Kategori atau Kelas Kata (Kata Benda, Kata Kerja, Kata Sifat, Kata Keterangan, dan Kata Bilangan)

Mempelajari kelas kata tidak lengkap rasanya, tanpa mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi dari kata. Apakah yang dimaksud dengan kata? Kata merupakan suatu unsur yang dapat membentuk suatu kalimat.

Kata dapat juga dibentuk dari suatu proses morfologis. Proses morfologis tersebut yaitu pengimbuhan atau afiksasi, perulangan atau reduplikasi, penggabungan atau komposisi. Tujuan proses morfologis tersebut yaitu untuk menyampaikan maksud yang di muat dalam kalimat.

Kata memiliki kedudukan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan, dalam suatu kalimat. Keempat kedudukan tersebut disingkat dengan SPOK. Terkait dengan jabatan yang ada di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi dan makna yang ditunjukkan, kata dapat dikategorikan ke dalam kelas kata. Kelas kata dibagi menjadi 5 jenis.

Jenis – jenis tersebut yaitu kata kerja atau verba; kata sifat atau adjektiva; kata keterangan atau adverbia; kata benda atau nomina, kata bilangan atau numeralia, dan kata ganti atau pronomina; serta kelompok kata tugas.

Kelompok kata tugas masih memiliki bagian tersendiri. Dalam artian masih memiliki anak – anak cabang atau jenisnya. Jenis dari kelompok kata tugas, yaitu artikel atau kata sandang, preposisi atau kata depan, konjungsi atau kata penghubung, partikel, dan interjeksi atau kata seru. Masing – masing jenis kelas kata tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kata kerja atau verba

Kata kerja merupakan suatu kata yang menyatakan tentang perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Pada umumnya kata kerja dapat berfungsi untuk predikat dalam sebuah kalimat. Kata kerja memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

  1. Dapat digunakan untuk mengingkari dengan menggunakan kata tidak.
  2. Dapat digunakan dengan cara diikuti oleh gabungan kata dengan yang ditambahkan dengan kata benda atau kata sifat.
  3. Dalam penggunaan kata kerja dapat diberikan aspek waktu, seperti sedang, telah, dan akan.

Kata kerja sebenarnya juga memiliki berbagai macam, yaitu sebagai berikut.

  1. Verba turunan, yang terdiri dari verba berafiks, verba bereduplikasi (contoh: jalan – jalan), verba berproses untuk gabung (contoh: seolah – olah), verba majemuk (contoh: angkat tangan), verba transitif, merupakan kata kerja membutuhkan objek dalam susunan kalimatnya, dan verba intransitif merupakan kata kerja yang tidak memerlukan objek dalam susunan kalimatnya.
  2. Verba dasar bebas, antara lain jalan, main, nyanyi.

Kata keterangan atau adverbia

Kata keterangan merupakan suatu yang memberikan keterangan pada bagian verba atau kata kerja, adjektiva atau kata sifat, nomina prediktif, maupun kalimat. Ada berbagai macam kata keterangan atau adverbia. Macam – macam kata keterangan, yaitu sebagai berikut:

  1. Adverbia reduplikasi, contoh: paling – paling.
  2. Adverbia gabungan, contoh: belum bisa.
  3. Adverbia yang diperoleh dari berbagai kelas, contoh: seyogyanya.

Kata sifat atau adjektiva

Kata sifat merupakan suatu kata yang menjelaskan tentang sifat, keadaan watak, dan tabiat orang maupun binatang maupun benda. Pada umumnya, kata sifat dapat berfungsi untuk digunakan sebagai predikat, objek, dan penjelas dari subjek. Kata sifat pun juga memiliki ciri – ciri. Ciri – ciri tersebut yaitu:

  1. Kata sifat dapat diberikan keterangan yang berguna sebagai penguat. Kata tersebut yaitu benar, amat, terlalu, sangat, dan sekali.
  2. Kata sifat dapat diingkari dengan menggunakan kata tidak.
  3. Kata sifat juga dapat diberikan keterangan yang berfungsi sebagai pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling.

Selain memiliki ciri – ciri, kata sifat juga terdiri dari berbagai macam, yaitu sebagai berikut:

  1. Kata sifat dasar. Contohnya: heran, takut
  2. Kata sifat turunan yang terdiri dari adjectiva berafiks, adjectiva bereduplikasi, dan adjectiva berafiks.
  3. Kata sifat deverbalisasi. Contoh: meluap
  4. Adjektiva denominalisasi. Contoh: budiman
  5. Adjektiva de-adverbialisasi. Contoh: bertambah
  6. Adjektiva denumeralia. Contoh: menyeluruh
  7. Adjektiva de-interjeksi. Contoh: sip
  8. Adjektiva majemuk. Contoh: rendah hati
  9. Adjektiva eksesif atau berlebih- lebihan. Contoh: bukan main hebatnya

Simak juga: Pengertian Klausa dan Jenis – Jenis Klausa

Kata ganti atau pronomina, kata benda atau nomina, kata bilangan atau numeralia

Ketiga kata tersebut, akan dijabarkan sebagai berikut. Perhatikan baik – baik ya perbedaannya.

#1 Kata benda atau nomina

Kata benda merupakan kata yang mengacu pada sesuatu benda yang bersifat konkret maupun abstrak. Kata benda juga memiliki fungsi. Fungsi dari kata benda untuk subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Ciri – ciri dari kata, yang tergolong kata benda yaitu:

  1. Kata benda diikuti dengan menggubungkan kata yang ditambah dengan kata sifat atau yang sangat dengan ditambahkan kata sifat. Contoh: pulpen yang murah, rumah yang sangat bagus.
  2. Kata benda dapat diingkari dengan menggunakan kata bukan. Contoh: bukan mobil, bukan motor.
  3. Sama seperti penjelasan tentang kata sifat, kata kerja, dan kata keterangan. Kata benda juga terdiri dari berbagai macam.

Apa saja macam – macam dari kata benda atau nomina:

  1. Nomina terbilang. Contoh: buku.
  2. Nomina tak terbilang. Contoh: air.
  3. Nomina bernyawa. Contoh: ibu.
  4. Nomina tak bernyawa. Contoh: nama sekolah.
  5. Nomina ukuran. Contoh: milimeter.
  6. Nomina kolektif. Contoh: sayur – sayuran.
  7. Nominalisasi dengan yang. Contoh: yang baik.
  8. Nominalisasi dengan si dan sang. Contoh: sang raja.
  9. Nomina dari proses nominalisasi. Contoh: anjuran.

#2 Kata ganti atau pronomina

Kata ganti merupakan suatu kata yang digunakan untuk mengacu pada nomina yang lain. Kata ganti juga memiliki fungsi yaitu sebagai pengganti kata benda atau nomina. Pronomina terdiri dari 3 macam, yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pronomina persona, terdiri dari pronomina reduplikasi (contoh: kami – kami), pronomina yang berbentuk frasa (contoh: kau itu), pronomina yang berbentuk takrif.
  2. Pronomina penunjuk,  terdiri dari pronomina yang memberikan penunjuk bersifat umum (contoh: itu), pronomina yang memberikan petunjuk berupa tempat (contoh: sana), dan pronomina yang memberikan penunjuk berupa ihwal (contoh: begitu).
  3. Pronomina penanya, merupakan pronomina yang digunakan untuk memberikan pemarkah pada pertanyaan. Contoh: apa, dimana.

#3 Kata bilangan atau numeralia

Kata bilangan merupakan suatu kata yang digunakan untuk menghitung jumlah atau banyaknya binatang, benda, dan orang. Numeralia memiliki berbagai macam, yaitu sebagai berikut:

  1. Numeralia penuh yang masih dibagi lagi menjadi bilangan penuh (contoh: empat, lima), bilangan pecahan (contoh: tiga perdelapan, dua perlima), dan bilangan gugus (contoh: gros, kodi).
  2. Numeralia tingkat merupakan numeralia yang memberikan petunjuk tentang struktur atau urutan.
  3. Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk dari afiksasi.

Kelompok kata tugas

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa kata tugas masih memiliki bagian – bagian lagi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kata sandang atau artikel. Kata sandang merupakan kata yang mendampingi kata benda atau kata yang memberikan batasan makna pada jumlah benda atau orang.
  2. Kata depan atau preposisi. Kata depan merupakan suatu kata yang selalu terletak di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja. Tujuannya untuk membentuk gabungan kata depan atau disebut dengan frasa preposisional.
  3. Kata hubung atau konjungsi. Kata hubung merupakan suatu kata yang memiliki fungsi untuk menghubungkan dua kata maupun dua kalimat.
  4. Partikel merupakan suatu kategori atau unsur yang bertugas untuk memulai, mempertahankan, atau untuk mengukuhkan sebuah kalimat dalam suatu komunikasi. Unsur partikel digunakan dalam kalimat tanya, berita, dan perintah
  5. Kata seru atau interjeksi. Kata seru merupakan suatu kata tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan ungkapan perasaan atau hati.

Sudah paham kan tentang kelas kata. Nah, kelas kata ini penting bagi kita untuk membedakan setiap kata yang diucapkan maupun dituliskan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk semuanya.

Referensi:

Irman, M., Prastowo, T.W., dan Nurdin. 2008. Bahasa Indonesia 1: Untuk SMA/ MAK Semua Program Kejuruan Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

*Penulis: Hasna Wijayati

Materi lain: