Profil Negara Rwanda

Negara Rwanda dikenal sebagai "Tanah Seribu Bukit". Wilayahnya  terletak di bawah garis khatulistiwa. Rwanda memiliki geografi yang cukup kaya dengan lanskap pegunungan, sabana, dan banyak danau. Rwanda juga menjadi salah satu dari tiga negara yang wisatawannya dapat mengunjungi gorila gunung yang terancam punah. 

Ada tiga taman nasional yang ditemukan di negara kecil ini yaitu: Taman Nasional Akagera, Taman Nasional Hutan Nyungwe dan Taman Nasional Gunung Berapi. Di sisi lain, negara ini juga pernah mengalami perang saudara yang berakibat menjadi genosida. Konflik tersebut terjadi antara Etnis Hutu dan Tutsi.

Profil Negara Rwanda

Nah, untuk lebih jelasnya mengenai informasi Negara Rwanda, alangkah baiknya kita simak dalam artikel berikut!

PROFIL UMUM

Nama resmi: Republik Rwanda
Presiden: Paul Kagame (sejak 2000)
Perdana Menteri: Anastase Murekezi (sejak 2014)
Luas wilayah: 24.949km persegi
Populasi (2014 est.): 12.337.138 

Ibu kota: Kigali
Kemerdekaan: 1 Juli 1962
Bahasa: Kinyarwanda, Prancis, dan Inggris (semua resmi); Kiswahili
Etnis/ras: Hutu 84%, Tutsi 15%, Twa (Pygmoid) 1%
Agama: Katolik Roma 49,5%, Protestan 39,4%, Islam 1,8%, kepercayaan adat 0,1%, atheis 3,6%, lainnya 0,6% 

BENDERA

Bendera Rwanda

Bendera Nasional Rwanda secara resmi diadopsi pada 25 Oktober 2001. Bendera ini dirancang oleh seniman lokal, Alphonse Kirimobenecyo. Bendera Nasional Rwanda melambangkan kepahlawanan, kepercayaan diri, persatuan nasional, dan rasa hormat. 

Bendera Rwanda menampilkan tiga pita horizontal dengan warna biru langit (atas, dengan lebar ganda), kuning, dan hijau. Terdapat matahari keemasan dengan 24 sinar ditempatkan di bagian berwarna biru. Warna biru melambangkan kedamaian dan kebahagiaan. Warna kuning berarti pembangunan ekonomi dan kekayaan mineral. Warna hijau melambangkan harapan, kemakmuran dan sumber daya alam Negara Rwanda. Matahari kuning keemasan merupkan simbol persatuan. 

LAMBANG NEGARA

Lambang Negara Rwanda

Lambang Nasional Negara Rwanda diadopsi pada tahun 2001. Lambang ini terdiri dari perangkat suku, batang sorgum, cabang pohon kopi yang semuanya ditempatkan di bagian tengah perisai. Terdapat rantai di bagian tengah bawah. Matahari ditempatkan di atas dan dua perisai Rwanda yang melindungi elemen ditempatkan di kedua sisi. Terdapat pita kuning di bagian atas yang bertuliskan nama negara (Repubulika Y'U Rwanda). Di bagian bawah terdapat pita kuning yang menampilkan moto nasional: "Ubumwe, Umurimo, Gukunda Igihugu" (Persatuan, Pekerjaan, Patriotisme)

PETA

GEOGRAFI

Rwanda merupakan negara yang terletak di Afrika Timur-Tengah. Negara ini berada di antara Negara Republik Demokratik Kongo, Uganda, Tanzania, dan Burundi. Wilayahnya sedikit lebih kecil dari Maryland. Terdapat gunung-gunung curam dan lembah di negara ini. Di Rwanda, kita juga dapar menjumpai Danau Kivu yang merupakan salah satu danau terdalam di Afrika, kedalamannya mencapai 4.829 kaki (1.472 m). Titik tertinggi Negara Rwanda berada di daerah utara, tepatnya di pegunungan Virunga, yaitu gunung berapi Karisimbi dengan ketinggian (14.187 kaki atau 4.324 m). 

