Arti dan Fungsi Qanaah : "Belajar Menerima Tanpa Melupakan Kewajiban"

Arti dan Fungsi Qana’ah Dalam Kehidupan

Sebagai manusia yang mempunyai hati nurani. Tentulah seseorang akan mendambakan rasa aman, nyaman, dan tentram dalam kehidupannya tersebut. Rasa ini tentunya akan muncul dari dalam dan luar dari manusia itu sendiri. Karena fitrahnya sebagai manusia memang menghendaki rasa aman, nyaman, dan tentram tersebut.

Dalam agama Islam sendiri, manusia diwajibkan untuk berusaha dan bekerja. Hal ini tidak lain adalah untuk memenuhi rasa bahagia yang dibutuhkannya. Tetapi, harus kita ingat bahwa ketika dalam berusaha dan bekerja. Ada sebagian manusia yang tidak tahu apa yang akan terjadi di tengah-tengah aktifitasnya tersebut.

Apa yang manusia lakukan adalah usaha tersendiri untuk melakukan perintah-Nya, dan hasil dari apa yang mereka lakukan itu ada yang sama dan ada yang berbeda dengan apa yang ia pertama kali impikan. Di sinilah umat muslim harus mempunyai pegangan yang kokoh, supaya dalam keadaan apapun, mereka tetap bisa memegang teguh apa yang telah di imaninya.

Dari sini pula umat muslim harus tahu perihal apa itu yang disebut dengan qanaah (rela menerima). Mudah-mudahan dengan kajian singkat ini kita semuanya (khususnya umat Islam) bisa saling mengerti dan saling menghormati antara umat satu dengan umat yang lain. Karena kita tahu bersama bahwa di Negara kita Indonesia, terdiri dari berbagai ragam suku, agama, status sosial, dan lain-lainnya.

Arti Qanaah : Rela Menerima dan Terus Berusaha

Arti qanaah tidak lain adalah salah satu perilaku yang terpuji untuk rela menerima segala sesuatu yang telah dimiliki oleh seseorang tersebut. Serta merasa cukup dengan apa segala sesuatu yang telah dimilikinya. Dari arti qanaah ini pula bisa menjauhkan seseorang dari sifat yang rakus, selalu kurang, dan serakah.

Meski demikian, janganlah arti qanaah tersebut langsung digambarkan sebagai sosok pemalas, tidak mau berusaha dan bekerja, serta hanya hidup dengan segala sesuatu yang ada. Jika ada yang mempunyai pendapat seperti itu, maka buat apa kita bekerja, jika sudah ada rasa tercukupi.

Memang dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa tidak ada satu makhluk hidup (daabbah) yang hidup di dunia ini kecuali rezekinya sudah dijamin oleh Allah SWT. Seperti yang tertera dalam QS. Hud (11) ayat enam berikut:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا...... (11)

Artinya :

“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya”

Tapi sebagai orang yang beragama, minimal kita sudah harus tahu bahwa semua umat manusia akan selalu berusaha dengan semaksimalnya untuk mencapai suatu keberhasilan hidup. Orang yang tahu tentang arti qanaah, dirinya tentu akan merasa tentram. Karena dengan itulah mereka bisa mengendalikan sifat-sifat tercela yang ada dalam dirinya. Seperti tamak, anguh, dan dengki.

Contoh kecil di antaranya adalah ketika seseorang dalam usahanya belum bisa menikmati hasil usahanya. Bagi orang yang tidak tahu arti qanaah bisa dibilang orang tersebut akan berputus asa. Tetapi bagi orang yang tahu arti qanaah, mereka harus mensikapinya dengan sabar ditambah mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya.

Hadis - Hadis Qanaah

Dalam hadis-hadis nabi juga diterangkan perihal arti qanaah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»

Artinya:

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: “ Bukanlah kekayaan itu dikarenakan banyaknya harta tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

2. Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir radhiyallaahu ‘anhu:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكُمْ بِالْقَنَاعَةِ، فَإِنَّ الْقَنَاعَةَ مَالٌ لَا يَنْفَدُ»

Artinya:

Dari Jabir radhiyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tetaplah kalian semua dengan sikap qanaah, karena sesungguhnya qanaah itu adalah harta yang tidak pernah habis (HR. At-Thabarani dalam Mu’jam al-Awsaath)

3. Hadits yang dirwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhu:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ»

Artinya:

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “ Sungguhlah beruntung seseorang yang masuk Islam, dan diberikan rezeki yang tiada putusnya, dan orang tersebut merasa berkecukupan dengan apa yang telah diberikan Allah padanya” (HR. Muslim)

Dari beberapa hadis di atas dapat kita ketahui bersama bahwa yang namanya qanaah tidak bisa lepas dari lima perkara, di bawah ini:

  1. Menerima segala seuatu yang ada dengan sukarela baik dalam bentuk lahir maupun batin
  2. Melatih kesabaran, dan keimanan yang ada dalam diri kita masing-masing
  3. Tetap berdoa, memohon kepada Allah SWT. serta selalu berikhtiar untuk menghasilkan yang terbaik.
  4. Menjaga diri seseorang dari tipudaya yang ada di dunia
  5. Selalu bertawakkal kepada Allah SWT.

Fungsi Qanaah Bagi Umat Manusia

Dari penjelasan serta dalil-dalil mengenai qanaah di atas. Tentu ada fungsinya juga. Lalu apa fungsi dari qanaah itu??. Fungsi qanaah diantaranya adalah:

  1. Jiwa seseorang akan merasakan rasa aman, nyaman dan tentram
  2. Senantiasa berlapang dada dan tidak mudah untuk berputus asa ketika sedang berada dalam kondisi yang tidak diinginkan.
  3. Selalu merasa berkecukupan dan optimistis bahwa Allah SWT akan menjamin rezeki makhluk-makhluk-Nya kalau mau berusaha dan berikhtiar
  4. Merasakan semangat dan spirit yang tinggi ketika melakukan usaha atau pekerjaan
  5. Sebagai kontrol terhadap semua orang supaya tidak gampang terjerumus dalam keserakahan ketika mendapatkan sebuah rezeki yang terus-menerus datang.

Sumber Bacaan:

  1. Al-Qur’an Digital
  2. Al-Maktabah al-Syaamilah v.3.64
  3. Muhammad Ruhmadi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP IX 3, (Sukoharjo: Graha Multi Grafika, 2007)
  4. Robingan, Munawar Khalil, Teladan Utama Pendidikan Agama Islam 3: Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2010)
  5. Tim Arafah, Pendidikan Agama Islam 3 untuk SMP Kelas IX, (Semarang: Aneka Ilmu), 2006
*Penulis: Abdul Wahid

Materi lain: