Contoh Majas Paradoks Lengkap

Majas atau gaya bahasa memiliki beberapa kelompok majas, salah satunya adalah majas pertentangan. Di dalam majas pertentangan, terdapat beberapa jenis majas lagi, seperti majas litotes, majas paradoks, majas antithesis dan majas kontradiksi. 

Pada artikel kali ini, kita akan fokus ke contoh majas paradoks. Sebelum masuk ke contohnya, apakah Kamu sudah paham apa itu majas paradoks? 

Contoh Majas Paradoks Lengkap

Pengertian Majas Paradoks

adalah majas atau gaya bahasa yang berisi ungkapan dari dua hal yang memiliki arti bertentangan atau berseberangan makna. Majas paradoks juga diartikan sebagai pernyataan yang bertentangan dengan pandangan umum, tetapi di dalamnya mengandung suatu kebenaran. Majas ini juga bisa menunjukkan hal yang seolah tampak bertentangan tetapi sebetulnya tidak. 

Dari berbagai pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari majas paradoks adalah adanya kalimat yang menunjukkan pertentangan. Nah, lebih jelasnya kita bisa melihat pada contoh-contoh majas paradoks yang beravariasi berikut ini. 

Contoh Majas Paradoks 

1. Di tengah suasana yang dingin ini, hatinya terasa panas.
2. Meski berada di tengah pesta yang ramai, ia masih merasa sepi.
3. Teman yang sangat akrab bisa jadi musuh yang tersembunyi.
4. Berita palsu itu disajikan bak fakta yang kuat.
5. Parasnya yang cantik tidak mampu menutupi sifatnya yang buruk.

6. Wanita adalah sosok yang kuat, meski sering dianggap lemah.
7. Meski hidup berlimpah dengan kekayaan, tapi ia merasa miskin karena tidak memiliki keluarga.
8. Dia terus saja diterpa pahitnya cobaan hidup, meski begitu ia tetap bisa tersenyum manis.
9. Di tengah perdebatan yang panas, ia masih bisa berpikiran dingin.
10. Jangan remehkan mereka karena mereka orang yang sudah lanjut usia, semangat mereka masih tetap muda membara. 

11. Pikirannya mungkin lambat, tapi ia berhasil mencapai kecepatan kesuksesan yang tidak terpikirkan.
12. Di tengah cobaan semakin berkurangnya rejeki harta yang diterima, rasa syukurnya justru semakin bertambah karena hatinya yang tenang.
13. Di tengah hirup pikuk perdebatan pasar, ia mampu berpikir dengan damai.
14. Meski tokoku sudah ramai pengunjung, tapi masih sepi dengan laba.
15. Rakyat menjerit dengan begitu kerasnya, tetapi para pemimpin itu masih tuli dan sepi tanggapan. 

16. Teknologi digital berkembang dengan begitu cepat, tapi rasa sosial justru melambat dengan sangat.
17. Kekuatan tuhan yang begitu agung telah menyadarkan betapa kecil kuasa manusia.
18. Ia memiliki lidah yang tajam yang bisa dengan mudah menumpulkan pikiran orang lain.
19. Perusahaan itu membangun sebuah pusat perbelanjaan mewah dan membiarkan perkampungan kumuh tetap ada di sebelahnya.
20. Meskipun hidupnya sering kekurangan uang, tetapi ia selalu berlebih kasih sayang. 

21. Ia adalah pemilik restoran cepat saji yang terkenal, tetapi ia senang sekali makan di warteg milikku.
22. Meskipun sungai itu terlihat bersih di atas, tetapi bagian dasarnya bertumpukan sampah.
23. Kedatangan ayah dengan oleh-oleh membuat si kecil riang, tetapi ia merasa sedih karena harus pergi bekerja lagi.
24. Ia mengaku tak punya baju untuk dipakai ke pesta, padahal di lemarinya berjejalan baju-baju nan cantik jelita.
25. Meski matahari sedang terang benderang, tetapi Lisa tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang mendung

26. Gadis polos itu sangat pintar di sekolah, tetapi ia mudah dibodohi oleh lekaki.
27. Meski berasal dari desa pelosok, tetapi pria itu berpenampilan modis.
28. Ibu itu mengaku sayang kepada anaknya, tetapi justru menganiaya anaknya karena depresi.
29. Seorang ibu baru akan sangat bahagia karena hadirnya buah hati, tetapi ia bisa sangat tertekan jika tidak ada yang mendukungnya, ini membuatnya terserang babyblues.
30. Teknologi baru telah menghasilkan sistem administrasi yang canggih, tetapi SDM yang menggunakannya sangat gagap teknologi.

31. Meski sekolah itu bayarannya murah, tetapi fasilitas yang diberikan justru mahal.
32. Ilmu itu unik, semakin dibagikan semakin bertambah.
33. Jangan heran dengan kelakuannya yang sangat baik, meski ia adalah mantan penjahat. Ia sudah bertobat. 

*Penulis: Hasna Wijayati