Pengertian dan 23 Jenis Konjungsi

Pengertian dan 23 Jenis Konjungsi

Artikel ini akan memberikan pembahasan yang berhubungan dengan konjungsi. Konjungsi atau conjunctions. Apakah yang dimaksud dengan konjungsi? Apa saja kata konjungsi? Hal tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan di bawah ini. Silahkan diperhatikan dengan baik – baik. Siapa tahu akan membantu kamu dalam memahami materi yang diajarkan gurumu di kelas.

Pengertian Konjungsi

Konjungsi atau sambungan kata atau penghubung atau perangkai merupakan suatu kata yang digunakan untuk menghubungkan antara kata – kata, kalimat – kalimat, maupun ungkapan – ungkapan.

Konjungsi atau disebut sebagai penghubung antar kalimat, biasanya menggunakan kata sesungguhnya, biarpun demikian, tambahan pula, oleh karena itu, walaupun demikian, dan tambahan lagi.

Pendapat lain menyatakan bahwa konjungsi merupakan suatu kata yang menjadi penghubung antarklausa atau antarkalimat atau antarparagraf. Penghubung ini bertujuan agar kalimat atau klausa atau paragraf tersebut tampak lebih padu atau memiliki hubungan yang erat.

Terdapat beberapa konjungsi antarkalimat beserta dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut.

  1. Konjungsi yang menyatakan tentang suatu peristiwa, hal, atau keadaan di luar dari yang sebelumnya telah dinyatakan. Contoh: lagi pula, selain itu, dan tambahan pula.
  2. Konjungsi yang menyatakan tentang akibat. Contoh: oleh sebab itu.
  3. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sesungguhnya. Contoh: bahwasanya dan sesungguhnya.
  4. Konjungsi yang menyatakan tentang pertentangan yang terjadi dengan pernyataan pada kalimat yang sebelumnya. Contoh: sungguhpun demikian atau begitu, meskipun demikian atau begitu, dan walaupun demikian atau begitu.

Dalam penggunaan kata penghubung, apabila induk kalimat mendahului anak kalimat, maka tidak perlu disisipi tanda koma (,). Namun, jika kata penghubung menunjukkan pertentangan, seperti penggunaan kata tetapi, sedangkan, maka perlu perlu diberikan tanda koma (,). Kemudian, jika anak kalimat mendahului induk kalimat, maka diantara anak dan induk kalimat tersebut, diberikan sisipan tanda koma (,).

Anak kalimat dapat diketahui dengan cara memahami ciri – ciri dari anak kalimat. Apa sajakah ciri – ciri dari anak kalimat? Ciri – ciri anak kalimat yaitu anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri, selain itu, anak kalimat di awali dengan kata penghubung. Kemudian, apabila subjek pada induk yang sama, maka subjek pada anak kalimat tidak perlu diungkapkan.

Contoh:

Dini selalu menjadi juara pertama di olimpiade karena selalu rajin belajar.

Dani selalu menjadi juara pertama di (sebagai induk kalimat)

Olimpiade karena selalu rajin belajar (sebagai anak kalimat)

Macam / Jenis dan Contoh Konjungsi

Bagaimana? Sudah pahamkan apa yang dimaksud dengan konjungsi. Tentu saja, kita tidak akan puas hanya mengetahui pengertian dari konjungsi. Kita perlu tahu lebih banyak hal tentang semua yang berkaitan dengan konjungsi, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan penghubung yang digunakan dalam kalimat – kalimat yang sederajat. Maksudnya adalah satu kalimat tidak bergantung pada kalimat – kalimat yang lain. Konjungsi koordinatif memiliki beberapa jenis. Jenis – jenisnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Konjungsi kumulatif

Konjungsi kumulatif menunjukkan pada penambahan. Konjungsi yang termasuk ke dalam golongan kata hubung kumulatif yaitu sebagai berikut.

  1. Juga
  2. Dan juga
  3. Selanjutnya
  4. Seperti itu pula
  5. Kedua
  6. Dan juga, lagi pula
  7. Dan
  8. Di samping itu
  9. Selanjutnya, lagi pula
  10. Lebih – lebih lagi, lagi pula

Terdapat jenis khusus dari konjungsi kumulatif yang disebut dengan konjungsi korelatif atau disebut dengan kata sambung korelasi. Kata sambung korelasi dapat digunakan untuk berpasangan dengan konjungsi yang memiliki jenis berlainan. Terdapat beberapa jenis dari konjungsi korelatif, antara lain:

  1. Baik .... maupun....
  2. Tidak hanya .... melainkan....
  3. Dan ....sama – sama....

2. Konjungsi alternatif

Konjungsi alternatif dibagi lagi menjadi dua, yaitu yang menunjukkan di antara dua pilihan dan menunjukkan pada perbedaan yang kontras. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

Menunjukkan di antara dua pilihan. Konjungsi alternatif menunjuk pada pilihan antara dua hal. Kata hubung alternatif yang merupakan bagian dari konjungsi jenis ini, yaitu.

  • ...atau...
  • Atau, kalau tidak
  • Kalau tidak
  • Tidak/ bukan .... ataupun
  • Kalau tidak

Menunjuk pada perbedaan yang kontras. Konjungsi alternatif menunjuk pada hal yang kontras. Kata hubung aalternatif kontras yang termasuk dalam konjungsi ini yaitu sebagai berikut.

  • Namun, tetapi
  • Sebaliknya
  • Cuma, hanya
  • Namun
  • Tetapi

3. Konjungsi illatif

Konjungsi jenis ini digunakan dalam rangka untuk menunjukkan suatu kesimpulan. Kata hubung kesimpulan yang termasuk dalam konjungsi jenis ini, yaitu sebagai berikut.

  1. Oleh karenanya
  2. Maka
  3. Sebab itu, karena itu, karenanya
  4. Jadi, karena itu, maka
  5. Oleh karena itu
  6. Atas alasan apa

Setelah dijelaskan banyak hal tentang konjungsi koordinatif, maka selanjutnya akan dijelaskan tentang konjungsi subordinat

Konjungsi Subordinat

Konjungsi Subordinat

Pembahasan ini akan berhubungan dengan konjungsi subordinat, yang terdiri dari fungsi dan jenis – jenis.

1. Fungsi konjungsi subordinat

Konjungsi ini menghubungkan antara kalimat pokok dengan anak kalimat. Anak kalimat yang di awali dengan konjungsi subordinat tidak akan dapat berdiri sendiri.

Anak kalimat tersebut harus bergantung pada kalimat  yang dapat berdiri sendiri atau dinamakan dengan kalimat pokok atau principal sentence atau main clause atau independent clause dan tidak bergantung pada klausa yang lain atau sekumpulan kata yang mengandung suatu subjek dan predikat.

Contoh:

Kalimat pokok: Saya akan pergi lusa.

Kata sambung: jika

Anak kalimat: Saya dalam kondisi yang sehat.

Arti Lusa saya akan pergi jika kondisi saya sehat.

2. Jenis – jenis konjungsi subordinat

Konjungsi subordinat terbagi atas beberapa jenis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Kata hubung perkenalan. Jenis ini digunakan untuk penunjuk pengantar atau sebagai perkenalan dengan menggunakan kata bahwa. Contoh: Andi berjanji, bahwa dia akan segera mengembalikan buku.
  2. Kata hubung sebab atau alasan. Jenis ini digunakan sebagai penunjuk sebab atau alasan dengan menggunakan kata karena. Conto: Ani tidak dapat menolak karena merasa malu.
  3. Kata hubung akibat atau pengaruh. Jenis ini digunakan untuk menunjukkan akibat atau pengaruh tentang suatu hal dengan menggunakan kata sehingga. Contoh: Ina belajar demikian keras, sehingga membuat dia sakit.
  4. Kata hubung tujuan atau maksud. Jenis ini digunakan untuk menunjukkan maksud atau tujuan tentang suatu hal dengan menggunakan kata supaya atau agar. Contoh: Hima bangun pagi – pagi, supaya tidak terlambat.
  5. Kata hubung waktu. Jenis ini digunakan untuk menunjukkan maksud atau tujuan tentang suatu hal, dengan menggunakan kata segera setelah, selagi, selama, sebelum, hingga, sampai, setelah, dan sejak. Contoh: Saya akan ke pasar, setelah membersihkan rumah.

Konjungsi Berdasarkan Fungsi

Konjungsi Berdasarkan Fungsi

Jika dilihat dari fungsinya, konjungsi juga dapat dibagi lagi ke dalam beberapa bentuk. Berikut adalah macam –macam konjungsi berdasarkan fungsinya :

1. Konjungsi Aditif (gabungan)

Konjungsi aditif disebut juga konjungsi gabungan. Konjungis ini merupakan konjungsi koordinatif yang berfungsi untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dengan kedudukan yang sederajat. Misal : dan, lagi, lagi pula, dan serta.

2. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, akan tetapi dengan mempertentangkan kedua bagian kalimat tersebut. Bagian kedua umumnya menduduki posisi yang lebih penting dari bagian pertama. Contoh : padahal, tetapi, sedangkan, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, dan namun.

3. Konjungsi Disjungtif (pilihan)

Konjungsi pilihan ini menghubungkan dua unsur yang sederajat dan berfungsi untuk memilih salah satu dari dua atau lebih hal. Contoh : maupun, atau....atau, atau, baik...baik..., dan entah...entah...

4. Konjungsi waktu

Konjungsi waktu memiliki fungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau beberapa peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat temporal dapat menjelaskan hubungan yang tidak sederajat atau pun sederajat.

Contoh konjungsi waktu dengan menghubungkan kalimat yang tidak sederajat: apabila, bilamana, hingga, sementara, sejak, selama, ketika, bila, sambil, sebelum, sesudah,sedari, seraya, waktu, sampai, demi, setelah, semenjak, dan tatkala. Contoh konjungsi waktu dengan menghubungkan dua bagian kalimat sederajat : sebelumnya dan sesudahnya.

5. Konjungsi Final (tujuan)

Konjungsi tujuan atau disebut juga konjungsi final ini sejenis modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan dari suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya dipakai guna menyatakan hubungan ini misalnya: guna, untuk,supaya, dan agar.

6. Konjungsi Sebab (kausal)

Konjungsi sebab disebut juga kausal. Konjungsi ini menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, artinya induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab contohnya meliputi : sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.

7. Konjungsi Akibat (konsekutif)

Konjungsi akibat disebut juga konsekutif. Konjungsi ini menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi diakibatkan oleh suatu hal yang lain. Pada kalimat ini, anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwa dinyatakan dalam bentuk induk kalimat. Kata-kata yang digunakan dalam menandai konjungsi akibat adalah : sehingga, sampai, dan akibatnya.

8. Konjungsi Syarat (kondisional)

Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan tentang suatu hal yang terjadi ketika syarat -syarat yang disebut telah terpenuhi. Kata -kata yang menyatakan hubungan ini meliputi: jika, jikalau, asalkan, apabila, kalau, dan bilamana.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu syarat - syarat yang harus dipenuhi. Contoh yang termasuk dalam konjungsi tak bersyarat ini meliputi : meskipun, walaupun, dan biarpun.

10. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan berfungsi untuk menghubungkan dua hal dan dilakukan dengan cara membandingkan kedua hal tersebut. Kata- kata yang sering digunakan s meliputi : sebagai, seperti, seakan-akan, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, sebagaimana,dan daripada.

11. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga kalimat yang satu dapat langsung mempengaruhi yang lain atau kalimat satu melengkapi kalimat lain.

Konjungsi korelatif dapat digunakan pada kalimat dengan hubungan timbal-balik. Contoh konjungsi korelatif: sedemikian rupa..., tidak hanya….tetapi juga..., kian….. kian, bertambah……bertambah, semakin …..semakin, sehingga..., baik..., dan maupun.

12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi)

Konjungsi penegas memiliki fungsi untuk menegaskan atau meringkas bagian -bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya, termasuk berbagai hal yang menyatakan rincian. Contoh konjungsi penegas: bahkan, apalagi, misalnya, umpama, yaitu, yakni, ringkasnya, dan akhirnya.

13. Konjungsi Penjelas (penetap)

Konjungsi penjelas atau penetap ini memiliki fungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.

14. Konjungsi Pembenaran (konsesif)

Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan antara dua hal dan dilakukan dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal lain yang ditandai oleh konjungsi tersebut.

Pembenaran dinyatakan dalam bentuk klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan dinyatakan ke dalam anak kalimat yang didahului konjungsi seperti: walaupun, ungguhpun, meskipun, kendatipun, biar, sbiarpun, dan sekalipun.

15. Konjungsi Urutan

Konjungsi urutan berfungsi untuk menunjukkan kalimat yang menyatakan urutan akan sesuatu hal atau peristiwa. Contoh konjungsi urutan : lalu, mula-mula, dan kemudian.

16. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan ini memiliki fungsi untuk menunjukkan adanya pembatasan terhadap suatu hal atau dalam batas-batas mana suatu perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi pembatasan, misalnya : kecuali, selain, dan asal.

17. Konjungsi Penanda

Konjungsi penanda berfungsi untuk menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi penanda : umpama,misalnya, contohnya. Selain itu, terdapat konjungsi penanda pengutamaan, dengan contoh seperti : pokok, paling utama, dan terutama.

18. Konjungsi Situasi

Konjungsi situasi menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi atau berlangsung dengan keadaan atau kondisi tertentu tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal, sedangkan, dan sambil.

Berdasarkan penjelasan di atas, sudahkah saudara memahami tentang konjungsi? Terdapat berbagai macam jenis konjungsi yang perlu dipelajari dan dipahami. Masing – masing jenis tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Selamat belajar dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semuanya.

Referensi:

  1. Tim Guru Eduka. 2015. Mega Book Pelajaran SMA/MA IPA Kelas X, XI, dan XII. Depok: Cmedia.
  2. Tukan, P. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia 3: Sekolah Menengah Atas Kelas XII Program IPA dan IPS. Jakarta: Yudhistira.
  3. Tim Guru Indonesia. 2015. Top No.1 UN SMA/ MA IPS 2016. Jakarta: PT Bintang Wahyu.
  4. www.porosilmu.com
*Penulis: Hasna Wijayati

Bacaan lain:

  1. 30+ Contoh Majas Hiperbola: Pengertian Majas Hiperbola, Ciri dan Contohnya
  2. 33 Contoh Majas Simbolik Lengkap dengan Penjelasan dan Variasinya
  3. 50+ Contoh Majas Asosiasi dalam Kalimat dan Pengertiannya