Contoh Majas Sarkasme dan Pengertiannya Lengkap

Apakah kamu mengetahui apa saja jenis-jenis majas? Ada banyak jenis majas yang kita kenal. Majas atau gaya bahasa ada yang digunakan untuk maksud menyanjung, tapi juga ada yang digunakan untuk maksud menyindir. Intinya, majas-majas ini menjadi langkah untuk mempercantik diksi atau pilihan bahasa yang digunakan. Salah satu contoh majas yang menarik dibahas adalah majas sarkasme. 

Pengertian majas sarkasme adalah gaya bahasa atau ungkapan yang mengungkapkan sindiran tajam atau ejekan yang bertujuan mengejek atau menyindir secara menyamar atau tersembunyi di balik ungkapan yang seolah-olah berlawanan dengan maksud sebenarnya. 

Majas sarkasme ini sering kali digunakan untuk menyampaikan kritik, ejekan, atau sindiran dengan cara yang tersembunyi di balik kalimat yang terkesan berlawanan dengan maksud sebenarnya.

Majas Sarkasme: Pengertian, Ciri dan Contoh Majas Sarkasme

Ciri Majas Sarkasme

Agar lebih jelas dalam mengenali majas sarkasme, berikut ciri khas dari majas sarkasme:

  1. Penggunaan ungkapan atau kalimat yang seolah-olah berlawanan dengan maksud sebenarnya.
  2. Mengandung sindiran tajam atau ejekan yang tersembunyi di balik kalimat tersebut.
  3. Sering kali menggunakan intonasi, nada, atau konteks tertentu dalam penyampaian untuk memperjelas maksud sebenarnya.

Cara membedakan majas sarkasme dari majas lainnya adalah dengan mengidentifikasi kalimat atau ungkapan yang seolah-olah menyatakan suatu hal, namun sebenarnya maksud sebenarnya adalah bertentangan dengan kalimat yang diucapkan.

Contoh Majas Sarkasme

Lebih jelas lagi, coba simak contoh-contoh majas berikut, yang merupakan 25 contoh majas sarkasme:

  1. "Tentu saja, menunggu selalu menyenangkan."
  2. "Wow, hari ini memang hari yang begitu menyenangkan untuk tersesat di tengah hutan."
  3. "Hebat, kejutan lagi. Sungguh tak pernah terduga!"
  4. "Oh ya, tentu saja, pertemuan itu begitu produktif, kami hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk tidak sampai pada kesimpulan apa pun."
  5. "Keren, kehidupan tanpa tantangan sama sekali."
  6. "Bagus sekali, lagi-lagi saya terlambat. Ini merupakan kejutan yang menyenangkan setiap hari."
  7. "Benar-benar menyenangkan, mengerjakan tugas rumah selama liburan."
  8. "Sungguh cerdas, menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak pernah dibutuhkan."
  9. "Hebat sekali, diskusi yang sangat menggugah dan tidak menghasilkan solusi sama sekali."
  10. "Wah, siapa yang tidak senang menghadiri rapat yang tak pernah selesai tepat waktu?"
  11. "Wow, itu pasti merupakan rencana yang sangat baik, terutama ketika semuanya berantakan."
  12. "Bagus sekali, lagi-lagi terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang tak berujung."
  13. "Benar-benar mengasyikkan, membaca aturan panjang yang tidak jelas."
  14. "Luar biasa, berkumpul bersama orang-orang yang tidak pernah sependapat."
  15. "Wah, ini benar-benar momen yang tidak bisa diulang, terutama ketika semuanya berjalan salah."
  16. "Hebat, benar-benar menakjubkan, membuat kesalahan yang sama berulang kali."
  17. "Luar biasa, berbicara dengan orang yang hanya mendengarkan dirinya sendiri."
  18. "Tentu saja, kesalahan yang terus terjadi adalah suatu kegembiraan."
  19. "Keren sekali, lagi-lagi kehilangan barang-barang yang penting."
  20. "Bagus sekali, lagi-lagi diminta untuk melakukan pekerjaan tambahan tanpa imbalan."
  21. "Wah, betapa menariknya, mendengarkan cerita yang tidak pernah berakhir."
  22. "Hebat, sungguh menyenangkan melakukan hal yang sama setiap hari."
  23. "Tentu saja, menunggu selalu menjadi kegiatan favorit saya."
  24. "Wow, sungguh luar biasa, mencari sesuatu yang tidak pernah saya miliki."
  25. "Benar-benar cerdas, melakukan pekerjaan yang tidak pernah dihargai."

Contoh-contoh di atas menunjukkan penggunaan majas sarkasme dalam kalimat yang secara langsung atau tidak langsung mengejek atau menyindir dengan menyembunyikan maksud sebenarnya di balik kalimat yang seolah-olah bertentangan dengan maknanya. Jadi, sudah jelas bukan, apa itu majas sarkasme? Yuk, coba buat sendiri contoh majas sarkasme. 

*Penulis: Hasna Wajayati