IKLIM 

Negara Rwanda memiliki iklim tropis. Suhu rata-rata hariannya mulai dari 24°C sampai dengan 30°C. Musim kemarau panjang terjadi pada pertengahan Mei hingga September. Musim hujan singkat terjadi dari Oktober hingga Desember, dan berakhir pada pertengahan Maret. Hujan lebat terjadi hampir setiap hari. Curah hujan umumnya lebih tinggi di daerah Pegunungan Barat dan Barat Laut dibandingkan daerah di Sabana Timur. Puncak Gunung Karisimbi pada ketinggian 4507m juga sering ditutupi dengan hujan es ataupun salju.

FLORA DAN FAUNA

Vegetasi Negara Rwanda cukup beragam. Di bagian barat Rwanda terdapat hutan pegunungan tropis yang memiliki ketinggian hingga 2500m di atas permukaan laut. Di tempat yang lebih tinggi terdapat hutan bambu dan vegetasi Alpine. Di dataran tinggi daerah yang lebih dalam terdapat sabana basah, sedangkan di daerah timur terdapat sabana yang kering. Rwanda memiliki tiga cagar alam yang menjadi tempat pelestarian flora asli negara ini. Ada Taman Nasional Gunung Berapi, Taman Nasional Akagera, dan Taman Nasional Nyungwe.

Di Taman Nasional Gunung Berapi ini terdapat gorila gunung, yang dikenal di seluruh dunia dari syuting film Diane Fossey. Taman Nasional Akagera terletak di wilayah sabana kering di bagian timur. Tempat ini didominasi oleh rumput, semak dan sabana yang luas serta oleh pohon akasia. 

Sebelum tahun 1994 berbagai spesies seperti gajah, badak, kudanil, dan jerapah tinggal di sini. Ada juga kijang, zebra, kerbau, impala, warthog, monyet dan crane mahkota. Namun, setelah tahun 1994, karena adanya gerakan pengungsi dan pemukiman baru, populasi hewan sangat terancam. Di Taman Nasional Nyungwe terdapat berbagai spesies hewan seperti amfibi, reptil, simpanse, landak dan berbagai burung. 

SEJARAH SINGKAT

Penduduk asli Rwanda berasal dari etnis Twa atau yang dikenal sebagai orang-orang Pygmy. Keberadaan etnis Twa di Rwanda sekarang hanya tersisa 1% dari populasi. Rwanda saat ini didominasi oleh Etnis Hutu dan Tutsi. Penjelajah Eropa pertama kali tiba di Rwanda pada tahun 1854. Selanjutnya, wilayah Rwanda berada di bawah koloni Jerman. Selama perang dunia I, wilayah Rwanda dikuasai oleh pasukan Belgia. Setelah perang dunia I, wilayah ini menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa. 

Wilayah mandat Liga Bangsa-Bangsa ini kemudian dikenal dengan nama Rwanda-Urundi. Mandat ini berjalan pada tahun 1946 sampai dengan tahun 1960. Rwanda-urundi diberikan wewenang untuk mengelola wilayahnya sendiri. Pada awalnya wilayah ini didominasi oleh etnis Tutsi. Terjadi perseteruan antara dua etnis untuk menguasai wilayah ini, yaitu antara Etnis Hutu dan Tutsi.  

Perang saudara mengakibatkan Etnis Tutsi justru harus mundur. Sehingga, pada saat kemerdekaan Rwanda pada 1 Juli 1962 wilayah ini berada di bawah kekuasaan Hutu.

EKONOMI

Skor kebebasan ekonomi Rwanda adalah 68,3 dan menjadikan ekonominya yang terbebas ke-47 dalam Indeks 2021. Rwanda berada di peringkat ke-2 di antara 47 negara di kawasan Afrika Sub-Sahara. DAMPAK COVID-19 mulai 1 Desember 2020 berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang menurun menjadi 2,0 persen dari tahun sebelumnya. 

POLITIK

Rwanda merupakan negara yang berbentuk republik. Konstitusi Rwanda menyatakan bahwa hanya ada parlemen dua rumah, yaitu, Presiden terpilih dan politik multi-partai. Terdapat 3 cabang pemerintahan di Negara Rwanda yang meliputi cabang eksekutif, peradilan dan legislatif.

  • Cabang eksekutif terdiri dari Presiden dan Perdana Menteri. Presiden dipilih melalui pemungutan suara, sedangkan Perdana Menteri ditunjuk langsung oleh presiden. Presiden memiliki masa jabatan selama 7 tahun.
  • Cabang peradilan terdiri dari Kekuasaan peradilan tertinggi dan independen. Keduanya dicalonkan oleh presiden dan ditunjuk oleh senat. Masing-masing memiliki masa jabatan selama 8 tahun. 
  • Cabang legislatif terdiri dari Badan legislatif bicameral (kamar deputi) dan senat majelis tinggi. Senat memiliki 12 anggota secara tidak langsung yang dipilih oleh dewan pengurus daerah, 8 anggota yang ditunjuk oleh presiden, 4 anggota yang ditunjuk oleh Forum Organisasi Politik, dan 2 anggota yang dipilih oleh Lembaga pembelajaran yang lebih tinggi. Senat memiliki masa jabatan 8 tahun.

Kamar Deputi memiliki 53 anggota terpilih melalui sistem representasi proporsional daftar tertutup dan 27 anggota secara tidak langsung dipilih oleh kelompok kepentingan khusus. Hakim Mahkamah Agung dicalonkan oleh presiden republik dan disetujui oleh Senat. Kamar deputi memiliki masa jabatan selama 5 tahun.

SOSIAL BUDAYA

Rwanda adalah negara yang memiliki tiga suku utama, yaitu, Hutu, Tutsi, dan Twa. Hutu mendominasi dengan lebih dari 84%, Tutsi dengan 15% dan Twa 1%. Di negara ini terdapat berbagai acara adat dan kebudayaan, seperti upacara besar, pertemuan sosial, musik tradisional & tarian yang juga dikenal sebagai 'umushagiriro' (tarian sapi). Taraian sapi ini dilakukan oleh wanita, sedangkan Tarian para pahlawan dilakukan oleh pria dengan menggunakan drum yang dikenal sebagai 'Ingoma'.

Di negara ini dapat kita temui berbagai barang yang diproduksi di sektor Seni dan Kerajinan, termasuk keranjang tenun, mangkuk, ukiran kayu, bentuk serta gaya perumahan adat. Wanita Rwanda dikenal yang paling berbakat dalam bidang ini. Mereka biasanya menggunakan Imigongo, seni kotoran sapi unik yang diproduksi di tenggara Rwanda. Kotoran ini dicampur dengan tanah alami menggunakan berbagai warna dan dicat untuk kemudian diubah menjadi bentuk kerajinan yang cantik. 

PENDIDIKAN

Ada tiga jenis sekolah di Rwanda, sekolah swasta negeri, swasta, dan pemerintah. Mengingat pentingnya historis gereja-gereja dalam pendidikan Rwanda, sebagian besar sekolah swasta dan dibantu pemerintah adalah lembaga yang berafiliasi dengan agama; lebih dari setengah dijalankan oleh Gereja Katolik. Hampir sepertiga sekolah swasta berada di Kigali.

#Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar dibagi menjadi dua siklus dan masing-masing berlangsung selama tiga tahun. Pendidikan dasar satu hingga tiga (P1 hingga P3) dan Pratama empat hingga enam (P4 hingga P6). Umumnya, siswa mulai mengikuti pendidikan dasar pada umur 7 tahun. Mata pelajaran di tingkat pendidikan dasar meliputi, Kinyarwanda (Bahasa Rwanda-Rundi), Bahasa Inggris, matematika, studi sosial dan agama, sains dan teknologi, seni kreatif, dan pendidikan jasmani.

#Pendidikan Menengah bawah (Tingkat Biasa)

Pendidikan menengah bawah atau tingkat biasa dimulai dari kelas 7 sampai dengan kelas 9. Kurikulum pendidikan di tingkat biasa ini meliputi bahasa Inggris, Kinyarwanda, matematika, fisika, kimia, biologi, teknologi informasi, sejarah, geografi, kewirausahaan, Prancis, Kiswahili, pendidikan jasmani, serta satu mata pelajaran pilihan (mata pelajaran artistik, ilmu arsitek, atau pertanian).

#Pendidikan Menengah Atas (Tingkat Lanjutan)

Pendidikan menengah atas atau tingkat lanjutan dimulai dari kelas 10 sampai dengan kelas 12. Penerimaan siswa baru menggunakan standar Level dan kompetitif, nilai tinggi diperlukan untuk masuk ke sekolah yang diinginkan. Terdapat 3 jurusan di tingkat pendidikan ini, yaitu, jurusan ilmu pengetahuan, humaniora, dan bahasa.

Setelah lulus dari pendidikan menengah atas, siswa dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun sekolah dikhususkan untuk pelatihan (kursus)

GENOSIDA RWANDA (HUTU DAN TUTSI)

Ketika membahas tentang Negara Rwanda, tentunya tidak bisa lepas dari konflik saudara yang terjadi di sana yaitu antara Etnis Hutu dan Tutsi yang fenomenal dalam dunia internasional. Tahun 1994, populasi Rwanda terdiri dari tiga kelompok etnis: Hutu, Tutsi, dan Twa. Sekitar 85 persen merupakan Hutu, 14 persen adalah Tutsi dan satu persen berasal dari Twa. 

Sejak memperoleh kemerdekaannya dari tahun 1962 sampai dengan tahun 1994 Rwanda didominasi oleh Etnis Hutu. Sementara, Etnis Tutsi mengalami deskriminasi yang sangat mendalam. Etnis Tutsi menjadi sasaran kekerasan massal yang dilakukan secara berkala. Pada tahun 1960-1970an Etnis Tutsi meninggalkan Rwanda.

Tahun 1990, pasukan pemberontak Tutsi menyerang Rwanda dari sisi utara. Pada 7 April 1994, konflik ini berubah menjadi genosida. Ekstremis Hutu yang merupakan etnis mayoritas di negara ini membantai Tutsi dan Hutu moderat. Etnis Tutsi yang merupakan minoritas menjadi sasaran dan target kekerasan. Meskipun minoritas, Tutsi telah lama menjabat dan menduduki sektor-sektor kepemimpinan dan pemerintahan Rwanda.

Penyebab terjadinya genosida ini adalah ketika tahun 1994, lebih tepatnya awal 1990-an. Ketika itu Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana, yang merupakan orang Hutu mulai menggunakan retorika anti-Tutsi untuk mengkonsolidasi kekuasaannya di antara orang-orang Hutu. Di awal Oktober 1990 juga sudah terjadi pembantaian terhadap Tutsi.

Meskipun kedua kelompok etnis itu sangat mirip dalam berbagi bahasa dan budaya yang sama selama berabad-abad, undang-undang mengharuskan pendaftaran berdasarkan etnis. Pemerintah dan tentara Rwanda mulai mengumpulkan Interahamwe (yang berarti mereka yang menyerang bersama) dan bersiap untuk melenyapkan Tutsi dengan mempersenjatai Hutu dengan senjata dan parang. Pada Januari 1994, pasukan penjaga perdamaian PBB di Rwanda memperingatkan bahwa pembantaian besar akan segera terjadi.

Pada hari sebelum pembantaian dimulai, Presiden Habyarimana justru meninggal. Ia meninggal di pesawat yang ditembak jatuh. Hal ini menambah percikan konflik terhadap ektremis Hutu kepada Tutsi. Hutu mengira bahwa pesawat yang dinaiki oleh presiden Habyarimana tersebut, ditembak oleh organisasi militer Tutsi atau Front Patriotik Rwanda (RPF).

Para ekstremis Hutu di militer yang dipimpin oleh Kolonel Theoneste Bagosora, kemudian melakukan aksi pembunuhan terhadap orang Tutsi dan Hutu moderat beberapa jam setelah kecelakaan tersebut. Pada hari selanjutnya terdapat pasukan penjaga perdamaian Belgia yang meninggal sehingga PBB menarik pasukan dari Rwanda.

