Rasul Pembawa Rahmat bagi Seluruh Alam (Rahmatan lil ‘Alamiin)

Misi nabi Muhammad saw., sebagai seorang utusan yang mengemban tugas untuk mengubah dan menyempurnakan akhlak manusia menjadi lebih baik tentulah tidak mudah. Dari sinilah Allah memberikan berbagai kelebihan dan mukjizat kepadanya.

Dari berbagai mukjizat dan kelebihan yang diberikan oleh Allah inilah, beliau bisa menjadi salah satu figur paling atas dari beberapa ratusan figur tokoh yang lain. Selain itu, sebagai seorang nabi dan Rasul, beliau sangatlah mengkhawatirkan kehidupan ummatnya kelak.

Di samping itu, beliau juga punya keteladan yang tinggi dalam berbagai hal, demikian ini tentunya beliau lakukan tidak semata-mata untuk dirinya saja, melainkan juga untuk ummatnya, agar supaya meniru keteladanan tersebut. Berbagai sikap positif yang ada dalam diri Nabi Muhammad saw., ini sebenarnya juga mempunyai efek langsung yang juga bersangkutan dengan alam raya ini.

Rasul Pembawa Rahmat bagi Seluruh Alam (Rahmatan lil ‘Alamiin)

Manusia dengan Uswatun Hasanah 

Sebutan uswatun hasanah yang diberikan Allah swt., kepada Nabi Muhammad  saw., juga terdapat dalam berbagai ayat al- Qur’an. Uswatun hasanah ini mempunyai arti orang yang sangat, sangat dan penuh dengan keteladan yang baik, dan diperintahkan untuk menirunya. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam ayat berikut ini:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

Artinya:

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzaab (33): 21)

Sebagai muslim, tentu kita harus mempercayai perihal ayat di atas. Beliau memang manusia seperti kita, tetapi kelebihan dan keutamaan-keutamaan yang ada pada diri beliau, belum tentu ada pada diri kita. Oleh karena itulah, kita di perintahkan juga untuk mematuhi perintah-perintah dan larangan yang beliau sabdakan pada kita semua.

Wahyu yang beliau dapatkan sudah pasti terjamin akan kebenarannya, namun akal kita yang terbatas belum tentu bisa menjangkaunya. Wahyu yang berupa al-Qur’an inilah wahyu yang terbesar di alam raya, dan sungguh beliaupun tidak serta merta dalam mengucapkan atau melafadzkan wahyu tersebut.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ . إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ

Artinya:

”Dan tidaklah yang diucapkannya tersebut (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Melainkan (al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. Al-Ahzab (53):3-4)

Rahmat Bagi Seluruh Alam Raya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Rahmat ini memiliki arti belas kasih, karunia  Allah swt. Rahmat bagi seluruh alam raya, merupakan sebuah keutamaan tersendiri yang dimiliki oleh beliau nabi Muhammad saw. Dengan rahmat inilah semua makhluk yang ada pada tatanan alam ini menjadi terlindungi, hidup sejahtera dan menjadi semangat tersendri.

Beliau mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan yang ada pada alam raya ini. ummat yang beliau pimpin sangatlah diperhatikannya. Dari sinilah ummatnya pun juga memperhatikan apa saja yang beliau sampaikan, baik berupa perintah ataupun larangan. Seperti yang dijelaskan dalam ayat  berikut ini:

...وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ...

Artinya:

“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”. (QS. Al-Hasyr (59): 7)

Potongan ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya yang beliau perintahkan dan larang, jelas datangnya adalah dari Allah swt. Dan semua itu mempunyai tujuan yang sangat mulia, untuk mendapatkan kasih sayang atau karunia Allah.

Istilah rahmatan lil ‘aalamiin ini jika dipelajari lebih dalam, mempunyai makna yang sangat luas dan dalam. Selain ummat manusia bisa mendapatkan kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan lain-lainnya, dari apa yang telah beliau tinggalkan.

Istilah tersebut juga memberikan petunjuk terhadap perjuangan beliau yang mampu merubah kota Makkah yang penuh dengan orang-orang Jahiliyah yang punya kebiasaan buruk, menjadi sebuah kota suci yang menjadi kiblat bagi umat muslim dunia.

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ

Artinya:

”Dan tiadalah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS.al-Anbiyaa’ (21) : 107)

Rahmat seluruh alam ini tentunya juga punya maksud, tidak pandang bulu, termasuk  antara orang yang beriman dan yang kafir. Semua akan mendapatkan rahmat, tetapi hasilnya bisa berbeda. Apakah hanya di dunia saja?, ataukah di dunia dan di akhirat. Wallaahu a'lam

Ada sebuah hadits yang bisa menjadi renungan bersama, bahwa ketika beliau diutus sebagai rahmatan lil ‘alamiin, beliau menjelaskan betapa pentingnya menjaga hati dan perbuatan. Karena yang demikian, termasuk sebagai rahmat yang mempuyai pengaruh terhadap apapun yang ada di sekitar kita

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ»

Artinya:

“Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah saw., bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak meihat kepada rupa dan hartamu, akan tetapi Dia melihat hati dan segala amal-amal kalian” (HR. Muslim)

 

Sumber:

Supardjo dan Ngadiyanto, Mutiara Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII, (Solo: PT. Wangsa Jatra Lestari, 2011)Software Qur’an in Word v.2.2Software Kamus Besar Bahasa Indonesia v.1.1

*Penulis: Abdul Wahid

Materi lain: