Profil Negara Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan negara yang berada satu pulau dengan pulau Kalimantan termasuk juga Malaysia bagian timur. Negara ini terkenal dengan kekayaan minyak buminya, bahkan karena itulah Brunei Darussalam menjadi salah satu negara yang kaya di wilayah Asia Tenggara. Dengan luas wilayah yang lebih kecil daripada Provinsi  Jakarta ini, penduduk Brunei Darussalam hampir tidak ada yang berada di bawah garis kemiskinan. 

Nah, sahabat Portal-Ilmu dalam kesempatan kali ini kita akan membahas lebih detail mengenai Negara Brunei Darussalam. Seperti profil umum, bendera, peta sampai dengan sistem keamanannya.

Profil Brunei Darussalam

Profil Umum

Nama Negara: Negara Brunei Darussalam.
Bentuk Negara: Kerajaan/kesultanan.
Ibukota: Bandar Seri Begawan. 
Luas Wilayah: 5,765 km2, dengan garis pantai sepanjang 161 km menghadap Laut Cina Selatan dan Teluk Brunei.
Jumlah Penduduk: Pada tahun 2019, total populasi tercatat 459.500 orang 

Lagu Kebangsaan: “Allah Peliharakan Sultan"
Agama: Islam 67%, Kristen 10%, Budha 13% dan animisme serta aliran kepercayaan 10%, yang pada umumnya dianut non-Melayu.  
Bahasa: Bahasa resmi adalah bahasa Melayu, namun bahasa Inggris masih dipergunakan secara luas di kalangan pemerintah, perusahaan dan sekolah.
Mata Uang: Ringgit Brunei, namun biasa disebut Dollar Brunei (B$)
Hari Kemerdekaan/Nasional: Brunei Darussalam mempunyai 2 Hari Besar Nasional yaitu Hari Kebangsaan tanggal 23 Februari dan Hari Lahir Sultan Brunei Darussalam yang diperingati dengan sebutan Hari Keputeraan pada tanggal 15 Juli. 

Suku Bangsa/Etnis: Melayu, China dan suku Kedayan, Tutong, Belait, Bisaya, Dusun dan Murut.
Sistem Pemerintahan: Monarki yang bersendikan ajaran Islam menurut golongan Ahli Sunnah Wal Jamaah
Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan: Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam.
Gross Domestic Product  (GDP): Gross Domestic Product (GDP) Brunei Darussalam sebesar 0.5 % pada Q3 tahun 2020.
Income Perkapita: Income Perkapita pada tahun 2019 B$ 41,061. 

Bendera

Bendera Brunei Darussalam
via: en.wikipedia.org

Pada bendera Negara Brunei Darussalam, warna kuning merupakan warna yang paling dominan. 

Warna kuning melambangkan sultan

Warna hitam dan putih yang membentang melambangkan kepala negara dan kepala pemerintahan

Lambang negara berwarna merah di letakkan pada posisi tengah bendera ini, 

Terdapat bulan sabit yang melambangkan bahwa Brunei Darussalam merupakan negara islam, pada bulan sabit tersebut terdapat tulisan bahasa arab yang berarti “Selalu memberikan pelayanan melalui bimbingan Allah” 

Pita di bagian bawah bulan sabit tersebut bertuliskan Brunei Darussalam dalam bentuk bahasa Arab

Payung di bagian atas berarti simbol bangsawan di Negara Brunei, dan terdapat sepasang tangan yang menegadah ke atas di bagian kan dan kiri bulan sabit 

Peta

Geografis

Wilayah Brunei terdiri dari dataran yang sempit. Titik tertinggi negara ini berada di Pagon Peak yang memiliki ketinggian 1.850 meter atau setara dengan 6.070 kaki. Terdapat beberapa sungai yang membentang di negara ini, termasuk sungai Belait (sungai terbesar di Brunei), sungai Tutong di bagian barat negara ini. Kemudian terdapat sungai Pandaruan dan sungai Temburong. Sungai-sungai ini mengalir ke daerah utara menuju Laut Cina Selatan. Tanah di negara ini sangat lapuk dan tidak subur. Namun, tanah aluvial banyak ditemukan di daerah sekitar sungai dan daerah pantai.  

Iklim

Iklim di wilayah Brunei sangat dipengaruhi oleh angin monsun khatulistiwa. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Pada bulan Desember sampai dengan Maret terdapat angin hujan timur laut dan pada bulan Mei sampai dengan September terdapat angin barat daya. Peralihan musim terjadi pada bulan April, Oktober dan November. Rata-rata suhu di negara Brunei mencapai 32 derajat celcius. Terjadi curah hujan yang tinggi pada bulan Oktober sampai dengan Januari, dan curah hujan ringan terjadi pada bulan Maret sampai dengan Agustus.

Flora dan Fauna

Negara Brunei ditumbuhi oleh pepohonan dari keluarga Dipterocarpaceae khususnya genus Shorea yang memiliki nilai jual tinggi. Umumnya jenis pohon ini berada di hutan hujan tropis, yang luasnya kurang lebih sepertiga dari wilayah Brunei. Di negara ini juga terdapat berbagai jenis monyet, yaitu, monyet belalai, monyet daun, kera kuncir dan gibbon. Sealin itu ada juga jenis hewan lain seperti kelelawar, pangolin, rusa sambar, beruang matahari dan mamalia lainnya. Burung rangkong merupakan burung yang biasa dijumpai di negara ini. Selain itu, banyak ditemukan spesies reptil di negara brunei termasuk ular piton yang biasa menghuni rawa dan hutan.   

Kelompok Etnis

Kurang lebih dua pertiga penduduk Brunei didominasi oleh etnis Melayu. Sepersepuluhnya berasal dari etnis Tionghoa dan sisanya berasal dari etnis lain, seperti Iban, dan masyarakat keturunan Asia Selatan, serta beberapa keturunan Eropa. 

 

via: britannica.com

Sejarah

Sejarah Brunei Darussalam cukup panjang dan kompleks. Dimulai pada abad ke 6, Brunei pernah melakukan perdagangan dan hubungan baik dengan Cina. Brunei juga pernah berada di bawah pengaruh Hindu, terutama pada masa kejayaan kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa. 

Pada tahun 1521 kapal-kapal ekspedisi Ferdindand Magellan berlabuh di Brunei ketika Sultan kelima, Bolkiah besar menguasai wilayah Kalimaantan, Kepulauan Sulu dan pulau-pulau tetangga. Memasuki abad 16 terjadi perselisihan internal di wilayah ini. Sampai dengan abad ke 19 kekuatan Brunei terus menurun terutama pada saat penyerahan wilayah Sarawak kepada James Brooke. Pada tahun 1841 Brooke juga melakukan ekspansi ke Pulau Labuan di teluk Brunei sampai dengan Sabah, Malaysia Timur. 

Pada tahun 1888 Brunei berada di bawah perlindungan Inggris, dan pada tahun 1906 pemerintahan Brunei diserahkan kepada salah satu orang Inggris yang dapat dipercaya oleh Sultan. Walaupun ada adsministrasi asing yang mengatur, pada tahum 1929 Brunei tetap menghidupkan kembali bagian terpentingnya, yaitu produksi minyak bumi. 

Selama Perang Dunia II tepatnya pada tahun 1941 hingga 1945 Brunei berada di bawah kekuasaan Jepang. Namun, setelah Perang Dunia II Brunei kembali dikuasai oleh Inggris, dan gagasan mengenai kemerdekaan sudah mulai disusun. Langkah awal dimulai pada tahun 1959, Brunei mulai memerintah pemerintahannya sendiri, walaupun untuk pertahanan wilayah dan kebijakan luar negeri masih di bawah tanggung jawab Inggris.

Pada tahun 1962 dengan mengadopsi konstitusi tertulis, Brunei memilih dewan legislatifnya. Namun, pemilihan dewan legislatif baru diadakan pada tahun 1965. Hal ini karena adanya pemberontakan yang menyebabkan tertundanya pemilihan pada tahun 1962. Selanjutnya, pada tahun 1967 Sultan Omar Ali Saifuddien turun dari takhtanya dan digantikan oleh  putra sulungnya, Hassanal Bolkiah MuÊ¿izzaddin Waddaulah. Kehidupan politik Brunei stabil selama 1970-an, ekonomi Brunei terus mengalami kemajuan dan Brunei menjadi salah satu pemasok minyak terbesar dan terkaya di dunia.  

Pada tahun 1979 Brunei dan Britania Raya sepakat untuk menandatangani perjanjian yang membahas tentang kemerdekaan Brunei. Diikuti oleh Malaysia dan Indonesia yang mengakui status Brunei sebagai negara yang terpisah. Brunei memperoleh kemerdekaannya pada 1 Januari 1984.

Ekonomi

Kehidupan ekonomi Brunei sangat bergantung pada cadangan minyak bumi dan gas alamnya. Di sisi lain, untuk memastikan keamanan pangan dan kebutuhan barang lainnya Brunei mengandalkan impor.  Sedangkan untuk memastikan stabilitas ekonomi negaranya, sejak akhir abad ke 20, Pemerintah Brunei menjalankan diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor lain, seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan jasa keuangan. 

Sebagian kecil produk domestik bruto (PDB) negara ini berasal dari sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Dengan adanya diversifikasi ekonomi tersebut berdampak pada pengurangan jumlah produk impor. Pemerintah Brunei juga memulai program untuk mengembangkan industri pertanian. 

Sebelumnya Brunei merupakan salah satu negara konsumen ikan terbesar di dunia. Impor ikan dengan nilai yang cukup tinggi terjadi pada pertengahan 1990-an. Namun, demi menekan angka impor yang lebih kecil, negara ini mengadakan program untuk kemajuan perikanan lokal, dan dalam waktu satu dekade telah berhasil memproduksi ikan dalam negeri dan angkanya lebih besar daripada jumlah ekspor.

Di sektor lain seperti kehutanan, negara ini telah memberlakukan undang-undang mengenai kelestarian hutan dan membatasi penebangan hutan pada akhir abad 20. Sektor perkebunan juga dilakukan demi mencukupi kebutuhan kayu di pasar lokal, walaupun tidak untuk diekspor.

Politik

Tahun 1959 merupakan tahun yang penting bagi perpolitikan negara ini. Brunei mulai menjadi negara yang memerintah pemerintahannya sendiri, walaupun Brunei belum merdeka secara resmi. Brunei mengadopsi konstitusi dari Inggris, namun untuk kebijakan luar negeri, pertahanan, dan keamanan internalnya masih di bawah yurisdiksi Inggris. Setelah kemerdekaan Brunei pada tahun 1984, Brunei mendirikan kesultanan Islam. 

Otoritas tertinggi berada di bawah Sultan, yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (perdana menteri). Dalam menjalankan tugasnya, seorang Sultan dibantu oleh Majlis-Majlis Mesyuarat, seperti Majlis Mesyuarat Diraja, Majlis Mesyuarat Mengangkat Raja, Majlis Ugama Islam, Majlis Mesyuarat Menteri-Menteri Kabinet, dan Majlis Mesyuarat Negara.

Negara Brunei dibagi menjadi 4 wilayah/distrik untuk administrasi lokal. Distrik Temburong dan Belait berada di bagian timur, sedangkan distrik Brunei-Muara dan Tutong berada di bagian barat. 

Sistem Hukum

Untuk sistem hukum di negara ini menggunakan KUHP Syariah yang mencakup hukuman penjara atau denda bagi kejahatan ringan seperti tidak mengikuti sholat jumat, hukuman fisik seperti cambuk atau amputasi bagi pencurian, dan hukuman berat seperti rajam bagi pelaku zina atau sodomi, serta hukuman maati bagi yang menghina Al-Qur’an. Hukum syariah ini berlaku ssecara bertahap mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.

Keamanan

Sistem keamanan negara ini didukung oleh angkatan bersenjata  Kerajaan Brunei yang terdiri dari kelompok Tentara Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Udara. Hanya orang yang berasal dari Etnis Melayu yang dapat berpartisipasi menjadi pasukan militer Brunei. Pasukan ini juga dilengkapi oleh unit cadangan Ghurka dan Polisi Brunei. 

Gurkhas merupakan batalion terpisah yang berasal dari Inggris, tentara ini telah ada di Brunei sejak tahun 1971. Sebelum kemerdekaan Brunei, Tentara Ghurkas bertanggung jawab terhadap keamanan domestik. Namun, pada abad 21 tugas utamanya adalah menjaga minyak bumi dan gas alam.

Pendidikan

Penduduk Brunei dapat mengenyam pendidikan wajib sejak usia 5 tahun hingga 16 tahun. Ada tiga bahasa yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu bahasa Melayu, Inggris dan Mandarin. Bahasa melayu digunakan oleh sekolah negeri. Selain sekolah negeri, juga terdapat Sekolah swasta Cina yang dikelola oleh lembaga keagamaan. Namun, untuk kurikulumnya tetap disamakan dengan sekolah negeri.

Hubungan Bilateral Brunei dan Indonesia

Bidang Politik

Hubungan diplomatik Indonesia dan Brunei Darussalam sudah ada sejak 1 Januari 1984. Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Brunei berjalan dengan baik di berbagai bidang dan tingkatan. Kerja sama di bidang politik yang kuat ini juga berdampak pada kerja sama di bidang lainnya seperti ekonomi, perdagangan, dan ketenagakerjaan. Pada tahun 2003 kedua negara ini telah sepakat membentuk forum Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) demi menjaga komunikasi secara rutin. JCBC membahas tentang isu bilateral. 

Pada tanggal 7-8  Februari tahun 2015 Presiden Indonesia, Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Brunei. Kunjungan kenegaraan tersebut menghasilkan kesepakatan mengenai kerja sama di Bidang  Kesehatan dan Kerja sama KADIN antara kedua negara. Hubungan kedua negara ini juga semakin erat dengan kehadiran Sultan Hassanal Bolkiah pada Peringatan Konferensi Asia Afrika  dan New Asian – African Strategic Partnership (NAASP) pada bulan April  2015. 

Bidang Ekonomi

Pada saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan pada tanggal 7-8 Februari 2015, kedua negara telah menandatangani MoU kerja sama KADIN (Kamar Dagang Internasional) antara kedua negara.

Produk UMKM Indonesia yang berdaya minat di Brunei Darussalam meliputi beras, tepung gandum, susu dan krim, madu, tembakau, gula, produk-produk minuman, minyak dan lemak binatang, sayur-sayuran, perabot rumah tangga, handycraft, building material, kertas atau ATK, tekstil atau garmen, sepatu dan komponen otomotif.

Komoditi ekspor Indonesia ke Brunei meliputi bahan-bahan kimia, makanan atau minumaan kemasan, tembakau, minyak tumbuhan dan binatang, bahan-bahan mentah baraang-barang manufaktur, permesinan dan peralatan transportasi. Sedangkan komoditi ekspor Brunei ke Indonesia meliputi bahan-bahan kimia, bahan mentah, permesinan dan aperalatan transportasi, crude materials, dan yang paling utama adalah minyak mentah.

Terdapat dua perusahaan Indonesia, yaitu Besmindo (perusahaan/swasta murni jasa manufaktur) yang memberikan pelayanan teknik sektor pertambangan, dan perusahaan industri air minum (Sehat) yang dijalankan oleh perusahaan gabungan Indonesia-Brunei Darussalam “Indonesia-Brunei Investment Cooperation(IBIC) Sdn. Bhd.". sedangkan untuk investasi Brunei di Indonesia yaitu, nusa dua beach hotel yang berada di Bali, yang nilainya mencapai US$ 15 juta.

Bidang Konsuler dan Ketenagakerjaan

Warga Negara Indonesia yang berada di Negara Brunei Darussalam berjumlah 76.691 orang terhitung sampai dengan awal April 2016 (sumber: data lapor diri KBRI Bandar Seri Begawan). Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Brunei Darussalam berjumlah sekitar 33.552 (sumber: data Jabatan Buruh tahun 2015). 

Negara Indonesia dan Brunei Darussalam telah menyepakati perjanjian Consular Notification dan Consular Assistance (MCN) yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI dan Menteri luar negeri dan perdagangan Brunei Darussalam pada tanggal 18 Juli 2011. MCN merupakan salah satu perjanjian penting terhadap perlindungan WNI. Hal yang paling utama dalam perjanjian tersebut adalah negara setempat wajib memberitahukan kepada kantor Perwakilan sesegera mungkin apabila terdapat warga negaranya yang menghadapi kasus hukum, dan juga memberikan akses kekonsuleran untuk bertemu dengan warga negara yang sedang menghadapi kasus tersebut. 

Bidang Pendidikan

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Brunei dalam bidang pendidikan berjalan dengan baik, diantaranya melalui kerjasama pendidikan, diantaranya kunjungan antar universitas/perguruan tinggi dan penandatanganan kerjasama antar Universitas/Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Brunei Darussalam.

Selain itu, juga terdapat kerja sama pendidikan di kawasan, seperti kerjasama Borneo Studies Network yang beranggotakan Universiti Brunei Darussalam (UBD), Universiti Malaysia Sarawak, Universiti Malaysia Sabah, Universitas Mulawarman (Samarinda), Universitas Lambung Mangkurat (Banjarmasin), Universitas Balikpapan, and Universitas Tanjungpura, Institut Dayakologi, Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung dan Mata Enggang Institut (Pontianak).

Berbagai kerja sama beasiswa juga dilakukan oleh negara indonesia dan negara brunei. Diikuti juga dengan pertukaran pelajar antara kedua negara.

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Dalam bidang pertahanan, kedua negara ini melakukan latihan bersama angkatan bersenjata yang diadakan secara berkala, pimpinan angkatan bersenjata saling melakukan kunjungan dan saling mengirimkan personel untuk mengikuti kursus atau pelatihan militer. 

Perwira-perwira menengah TNI turut serta dalam kursus pengembangan kepemimpinan nasional "Executive Development Programme" (EDP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei. Salah satu perwira menengah lainnya juga berpartisipasi dalam Staff and Comand College angkatan pertama yang diselenggarakan oleh Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (ABDB). Di sisi lain, perwira-perwira ABDB juga turut dalam pendidikan dan latihan militer di Indonesia, antara lain dengan berpartisipasi dalam pendidikan reguler Sesko TNI AD dan pendidikan militer reguler lainnya di Indonesia.      

Bibliography

  • 5 Negara Ini Ukurannya Lebih Kecil di Banding Luas Jakarta. (16, Juli 2018). Retrieved Februari 15, 2021, from liputan6.com: https://www.liputan6.com/global/read/3590936/5-negara-ini-ukurannya-lebih-kecil-di-banding-luas-jakarta
  • Bee, O. J. (2021, Mei 10). Brunei. Retrieved Mei 12, 2021, from Encyclopedia Britannica: https://www.britannica.com/place/Brunei
  • Custer, J. (2019, April 3). Berlakukan Hukum Rajam, Brunei Picu Kecaman Internasional. Retrieved Mei 12, 2021, from VOA Indonesia: https://www.voaindonesia.com/a/berlakukan-hukum-rajam-brunei-picu-kecaman-internasional/4860221.html
  • Indonesia, C. (2018, Desember 31). Inggris Berniat Bikin Pangkalan Militer di Brunei Darussalam. Retrieved Mei 12, 2021, from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181231105336-134-357474/inggris-berniat-bikin-pangkalan-militer-di-brunei-darussalam
  • Kemlu. (n.d.). Brunei Darussalam. Retrieved Mei 12, 2021, from Embassy of the Republic Indonesia in Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam: https://kemlu.go.id/bandarseribegawan/lc/read/brunei-darussalam/1191/etc-menu
  • KOMPAS. (2021, Februari 3). Brunei Darussalam, Negara Kecil Penghasil Minyak. Retrieved Februari 13, 2021, from Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/03/140133069/brunei-darussalam-negara-kecil-penghasil-minyak
  • NN. (n.d.). Brunei Darussalam : History. Retrieved Mei 10, 2021, from thecommonwealth.org: https://thecommonwealth.org/our-member-countries/brunei-darussalam/history
  • NN. (n.d.). KEBAWAH DULI YANG MAHA MULIA PADUKA SERI BAGINDA SULTAN HAJI HASSANAL BOLKIAH MU'IZZADDIN WADDAULAH IBNI AL-MARHUM SULTAN HAJI OMAR 'ALI SAIFUDDIEN SA'ADUL KHAIRI WADDIEN,. Retrieved Mei 12, 2021, from jpm.gov.bn: http://www.jpm.gov.bn/Pages/Prime-Minister.aspx
  • Smith, W. (n.d.). Flag of Brunei. Retrieved Februari 23, 2021, from www.britannica.com: https://www.britannica.com/topic/flag-of-Brunei

*Penulis: Atik Lestari