Setelah itu, stasiun radio di Rwanda menyiarkan propoganda kebencian yang berisi ajakan untuk membunuh semua Tutsi di Rwanda. Tentara dan polisi nasional mengarahkan pembantaian dan mengancam warga sipil Hutu. Ribuan orang Tutsi disiksa sampai mati dengan parang oleh tetangga mereka sendiri dan bahkan beberapa suami membunuh istri mereka yang Tutsi karena para milisi mengancam membunuh jika mereka menolak.

Ribuan perempuan Tutsi dibawa pergi dan dijadikan sebagai budak seks. Terdapat lebih dari 800.000 orang Rwanda meniggal selama 100 hari genosida yang berlangsung hingga pertengahan Juli 1994. Menurut data dari Survivor International  70 sampai 80 persen dari para korban yang meninggal adalah etnis Tutsi dan sisanya sekitar 30 persen dari korban adalah etnis Twa atau juga disebut Pygmy. 

Berkat dukungan tentara Uganda dan FPR (Front Patriotik Rwanda) yang terorganisasi dengan baik wilayah ini mampu dikuasai kembali oleh Tutsi. Jutaan orang Hutu baik warga sipil maupun mereka yang terlibat aksi genosida berbalik melarikan diri dari Rwanda dan melintasi perbatasan Kongo yang saat itu masih disebut sebagai Zaire. Kemenangan FPR di bawah pimpinan Paul Kagame dari Tutsi mengakhiri kekerasan genosida di Rwanda. 

Paul Kagame dari etnis Tutsi kemudian terpilih sebagai presiden Rwanda menggantikan Pasteur Bizimungu yang mundur pada 2000. Sejak pemilu 2003 hingga artikel ini ditulis, Kagame masih menjadi presiden Rwanda karena konstitusi 2003 memungkinkan jabatan 7 tahun per periode. Perang sipil, terutama peristiwa genosida Rwanda, masih perlu penyelesaian secara hukum untuk mengadili perilaku genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, sekaligus kejahatan perang yang dilakukan baik oleh ekstremis Hutu maupun pemberontak Tutsi. 

Laporan CIA World Factbook tahun 2009 menyebutkan bahwa etnis Hutu masih tetap menjadi mayoritas dengan 84 persen dari total populasi, sedangkan Tutsi 15% dan etnis Twa yang sudah ada ribuan tahun sebelum kedatangan Hutu dan Tutsi sebesar 1 persen. 

Bibliography

  • Encyclopedia, H. (2021). THE RWANDA GENOCIDE. Retrieved Agustus 2021, from encyclopedia.ushmm.org: https://encyclopedia.ushmm.org/content/en/article/the-rwanda-genocide
  • Foundation, T. H. (2021). Rwanda. Retrieved Agustus 2021, from heritage.org: https://www.heritage.org/index/country/rwanda
  • InfoPlease. (2021). Rwanda. Retrieved Agustus 2021, from infoplease.com: https://www.infoplease.com/world/countries/rwanda
  • InfoPlease. (2021). Rwanda Map. Retrieved Agustus 2021, from infoplease.com: https://www.infoplease.com/atlas/africa/rwanda-map
  • Nieden, M. (2021). Rwanda Flora and Fauna. Retrieved Agustus 2021, from rlp-ruanda.de: https://www.rlp-ruanda.de/en/the-two-countries/rwanda/flora-and-fauna/
  • primateworldsafaris. (2018). Gorilla Trekking in Uganda and Rwanda. Retrieved Agustus 2021, from primateworldsafaris.com: https://primateworldsafaris.com/about-rwanda/
  • Trines, S. (2019, Oktober 15). Education in Rwanda. Retrieved Agustus 2021, from wes.org: https://wenr.wes.org/2019/10/education-in-rwanda
  • University, M. S. (2021). Rwanda: Government. Retrieved Agustus 2021, from globaledge.msu.edu: https://globaledge.msu.edu/countries/rwanda/government
  • WorldAtlas. (2021). Flags, Symbols & Currency Of Rwanda. Retrieved Agustus 2021, from worldatlas.com: https://www.worldatlas.com/flags/rwanda

*Penulis: Atik Lestari