Tekad Perempuan Anti Vandalisme Gunung, Terus Beraksi demi Rasa Tanggung Jawab

Di era sekarang ini mendaki gunung bukanlah hal yang jarang ditemui. Tidak sedikit anak muda yang pernah mendaki gunung. Ya, mendaki gunung adalah salah satu cara mengagumi karya Tuhan dari ketinggian. Cahaya emas matahari dan lautan awan yang disuguhkan dari ketinggian memang memiliki tempat tersendiri bagi para pecintanya. 

Mendaki tidak hanya disukai oleh kaum Adam. Kaum hawa juga banyak yang mencintai olaharaga outdoor ini, salah satunya adalah pendaki cantik yang berasal dari Kabupaten Sragen.  Namanya adalah Lulu Kartika atau sering dipanggil Bu Bolang oleh para pendaki lainnya. Perempuan yang juga berprofesi sebagai guru ini mulai mendaki sejak 2013, saat ia masih duduk di bangku perkuliahan.  

Tak sekadar pendaki, Luluk memiliki keistimewaan tersendiri dalam misinya mendaki gunung. Ia memiliki kepedulian tersendiri dengan alam dan memulai tekad untuk melestarikan keindahan alam tersebut. Inspirasinya berawal ketika ia mendaki di Gunung Lawu pada tahun 2013. Saat itu, ia melihat banyaknya coretan di berbagai batu dan fasilitas umum selama pendakian. Melihat hal itu, Luluk memiliki niat mulia untuk mendaki sekaligus membersihkan vandalisme yang ada di gunung dan juga membersihkan jalur pendakian dari sampah. 

Untuk mewujudkan tekad mulianya tersebut, pada tahun 2015 setelah ia memenangkan ajang pemilihan putri daerah, ia membentuk komunitas bernama CAV  on the Mountain (Clean Art Vandalisme on the Mountain). Komunitas ini digagas dalam rangka  aksi membersihkan coretan dari tangan-tangan jahil para pendaki gunung. 

Untuk pertama kalinya CAV on the Mountain beraksi pada tanggal 30 Desember 2015 di Gunung Merapi. Luluk dan team-nya mulai mendaki sembari membersihkan vandalisme menggunakan tinner, pain remover, sikat baja dan semprotan. Selain itu, mereka juga melakukan bersih gunung dari sampah. Dengan berangkat membawa kantong sampah berukuran besar dan membawa turun sampah dari gunung. 

Demi melancarkan aksi positifnya, ia bersama komunitasnya juga banyak mengajukan proposal ke berbagai instansi guna memberi dukungan pembersihan vandalisme. Perjalanannya tidaklah mudah. Banyak proposal yang ia ajukan ke berbagai instansi berjalan lambat. Tak putus asa, ia membuka donasi dan juga menjual hasil gambarannya untuk membeli bahan membersihkan vandalisme. Kebetulan, Luluk juga pintar menggambar. Jadi, perjalanan aksi positifnya bisa terus berlanjut.

Sayangnya, aksi Luluk yang sangat mulia ini justru banyak mendapatkan komentar-komentar buruk. Bahkan sesama pendaki pun menganggap apa yang dilakukan Luluk adalah hal yang sia-sia dan bahkan dianggap sebagai pencitraan semata. Tetapi, Luluk tidak menanggapi serius perkataan negatif yang dilontarkan orang lain. Menurutnya, apa yang dilakukanya adalah hal yang benar dan baik.

Kisah Luluk menginspirasi kita tentang kepedulian, tanggung jawab dan bagaimana memegang teguh prinsip kita. Ketika ia telah menentukan prinsipnya dalam mewujudkan rasa tanggung jawab dan peduli dengan alam, ia pun bertekad untuk mewujudkannya secara teguh tanpa peduli komentar negatif orang lain. Selama ia yakin apa yang dilakukannya adalah hal yang baik dan benar, ia pun tetap menjaga prinsipnya.

Jika semua semua orang menjadi bertanggung jawab terhadap alam seperti yang dilakukan oleh Lulu Kartika dengan CAV on the Mountain-nya, tentu alam kita akan indah dan lestari. Sekecil apapun rasa tanggung jawab kita terhadap alam, akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kelansgungan hidup seluruh makhluk di bumi pertiwi tercinta. Mari menjaga alam dan menambah rasa memiliki terhddap alam, sehingga kita merasa bertanggung jawab terhadap alam kita. 

Sumber : 

  • Fajar Abrori 2017, “Akasi Gadis Cantik Sragen Hapus Coretan di Gunung” https://m.liputan6.com/regional/read/2904865/aksi-gadis-cantik-sragen-hapus-coretan-di-gunung-gunung

*Penulis: Lailatul Lufiah