50+ Contoh Majas Asosiasi dalam Kalimat dan Pengertiannya

Majas atau gaya bahasa memiliki banyak sekali jenis. Secara umum, majas dibagi dalam empat kategori besar, yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Dalam tiap-tiap bagian majas, masih dibagi lagi jenis majas secara spesifik berdasarkan karakternya. 

Salah satu jenis majas yang menarik dibahas adalah majas asosiasi yang termasuk dalam kategori majas perbandingan. Apa itu majas asosiasi? Apa pengertian majas asosiasi dan seperti apa contoh majas asosiasi? Mari kita simak bersama ya.

majas asosiasi

Apa itu Majas Asosiasi?

Pengertian majas asosiasi adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan untuk menunjukkan hubungan satu hal dengan hal lain, yang dianggap sama atau serupa. 

Pengertian majas asosiasi bisa juga merujuk pada pendapat Kiftiawati Sulistyo dan Endry Sulistyo yang ditulis dalam Buku Pintar Peribahasa Indonesia (2007:362) yang menjelaskan bahwa majas asosiasi berarti gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu di keadaan lain, karena adanya sifatnya sama. 

Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan asosiasi sebagai “tautan (penghubungan) ingatan pada orang atau barang lain sehingga memunculkan sebuah hubungan tertentu yang sifatnya memiliki kesamaan”.

Jika diamati dari pengertiannya, majas asosiasi memang mirip dengan majas simile. Tapi, kedua majas ini memiliki sisi berbeda. Perbedaan majas simile dengan majas asosiasi terletak pada penjelasannya yang di pada majas simile penafsiran dijelaskan secara eksplisit, sedangkan pada majas asosiasi penafsirannya secara implisit atau tidak secara langsung. 

Contoh Majas Asosiasi 

1. Tekad Lili untuk lanjut kuliah sudah seperti bara api.
2. Aku benar-benar tidak bisa menikmati suaranya yang bagai kaset rusak.
3. Meskipun Lili dan Lita saudara kembar, tapi sifat mereka bagai air dan api.
4. Sepertinya kamu sangat lelahnya, aku melihat wajahmu seperti rembulan kesiangan.
5. Semakin hari, badannya terlihat seperti lidi, mungkin karena penyakitnya. 

6. Perasaanku bahagia seperti mendapat durian runtuh.
7. Dia bangga dengan kelulusan ayahnya sampai seperti kejatuhan bulan.
8. Bagaimana mungkin anakmu tidak bangun, kamu berbicara seperti petir.
9. Aku seperti menggambar di permukaan air ketika mempelajari soal-soal tes CPNS itu.
10. Bisakah kamu berhenti bermain judi? Itu tak ubahnya seperti menerka ayam dalam telur.

11. Meskipun ia tampak memiliki bibir yang cantik, tapi jika sudah bicara, seperti cabai rawit.
12. Saat ini internet menjadi jendela dunia yang siap mengantarkan kita melihat dunia.
13. Dua saudara itu dari dulu seperti air dan minyak.
14. Persaingan sengit ini membuat bisnisnya seperti telur di ujuang tanduk.
15. Liciknya orang itu bak tukang sihir. 

16. Aku heran dengan orang itu, karena setiap kali melihatku, pandangannya setajam silet.
17. Adikmu sepertinya benar-benar kelelahan, berjalannya seperti macam kelaparan.
18. Anak itu aneh sejak tadi, sepertinya ada udang di balik batu.
19. Ia memenangkan perlombaan lari karena berhasil melesat bak anak panah.
20. Ia pandai sekali berenang dengan cepat seperti peluru. 

21. Anak-anak sekarang memakai smartphone seperti menghirup udara.
22. Menjadi artis itu harus siap jika ada pasang surut seperti air laut.
23. Sudah biasa kalau pernikahan bertahan cuma seumur jagung karena diawali dari ketidakjujuran.
24. Ia bertekad membayar lunas hutang orangtuanya meski begitu banyak, tekadnya tak lapuk karena hujan, tak lekang karena panas.
25. Anak itu pandai sekali berhitung seperti kalkulator. 

26. Kalau ingin menanyakan sesuatu, kamu bisa bertanya ke kakakku, dia seperti kamus berjalan.
27. Kamu seharusnya sadar kalau sikapnya seperti musang berbulu domba.
28. Waspadalah jika karyawanmu itu jadi pagar makan tanaman.
29. Kamu harus bisa memegang janjimu, jangan seperti dia yang kalau berbicara bagai air di daun talas
30. Ia itu tong kosong nyaring bunyinya, dia sendiri tidak punya karya dan usaha.

31. Rentenir itu memberikan bunga yang mencekik leher, bagaimana bisa mengembalikannya.
32. Pasangan itu selalu tampak seperti amplop dan perangko.
33. Aku heran mereka bisa bersahabat, mereka seperti langit dan bumi.
34. Cepatlah pergi membersihkan rambutmu, karena sudah seperti sapu ijuk.
35. Masalah warisan memang sering membuat hubungan keluarga bagaikan dahan pohon lapuk.

36. Cobalah untuk berdamai dengan saudaramu, jangan seperti anjing dan kucing.
37. Bali itu dikenal karena bak surga dunia, tak heran dia juga ingin kesana.
38. Nasib orang-orang yang kena gusur di kampung sebelah seperti mati segan hidup tak mau.
39. Harga bahan pokok terus naik, rasanya membuatku seperti bernafas di dalam air.
40. Banyak orang tak suka melihat tingkahnya yang seperti cacing kepanasan.

41. Para koruptor banyak yang seperti belut sehingga menyulitkan kepolisian dan KPK.
42. Ingatlah bahwa niat korupsi itu sudah seperti rayap yang memakan tiang-riang rumah.
43. Menantikan cinta gadis itu seperti menanti gajah bertelur.
44. Sepertinya harapan untuk bisa memenangkan perlombaan ini seperti hujan di musim kemarau.
45. Ia begitu senang melihat ayahnya datang, lihat saja matanya seperti bintang kejora. 

46. Ikhlaskan saja, mencari motor yang sudah dicuri, seperti mencari jarum dalam jerami.
47. Usaha tanpa doa itu seperti sayur tanpa garam.
48. Melihat anaknya memukul orang, sang ayah seperti kebakaran jenggot.
49. Ketika masuk hari raya, para pengemis muncul seperti jamur di musim hujan.
50. Aku tidak bisa membedakan anak kembar itu karena bak pinang dibelah dua.

51. Aku menyerah menasehatinya karena pikirannya keras seperti batu.
52. Cobalah untuk lebih banyak bergaul, jangan seperti katak dalam tempurung. 

*Penulis: Hasna Wijayati