faktor pendukung lain, seperti ekspresi dan gerakan.

Menggunakan tekanan, intonasi, jeda, irama, dan nada secara tepat akan menghindarkan seseorang dari kesalahpahaman dalam bicara. Selain itu juga akan menghindarkan kesalahan dalam nalar. Penggunaan intonasi, jeda, irama, nada, dan tekanan yang tepat, akan menjadikan suatu kalimat menjadi lancar, jelas, bernalar, dan wajar.

Artikel terkait: Teks Eksplanasi (Pengertian, Ciri – ciri, Struktur, dan Contoh)

Membaca Indah

Menggunakan kata – kata yang indah merupakan ciri – ciri kalimat dalam bahasa sastra. Prosa, puisi, dan drama merupakan golongan dari sastra. Sastra – sastra tersebut dapat dibacakan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain maupun dalam suatu pertunjukan.

Pembacaan karya sastra perlu memahami isi atau kandungan yang hendak disampaikan pada pendengar. Selain itu, pembacaan karya sastra juga membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang watak, tokoh, gaya bahasa, dan maksud dari setiap kalimat yang diucapkan oleh tokoh – tokoh tersebut dalam setiap dialognya.

Penggunaan intonasi, tekanan, irama, nada, dan jeda harus diperhatikan pada saat membacakan dialog atau percakapan. Tujuannya yaitu agar pendengar dapat menikmati, menghayati, dan memahami jalan cerita yang disampaikan.

Pendengar juga akan memahami unsur – unsur intrinsik dari dialog tersebut. Unsur – unsur intrinsik tersebut, antara lain tema, tokoh, watak dari tokoh, setting, amanah yang hendak disampaikan, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Namun berbeda dengan karya sastra dengan bentuk lain, seperti puisi. Dalam karya sastra bentuk puisi, pembaca harus memperhatikan unsur – unsur pembangun puisi. Unsur – unsur tersebut, antara lain gaya bahasa, pilihan kata atau diksi, rima atau persajakan, tipografi, dan pencitraan. Tokoh yang ada dalam puisi, pada umumnya disembunyikan. Pembaca harus memahami tema puisi tersebut. Selain tema, pembaca harus memahami tentang pesan yang akan disampaikan dalam puisi.

Tema dan kandungan isi dalam puisi dapat dilihat dari judul, pilihan kata, dan simbol – simbol yang digunakan dalam puisi. Kata yang digunakan dalam puisi tidak harus bermakna denotasi. Kata – kata yang digunakan dapat bersifat konotasi atau kiasan.

Pembacaan setiap larik puisi, perlu memperhatikan intonasi, tekanan, irama, dan nada. Selain itu, pembaca puisi juga perlu berhati – hati dalam memberikan jeda disetiap kata maupun kelompok kata. Sebab, jika tidak hati – hati dalam memberikan jeda pada kata maupun kelompok kata, akan mengaburkan arti dari bacaan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, ketika membacakan puisi, yaitu sebagai berikut.

  • Membaca secara menyeluruh tentang isi puisi untuk menangkap kandungan makna secara umum.
  • Memahami maksud dari setiap lirik puisi
  • Memahami suasana puisi, seperti kecewa, semangat, dan sedih.
  • Memperhatikan rima dalam persamaan bunyi.
  • Memperhatikan pengulangan kata yang ada, dalam bentuk repetisi.
  • Memberikan tanda jeda pada kata – kata, frasa, maupun klausa yang memiliki kesatuan arti.
  • Memberikan penekanan pada kata yang diulang.
  • Memperhatikan kata – kata yang bermakna kiasan.

Membaca indah berkaitan dengan membaca puisi dengan menggunakan tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda yang sesuai. Tujuannya agar dapat menangkap isi dari puisi tersebut. Selain itu, hal tersebut akan dapat memperindah puisi yang disampaikan. Selanjutnya, kita akan membahas tentang membaca teks pengumuman.

Artikel terkait: Pengertian dan Penjelasan Ejaan yang Disempurnakan

Membaca Teks Pengumuman

Teks yang dimuat dalam pengumuman, bersifat informatif. Artinya adalah setiap kalimat yang dimuat dalam teks pengumuman harus diketahui oleh masyarakat yang dituju (pembaca). Membacakan pengumuman, tidak boleh dilakukan dengan asal – asalan. Penggunaan intonasi, tekanan, jeda, irama, dan nada juga harus diperhatikan. Bagian – bagian isi dari pengumuman harus diketahui dan dipahami oleh pendengar.

Apa saja yang perlu diperhatikan, ketika membaca pengumuman?

  • Membacakan dengan menggunakan suara yang cukup dapat didengar oleh pendengar.
  • Kata dalam pengumuman ditulis dengan diberikan tekanan pada awal dan suku akhirnya.
  • Kata maupun frasa yang menjadi bagian yang penting, perlu diberikan tekanan.
  • Rincian dibacakan dengan menggunakan tempo yang lebih lembut.
  • Kalimat yang panjang perlu dibaca dengan per frasa maupun klausa.
  • Memperhatikan tanda baca.
  • Tanda jeda yang ada dalam setiap frasa maupun klausa, perlu diberikan tekanan yang menarik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa membaca teks pengumuman dan membaca indah dapat dilakukan dengan cara memperhatikan intonasi, jeda, tekanan, nada, dan irama.

Referensi:

Irman, M., Prastowo, T.W., dan Nurdin. 2008. Bahasa Indonesia 1 Untuk SMA/ MAK Semua Program Kejuruan Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

*Penulis: Indriyana Rachmawati

Materi lain: