Partai Indonesia Raya

Partai Indonesia Raya atau yang disingkat dengan Parindra, didirikan oleh Dr. Sutomo. Penderian Parindra di Surabaya, pada tanggal 26 Desember 1935. Tujuan dari didirikannya Parindra yaitu untuk mencapai Indonesia merdeka.

Organisasi Parindra ini bersifat co-operation. Co-operation yang dimaksudkan yaitu mau bekerja sama dengan orang – orang Belanda. Parindra merupakan salah satu anggota dari GAPI, yaitu Gabungan Politik Indonesia.

GAPI yang didirikan atas inisiatif dari Mohammad Husni Thamrin, pemimpin dari Partai Indonesia Raya atau Parindra, dan seorang anggota Volksraad. GAPI didirikan pada tahun 1939. Selain Parindra, ada anggota GAPI yang lain, yaitu Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, Partai Sarekat Islam Indonesia atau PSII, Partai Islam Indonesia atau PII, dan Perhimpunan Politik Katolik Indonesia.

Terdapat lima pokok yang diperjuangkan oleh GAPI, yaitu sebagai berikut.

  1. Pelaksanaan The Right of Self- Determintaion
  2. Persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik, demokrasi sosial, dan ekonomi.
  3. Pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum, serta yang mewakili dan bertanggung jawab kepada rakyat, terdiri dari dua kamar, yaitu Dewan Rakyat diubah menjadi Senat dan Kamar Rakyat atau volkskamer sebagai House of Representative harus dibentuk
  4. Membentuk solidaritas Indonesia – Belanda untuk menghadapi kekuatan Fasis
  5. Pengangkatan lebih banyak orang Indonesia dalam jabatan negara, termasuk Wakil Gubernur Jenderal, wakil direktur di departemen – departemen, anggota Dewan Hindia.

Parindra sebenarnya merupakan fusi dari organisasi Budi Utomo dnegan Partai Bangsa Indonesia atau PBI. Parindra dan PBI bergabung karena memiliki kesamaan dalam hal tujuan dalam perjuangan. Tujuan perjuangan tersebut yaitu berusaha mengangkat derajat bangsa Indonesia.

Maka, muncullah taktik kooperasi yang telah disebutkan sebelumnya, dengan harapan untuk mencapai peningkatan derajat bangsa Indonesia. Taktik kooperasi ini dilakukan dengan harapan dapat menempatkan wakil  - wakilnya di dalam parlemen Belanda atau Volksraad. Tujuan Parindra dalam mencapai Indonesia Raya, dilakukan dengan cara, sebagai berikut.

  1. Memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
  2. Menjalankan aksi politik untuk mencapai pemerintahan yang demokratis
  3. Memajukan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.

Tokoh dari Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di parlemen Belanda atau bolksraad, yaitu Moh. Husini Thamrin, sedangkan tokoh yang lainnya yaitu R.Sukardjo, Wiryopranoto, R. Panji Suroso, Wuryaningrat, dan Mr. Susanto Tirtoprojo. Kongres pertama parindra dilakukan di Jakarta, pada tanggal 18 Mei 1937. Pada saat itu, parindra berhasil mengumpulkan anggota sebanyak 2425 orang.

Artikel terkait: Sejarah Gabungan Politik Indonesia

Anggota sebanyak itu diperoleh dari 53 cabang. Kongres di jakata tersebut berhasil mengeluarkan keputusan – keputusan berkenaan dengan peruangan partai di parlemen Belanda, yaitu sebagai berikut.

  1. Mendesak pemerintahan Belanda untuk lebih memperhatikan pendidikan dengan cara mendirikan sekolah – sekolah yang baru.
  2. Mendesak pemerintah untuk meninjau kembali badan – badan hukum anak negeri yang selama ini selalu diawasi dan ditekan.

Parindra berusaha dan berjuang terus agar wakil – wakilnya yang ada di parlemen Belanda semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda.

Perjuangan yang dilakukan parindra di parlemen Belanda berlangsung sampai akhir penjajahan Belanda. Meskipun perjuangan yang dilakukan, tidak semua menghasilkan hasil yang menggembirakan, namun cukup efektif untuk memaksa pemerintah Belanda dalam mewujudkan tuntutan Parindra.

Salah stau tuntutan yang dikabulkan oleh pemerintah Belanda, yaitu pergantian istilah inlander menjadi Indonesier.

Referensi:

  1. Istiqomah. 2008 intisari Pengetahuan Sosial Lengkap: SD. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
  2. Aritonang, J.S. 2010. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  3. Kurnia, A dan Suryana, M. 2007. Sejarah 2: SMP Kelas VIII. Jakarta: Ghalia Indonesia.
*Penulis: Indriyana Rachmawati