Contoh Majas Eufemisme dan Penjelasan Lengkapnya

Majas adalah gaya bahasa yang biasa digunakan untuk meningkatkan menyiratkan kesan emosional, atau menyatakan pesan-pesan tersirat dari suatu kalimat, sehingga kalimat biasa terasa lebih menarik. 

Ada banyak jenis majas, salah satunya adalah majas eufemisme. Majas Eufemisme termasuk jenis majas perbandingan. 

Apa itu Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berusaha memperhalus suatu pernyataan sehingga tidak terkesan kasar, guna menunjukkan kesopanan. 

Majas Eufemisme

Ciri - ciri Majas Eufemisme

Gaya bahasa yang digunakan untuk mengganti kata yang dianggap tabu;

Majas mengganti kata yang mengalami peyorasi atau perubahan makna yang dulunya tidak dianggap kasar, tetapi lantas dianggap kasar atau tidak sopan/ tidak etis;

Majas eufemisme digunakan untuk menunjukkan kesopanan dalam berkomunikasi, terutama kepada orang tua atau dalam perbincangan formal.

Contoh Majas Eufemisme

Agar lebih jelas, kita bisa mencermati banyak contoh majas eufemisme yang disajikan berikut ini. 

1. Alfa mendapat beasiswa karena kepandaiannya dan karena keluarganya kurang mampu. (kurang mampu= miskin).

2. Ia mengizinkan rumahnya untuk dijadikan tempat berteduh para tuna wisma di sekitar sini. (tuna wisma= gelandangan/ tidak punya rumah).

3. Gadis itu merantau ke luar negeri untuk menjadi asisten rumah tangga, karena memang tidak memiliki bekal pendidikan cukup. (asisten rumah tangga = pembantu).

4. Karena hanya lulusan SMP, ia hanya bisa mendapat pekerjaan sebagai pramusaji. (pramusaji= pelayan restoran/ rumah makan). 

5. Jika ingin buang air kecil, mintalah izin kepada petugas ujian. (buang air kecil= kencing).

6. Saya terpaksa sering izin ke belakang karena cuaca dingin. (izin ke belakang = izin ke kamar mandi/ kencing).

7. Di desa pelosok itu masih ada beberapa orang yang tuna aksara, padahal ia masih muda. (tuna aksara = buta huruf/ tidak bisa membaca).

8. Meskipun tuna netra, tapi Kakek itu sangat mandiri. (tuna netra = buta).

9. Ia sudah tuna wicara sejak kecil, berbagai pengobatan sudah dilakukan, tapi memang tidak ada hasilnya. (tuna wicara = bisu).

10. Kecelakaan kerja yang menimpanya membuatnya harus jadi tuna daksa. (tuna daksa = cacat tubuh).

11. Kesalahan kecil yang dilakukannya membuatnya harus dibebastugaskan. (dibebastugaskan = dipecat).

12. Kami turut berduka atas berpulangnya guru yang kami hormati. (berpulang= meninggal dunia).

13. Gurunya sangat sabar mengajari, meski ia kurang pintar. (kurang pintar = bodoh).

14. Orang dengan gangguan jiwa harus mendapat perhatian lebih agar segera pulih. (orang dengan gangguan jiwa = gila)

15. Ia enggan menikah karena merasa belum mapan. (belum mapan = tidak mampu secara finansial/ ekonomi).

16. Para perawat dengan sangat sabar merawat para pasien yang koma. (pasien = orang sakit).

17. Meski pernah menjadi tuna susila, tapi ia sekarang sudah berubah jadi gadis baik, (tuna susila = pekerja s#ks komersial).

18. Dia sangat percaya diri bersekolah di sekolah elit, meski berasal dari kalangan bawah. (kalangan bawah = miskin).

*Penulis: Hasna Wijayati