13 Jenis Hutan di Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang paling besar di dunia ini. Terdiri dari sekitar 16.000 pulau, Indonesia tampak begitu indah dan hijau ketika dilihat jauh dari atas permukaan bumi. Kenapa demikian? Tak lain karena Indonesia memiliki begitu banyak hutan yang hijau.

13 Jenis Hutan di Indonesia

Ekosistem hutan di Indonesia memang merupakan ekosistem yang terluas yang dimiliki Indonesia. Jenis jenis hutan di Indonesia pun juga ada sangat banyak. Indonesia memiliki hutan yang tumbuh di berbagai tempat, mulai di daerah pantai yang rendah, hingga di kawasan pegunungan tinggi.

Masing -masing jenis hutan di Indonesia ini pun memiliki karakteristik dan tipe tersendiri. Lantas, apa saja jenis jenis hutan di Indonesia tersebut? Berikut ada daftarnya untuk Anda.

1) Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang tumbuh di kawasan pasang surut, seperti di wilayah pantai yang terlindung, di wilayah laguna serta di daerah muara sungai. Wilayah hutan mangrove ini biasanya berada di wilayah yang tergenang pasang serta bebas dari genangan ketika surut. Selain itu, komunitas tumbuh hutan mangrove bertoleransi terhadap garam.

Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia dengan luas mencapai 4,125 juta hektar. Hutan mangrove ini tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, dengan ekosistem terbanyak di wilayah Sumatera, Kalimantan dan papua.

Di dalam hutan mangrove, populasi yang membentuknya terdiri dari pohon bakau, nipah, pandan dan rumput. Adapun populasi dan jenis pohon dalam hutan mangrove dipengaruhi oleh faktor habitat yang meliputi pasang surut, substrat serta salinitas terkait pasokan air tawar.

2) Hutan Rawa Air Tawar

Hutan rawa air tawar umumnya berada di belakang hutan mangrove dengan tanda batas berupa rumput nibung atau Oncozperma tigilaria. Hutan rawa air tawar yang cukup luas di Indonesia dapat ditemukan di daerah Sumatera bagian timur, Kalimantan dan Papua.

Populasi yang hidup di dalam hutan rawa air tawar ini dapat berupa kanopi lepat serta pohon pohon yang dapat mencapai tinggi hingga 30 meter. Beberapa jenis pohon yang banyak terdapat di hutan rawa air tawar meliputi pohon pandan, sagu, campnosperma sp, dan lainnya.

3) Vegetasi Rawa Air Tawar

Vegetasi rawa air tawar banyak didominasi dengan rumput kumpai atau panicum stagnium, mimosa peltigera, serta teki -tekian. Vegetasi rawa air tawar banyak ditemukan di wilayah Kalimantan Timur dan Papua. Pada musim angin barat, vegetasi ini banyak digenangi dengan air secara berkala.

Biasanya, bagian tengah rawanya terdapat vegetasi yang miskin dan pendek, seperti lumut, paku -pakuan, perdu, sagu serta pandan.

4) Hutan Sagu

Sagu atau Metrcxylon sagu merupakan tumbuhan yang tersebar luas di wilayah hutan rawa air tawar. Persebaran hutan sagu paling luas terdapat di Papua dan Maluku, khususnya di daerah Bacan, Halmahera, Kepulauan Aru serta Kepulauan Sulu.

Selain itu, hutan sagu juga terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Hutan sagu umumnya dapat tumbuh tinggi. Namun, hutan sagu tumbuh menjadi kerdil di tempat -tempat dengan air payau.

Simak juga: 5 Faktor Pembentuk Tanah dan Penjelasan Lengkap

5) Hutan Tepi Sungai

Hutan tepi sungai ini juga biasa disebut sebagai riparian forest. Jenis hutan ini ada di wilayah sepanjang sungai -sungai besar. Hutan Tepi Sungai di Kalimantan merupakan habitat dari pohon tengkawang serta kayu ulin.selain di Kalimantan, hutan tepi sungai juga banyak terdapat di Papua.

6) Hutan Rawa Gambut

Hutan rawa gambut memiliki ciri khas berupa keberadaan flora yang terbatas. Di dalam hutan rawa gambut, pephonannya tinggi -tinggi, kurus serta tidak lebat. Ciri khas pepohonan ini dikarenakan habitat tanannya yang berupa timbunan gambut dengan pH 4 yang sangat asam, serta kandungan hara di tanah tersebut juga rendah.

Ketebalan gambut yang ada di hutan ini umumnya berkisar 0,5 hingga 20 meter. Hutan rawa gambut umumnya terdapat hidup berdampingan dengan hutan rawa air tawar. Vegetasi ini banyak terdapat di wilayah pesisir timur Sumatera, Kalimantan dan Papua. Sumatera sendiri memiliki kawasan hutan rawa gambut yang sangat luas, yakni sekitar 9,7 juta hektar sedangkan di Kalimantan hutan rawa gambut seluas 6,3 juta hektar.

Artikel terkait: Pengertian Hidrologi, Siklus Hidrologi dan Jenis Jenis Siklus Hidrologi

7) Hutan Hujan Ekuatorial

Hutan ini berada pada daerah dengan ketinggian 0 - 800 meter di atas permukaan laut. Hutan hujan ekuatorial memiliki pepohonan yang tingginya dapat mencapai 45 hingga 60 meter. Selain itu, ciri khas lain dari hutan hujan ekuatorial adalah pepohonannya yang rapat, memiliki kanopi lebat serta selalu hijau.

Hutan hujan ekuatorial yang terdapat pada habitat batuan sediman pada Sumatera dan Kalimantan, banyak didominasi pohon kamper. Sedangkan di wilayah tanah berpasiraluvium dan daerah dengan topografi bergelombang didominasi dengan kayu ulin.

8) Vegetasi Pantai Pasir dan Karang

Vegetasi pantai pasir dan karang bisa ditemukan di wilayah tepi pantai yang berpasir atau berkerang, dan biasanya tidak jauh dari tepi pantai ke arah daratan. Pada komunitas vegetasi pantai pasir dan karang, bisa ditemukan aneka hewan ternak, tumbuhan menjalar serta rerumputan.

9) Hutan Hujan Tropis

Hutan hutan tropis dapat ditemukan di wilayah Sumatera, Maluku, Papua dan Sulawesi, atau lebih tepatnya banyak terdapat di sebelah timur garis khayal Wallace. Jenis jenis hutan di Indonesia ini memiliki ciri khas yang menyerupai hutan hujan ekuatorial. Hanya bedanya, pepohonan yang ada di hutan hujan tropis lebih rendah dan tinggi kanopinya berkisar 30 hingga 40 meter saja.

10) Hutan Keranggas

Jenis hutan di Indonesia ini dapat ditemukan di wilayah ketinggian 0 hingga 800 meter. Hutan keranggas ditumbuhi flora yang menyerupai hutan rawa gambut. Hutan ini banyak ditemukan di wilayah Kalimantan, seperti di wilayah Sampit, yang di sana banyak didominasi dengan kayu agathis.

Jenis hutan keranggas ini cukup sulit untuk dilakukan reboisasi. Jadi, apabila terjadi gangguan alam seperti kebakaran atau bahkan dilakukan penebangan habis terhadap vegetasi di hutan ini, maka hutan ini akan sangat sulit dipulihkan.

11) Hutan Pegunungan Bawah

Jenis hutan pegunungan bawah ini berada di ketinggian 1000 hingga 2000 meter. Jenis jenis hutan di Indonesia ini masih belum banyak dieksploitasi, kecuali di wilayah Pulau Jawa. Ciri khas hutan pegunungan bawah adalah pohon -pohonnya yang makin rendah dengan diameter makin kecil, ketika ketinggian tempatnya meningkat.

Ini artinya, pepohonan yang terletak di wilayah punggung dan lerang gunung relatif lebih pendek dan seringkali berupa pakis, semak, serta lumut yang lebat. Lalu di wilayah ketinggian lebih dari 1.500 meter, vegetasi yang ada didominasi dengan lumut, epifit, pakis serta anggrek.

Hutan pegunungan bawah yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur seringkali membentuk tegakan murni karena iklimnya yang lebih kering. Lalu di Nusa Tenggara, hutan pegunungan yang berada di atas 1.000 meter didominasi eukaliptus.

12) Hutan Sub Alpin Bawah

Jenis htuan sub alpin bawah ini dapat ditemukan di kawasan dengan ketinggian 2.400 hingga 3.800 meter. Ciri khas hutan ini adalah pohon -pohonnya yang kecil dan pendek. Di wilayah Jawa, jenis hutan ini didominasi dengan jenis Vaccinium, Albazia, dan Myrcs.

Hutan Sub Alpin Bawah juga dapat ditemukan di wilayah Dataran Tinggi Kemabu dan Gunung Bijih di Papua. Di sana, hutan ini dapat membentuk tanah gambut dengan ketebalan hingga 30 cm.

13) Hutan Sub Alpin Atas

Jenis hutan sub alpin atas ini dapat ditemukan di wilayah Papua dengan ketinggian lebih dari 3.800 meter hingga 4.200 meter. Vegetasi yang hidup di hutan jenis ini menyerupai vegetasi yang terdapat di wilayah hutan sub alpin bawah. Hanya saja, pada sub alpin atas pepohonannya lebih kerdil dengan tinggi pohon hanya sekitar 6 hingga 8 meter saja.

Ciri khas lain dari hutan ini adalah pepohonannya yang dapat tumbuh lebat, tetapi tidak berkesinambungan karena ada beberapa wilayah yang terbuka dengan batu cadas atau ditumbuhi rumput -rumputan.

Referensi:

Mulyo, Bambang Nianto dan Purwadi Suhandini. 2015. Geografi untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo : Global Tiga Serangkai.

*Penulis: Hasna Wijayati

Materi lain: