Pengertian Aglomerasi Industri

Pengertian Aglomerasi Industri

Dalam mengembangkan industri tentu terdapat target orientasi laba. Suatu industri dikatakan sukses bila mampu mengumpulkan laba semaksimal mungkin. Untuk itu, dibutuhkan strategi khusus agar industri dapat berkembang lebih maju. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan aglomerasi industri.

Apa yang dimaksud dengan aglomerasi industri? Berikut akan kita bahas mengenai pengertian aglomerasi industri, jenis aglomerasi industri serta faktor penyebab aglomerasi industri.

Pengertian Aglomerasi Industri

Pengertian aglomerasi industri adalah suatu tindakan pemusatan industri di suatu kawasan khusus yang bertujuan untuk pengoptimalan pengelolaan industri. Jadi, aglomerasi industri berkaitan erat dengan penempatan kawasan industri.

Industri sendiri harus ditempatkan di suatu lokasi yang dapat menunjang kegiatannya dengan baik. Adapun lokasi industri merupakan tempat atau wilayah di muka bumi beserta segala unsur-unsurnya, meliputi unsur fisik serta unsur sosial yang berkontribusi terhadap kelancaran dan perkembangan kegiatan industri secara optimal.

Unsur-unsur yang ada dalam lokasi industri tersebut termasuk faktor-faktor seperti bahan mentah, modal, tenaga kerja, sumber energi, sumber air, transportasi, pasar, iklim, teknologi, peraturan dan perundang-undangan.

Faktor Industri

Pemusatan industri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor industri. Faktor yang mungkin di antaranya : bahan mentah, energi, tenaga kerja, transportasi, iklim, pasar, teknologi, kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah.

Untuk menilai efisiensi suatu industri, berbagai faktor ini perlu diperhitungkan karena tidak semua unsur yang mendukung kegiatan industri ini tersedia dan mudah diperoleh di sembarang wilayah.

Suatu industri yang didukung faktor-faktor tersebut secara lengkap hasilnya akan berbeda bila terdapat faktor yang kurang. Ketika faktor pendukung tersebut tersedia memadai, kegiatan industri yang dijalankan akan menguntungkan.

Namun, kenyataannya sangat sulit menemukan lokasi industri ideal yang di dalamnya terdapat semua persyaratan atau faktor tadi. Padahal, lokasi industri ideal ini sangat menentukan keuntungan dan kesuksesan industri. Bagaimana pun juga, penempatan lokasi industri harus dapat menemukan tempat yang paling menguntungkan.

Karena sulitnya menemukan lokasi industri ideal inilah, muncul usaha untuk melakukan pemusatan atau pengonsentrasian industri dalam suatu wilayah tertentu, yang kemudian istilah ini disebut dengan istilah aglomerasi industri.

Contoh Aglomerasi Industri

Agar lebih jelas, kita bisa melihat contoh aglomerasi industri yang merupakan bentuk pemusatan industri. Industri garmen misalnya, akan berada pada lokasi yang saling berdekatan satu sama lain, dan memilih tempat yang tersedia pemasok bahan produksi, tenaga kerja, sumber energi dan faktor lain.

Begitu pula industri konveksi yang berada berdekatan dengan industri-industri konveksi lainnya. Industri kerajinan dibangun dekat dengan pemukiman penduduk sehingga dapat menghasilkan produk padat karya dengan efektif.

Lokasi industri berat juga dibangun saling berdekatan di lokasi yang cenderung dekat dengan bahan mentahnya seperti besi, baja, batu bara dan lainnya.

Jenis Aglomerasi Industri

Aglomerasi dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni aglomerasi primer dan aglomerasi sekunder. Berikut keterangannya.

# Aglomerasi Primer

Aglomerasi primer merupakan perusahaan yang baru muncul serta tidak ada hubungan dengan perusahaan lama yang sudah terdapat di wilayah aglomerasi.

# Aglomerasi Sekunder

Aglomerasi sekunder adalah perusahaan yang baru beroperasi merupakan perusahaan yang mempunyai tujuan memberikan pelayanan pada perusahaan lainnya.

Faktor Penyebab Aglomerasi Industri

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya aglomerasi industri. Faktor tersebut, meliputi :

  1. Masalah Lingkungan, industri yang terpusat dalam satu lingkungan membuatnya lebih mudah dikelola.
  2. Kondisi lahan, industri harus berada di atas lahan yang sesuai dan mendukung.
  3. Letak yang strategis, lokasi industri strategis untuk mencapai berbagai faktor industri pendukungnya.
  4. Kelengkapan infrastruktur, infrastruktur yang lengkap akan lebih mengundang perhatian industri.

Pertimbangan suatu perusahaan dalam aglomerasi industri, dapat dilakukan atas beberapa dasar, seperti:

  1. Dalam kondisi diferensiasi, perusahaan yang terkena diferensiasi harus ditempatkan sedekat mungkin dengan perusahaan-perusahaan terkait. Sebagai contoh, perusahaan tekstil mendirikan perusahaan pemintalannya dekat dengan perusahaan industrinya.
  2. Keahlian khusus yang dimiliki para pekerja daerah tertentu berpengaruh terhadap perusahaan lain sehingga mendirikan usahanya dekat dengannya. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan mebel yang berdiri di Jepara yang mulai marak.
  3. Penempatan perusahaan di lokasi tertentu, yang menyebabkan di lokasi tersebut muncul sebuah pasar barang hasil produksi dari perusahaan setempat. Hal ini membuat pedagang bisa mengalihkan risiko harga para pengusaha.

Selain beberapa penyebab di atas, aglomerasi industri juga dipengaruhi beberapa hal lain, seperti :

  1. Industri ekstraktif harus dilaksanakan di lokasi suatu bahan galian ditemukan.
  2. Industri yang menggunakan tenaga alam harus ditempatkan di dekat sumber tenaga tersebut.
  3. Industri agraris, ditempatkan bergantung pada kondisi tanah dan iklim.
  4. Industri yang mengolah bahan dasar agraris yang cepat rusak serta sulit diangkut sehingga terikat dengan lokasi tersebut.
  5. Pemerintah mengharuskan industri yang berpotensi mengganggu kesehatan manusia menempati tempat-tempat tertentu.

Sebagai informasi, aglomerasi industri dilakukan di suatu wilayah yang mempunyai potensi tumbuh dan berkembang yang baik, dan memiliki keterkaitan ekonomis yang sifatnya dinamis.

Tujuan utama dari dilakukannya pemusatan kawasan industri adalah memudahkan dalam pengembangan potensi yang terdapat di wilayah tersebut serta diharapkan mampu mendorong daerah-daerah yang ada di sekitarnya untuk ikut berkembang.

Referensi:

  • Anjayani, Eni dan Tri Haryanto. 2009. Geografi : untuk Kelas XII SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
  • Mulyo, Bambang Nianto dan Purwadi Suhandini. 2015. Geografi : untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo : Penerbit Global.
  • Sugiyanto. 2008. Mengkaji Ilmu Geografi untuk Kelas XII SMA dan MA (KTSP) (Jilid 3). Solo : Platinum.
  • Waluya, Bagja. 2016. Memahami Geografi SMA/MA 3 Program IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
*Penulis: Hasna Wijayati

Materi lain: