Profil Negara Kamboja

Profil Negara Kamboja Lengkap

Hallo sahabat Portal-Ilmu! Apakah kalian tahu tentang negara Kamboja? Negara satu-satunya di dunia yang menampilkan sebuah bangunan dalam benderanya? Apakah kalian tahu bangunan apakah itu?

Bagunan yang ada pada bendera Negara Kamboja tersebut merupakan bangunan yang biasa disebut sebagai Angkor Wat. Angkor Wat merupakan salah satu situs yang sangat terkenal di Negara Kamboja, bahkan situs tersebut menjadi tujuan wisata utama ketika turis berkunjung ke Kamboja. Angkor Wat merupakan warisan dari umat Hindu. Jika Borobudur merupakan warisan terbesar dari budha, maka Angkor Wat merupakan warisan terbesar dari Hindu. Total luas dari Angkor Wat mencapai 500 hektare.

Selain keunikan Negara Kamboja yang terdapat pada Angkor Wat, negara ini juga memiliki keunikan-keunikan lain. Salah satu fakta lain dari Negara  Kamboja adalah perayaan tahun barunya, tahun baru di negara ini tidak dirayakan pada awal bulan Januari. Perayaan tahun baru di Kamboja justru dilaksanakan pada pertengahan bulan April dan dikenal sebagai Choul Chanm Thmey. Perayaan tersebut bertepatan dengan berakhirnya musim panen tradisional.

Nah, setelah kita mengetahui sedikit tentang Negara Kamboja selanjutnya dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang profil negara Kamboja itu sendiri, yang meliputi profil umum, bendera, peta bahkan sejarahnya.

Profil Umum

Nama lengkap: Kerajaan Kamboja (Kingdom of Cambodia)
Bentuk pemerintahan: Monarki Konstitusional
Kepala negara: Raja
Kepala pemerintahan: Perdana Menteri
Ibu kota: Phnom Penh
Luas wilayah: 181,035 km2
Jumlah penduduk: 15.957.223 jiwa
Pertumbuhan penduduk: 1,56%
Angka kelahiran: 23,4 bayi per 1000 penduduk
Bahasa resmi: Bahasa Khmer
Agama: Buddha (resmi) 96.9%, Islam 1.9%, Kristen 0.4%,   lain-lain   0.8% 
Mata uang: Riel Kamboja (KHR)
Hari nasional: 9 November 1953 (Hari Kemerdekaan)
Lagu kebangsaan: “Nokoreach” (Royal Kingdom)
Kode domain internet: kh
Kode telepon: 855
Pendapatan perkapita: US$ 3.700,-
Produk Domestik Bruto (PDB): US$ 58,94miliar

Bendera

Ada tiga warna yang digunakan dalam bendera Negara Kamboja.

  • Dua garis horizontal biru di bagian atas dan bawah bendera, melambangkan kerja sama, kebebasan dan persaudaraan.
  • Warna merah horizontal yang berada di tengah melambangkan keberanian.
  • Warna putih pada Angkor Wat melambangkan keadilan warisan dan integritas.

Peta

foto: britannica.com

Geografis

Negara Kamboja terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara.  Kamboja memiliki luas wilayah sepertiga dari negara Perancis yaitu sebesar 181,035 km2. Negara ini berbatasan langsung dengan Laos dan Thailand di sebelah utara, berbatasan dengan Vietnam di sebelah timur dan di sebelah barat berbatasan dengan teluk Thailand.

Kamboja memiliki wilayah dataran rendah aluvial yang dikelilingi oleh dataran tinggi dan bukit-bukit, termasuk Tonle Sap dan Hulu sungai Mekong. Dataran transisi di kamboja memiliki ketinggian sekitar 200 meter. Di bagian utara kamboja juga berbatasan dengan lereng batu pasir yang membentuk tebing menghadap ke selatan dengan ketinggian mencapai 200 mil (320 km). Di bagian timur negara ini juga terdapat sungai yang terkenal, yaitu sungai mekong.

Iklim

Terdapat angin muson, yang juga menentukan dua musim utama yang ada di negara kamboja. Angin muson yang bertiup dari  barat daya pada pertengahan bulan mei hingga awal oktober menjadikan kamboja beriklim lembab, musim hujan dengan curah hujan di seluruh wilayah dataran tinggi rata-rata mencapai 5000 mm, sedangkan di dataran rendah mencapai 1.270 mm sampai 1400 mm.

Musim kemarau terjadi pada awal bulan November sampai dengan pertengahan Maret. Suhu pada bulan januari yang merupakan suhu terdingin Kamboja biasa mencapai 82 sampai dengan 83 ° F (28 ° C) dan cuaca panas pada bulan April sekitar 95 ° F (35 ° C).

Flora dan Fauna

Di daerah dataran rendah Negara Kamboja juga terdapat sawah, ladang jagung, tembakau dan alang-alang. Pada daerah transisi ditumbuhi rumput yang tingginya mencapai 1,5 meter. Sedangkan pada daerah dataran tinggi atau pegunungan terdapat hutan lebat yang biasanya ditumbuhi pohon cemara dengan ketinggian mencapai 30 meter, selain itu juga ada pohon rotan, pohon palem, bambu, tumbuhan herba dan berbagai macam pohon dan tumbuhan lainnya. Di dataran tinggi daerah barat daya juga terdapat hutan pinus yang ketinggian pohonnya mencapai 45 meter.

Seperti halnya negara-negara tetangga seperti Laos dan Vietnam, Kamboja juga pernah memilki hutan lindung yang berada di daerah timur laut Kamboja. Satwanya antara lain seperti gajah, badak, lembu liar dan beberapa spesies rusa. Namun, saat ini jumlah sudah sangat berkurang karena adanya penangkapan liar.

Selain itu, walau jumlahnya kecil namun masih terdapat harimau, macan tutul, beruang dan mamalia kecil lainnya. Macam-macam burung yang ada di negara ini adalah burung bangau, belibis, burung pegar, merak jantan, pelikan, burung kormoran dan sebagainya. Empat jenis ular yang berbahaya adalah kobra india, kobra raja, krait berpita dan ular berbisa russell.   

Kelompok Etnis

Sebagian besar penduduk Kamboja berasal dari etnis Khmer yang mendominasi sebesar 97,0 %. Sedangkan etnis minoritas di negara ini berasal dari muslim cham melayu sebesar 1,8 % dan lainnya sebesar 1,2 % berasal dari etnis Vietnam, Cina dan Laos.

Mayoritas etnis khmer tersebar di dataran rendah di sekitar sungai mekong dan Tonle Sap, dataran transisi dan daerah pesisir. Sebelum tahun 1975 etnis cina mendominasi negara ini bahkan pengaruhnya cukup kuat, hal ini karena kamboja menggunakan ideologi komunis ketika itu. namun setelah terjadi revolusi posisi tersebut berubah, kebanyakan dari mereka hanya menjadi warga biasa.

Sejarah

Sejak 40 ribu tahun lalu wilayah ini telah dihuni oleh manusia. Ditemukan sisa-sisa atau bekas monumen keagamaan kecil dari batu bata, laterit dan batu, dari pahatan batu besar, dan dari prasasti dalam bahasa Sanskerta dan Kamboja, atau Khmer yang sudah adasejak abad ke-4 Masehi.

Pada akhir abad ke-8, seorang pangeran Khmer yang kemudian dinobatkan sebagai Jayawarman II kembali ke Kamboja dari "pengasingan" di Jawa, dan mulai mengkonsolidasikan kerajaan. Pada tahun 802, dalam sebuah upacara di dekat Angkor, sebelah utara Danau Besar Kamboja, dia menyatakan dirinya sebagai raja universal, dan mendirikan sebuah dinasti dan bertahan sampai abad ke-16.

Di masa jayanya, Angkor adalah kerajaan kuat yang mendominasi sebagian besar daratan Asia Tenggara dan Yasodharapura sebagai Ibukotanya. Pada abad ke-13, masyarakat Kamboja secara massal menganut agama Buddha Theravada. Selama 200 tahun selanjutnya kerajaan tersebut melemah setelah Thailand mendeklarasikan kemerdekaannya dan menginvasi wilayah Kamboja. Pada 1450 ibu kota kerajaan ini berganti wilayah selatan, Phnom Penh.

Selama empat abad berikutnya, Kamboja menjadi kerajaan Buddha kecil yang berada di bawah kekuasaan Thailand dan Vietnam. Karena kekhawatiran raja kamboja terhadap Thailand, maka pada tahun 1863 ia meminta Prancis untuk memberikan perlindungan bagi kerajaannya. 

Pemerintahan Prancis berlangsung hingga tahun 1950-an, elit Khmer diperlakukan dengan baik dan kebijakan Prancis memiliki dampak yang relatif ringan pada penduduk Kamboja. Selain itu, peningkatan infrastruktur juga memperkuat ekonomi dan membawa Kamboja ke arah yang lebih maju. Kontribusi terbesar Prancis ke Kamboja adalah restorasi kuil-kuil di Yasodharapura. 

Para cendekiawan Prancis memecahkan prasasti Angkorean dan membangun kembali banyak kuil. Kamboja mendapatkan kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Pada saat itu Kamboja dipimpin oleh Raja Sihanouk I, namun pada tahun 1960 ia meninggal dan digantikan oleh putranya Sihanouk II.

Ekonomi

Sebelum tahun 1975 ekonomi negara ini tidak berkembang dan hanya mengandalkan dua komoditas yaitu beras dan karet yang rentan terhadap fluktuasi. Sektor pertanian mendominasi negara ini. Selain itu, di negara ini juga jarang ditemui busung lapar. Sekitar tahun 1990-an kamboja mengalami peningkatan sektor ekonomi  yang cukup drastis, namuntetap masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di asia tenggara.

Sektor pertanian, ada beberapa komoditas utama di sektor ini namun posisi tertinggi tetap pada padi. Bahkan pada tahun 2013 Kamboja sempat mengekspor beras sebanyak 236.730 ton, jumlah tersebut meningkat 107% dari tahun sebelumnya yang hanya 114.070 ton. Kurang lebih ada 72 negara yang mengekspor beras dari negara kamboja.

Komoditas lain yang juga diekspor dari negara ini adalah getah karet. Perikanan juga menjadi sektor penting di negara ini, daerah Tonle Sap menyumbangkan sebesar 50% perikanan untuk negara ini. Selain itu, daerah yang juga menjadi penghasil ikan adalah daerah sekitar sungai mekong dan kawasan pinggir laut, sawah serta paya-paya.

Selain itu, industri garmen juga menjadi sektor unggulan di negara ini. Setiap tahunnya sektor ini menyumbang pendapatan negara sekitar 15-18% dari GDP Kamboja, dan 90% produk garmen yang berasal dari negara ini diekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Sistem Politik

Pada tahun 1981 pemerintahan komunis yang didukung oleh Vietnam di Phnom Penh membentuk pemerintahan berdasarkan konstitusi baru. Namun, pada tahun 1982 pemerintahan tersebu ditentang oleh tiga faksi dan membentuk pemerintahan koalisi di pengasingan.

Walaupun koalisi tersebut tidak dapat memerintah di Kamboja, mereka justru memperoleh pengakuan secara internasional dan mendudduki kursi Kamboja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka akhirnya juga dapat bernegosiasi dengan pemerintah di Phnom Penh.

Pada tahun 1991 pemerintah dan kelompok opisi menandatangani perjanjian damai yang mengatur pembentukan pemerintahan nasional yang baru. PBB membentuk otoritas transisi untuk mengawasi berjalannya kesepakatan tersebut, termasuk pemilihan umum pada tahun 1993 yang membentuk pemerintahan koalisi dengan Raja Norodom Sihanouk ditunjuk sebagai kepala negaranya. Pada pemerintahan Raja Norodom tersebut lebih mengarah pada pemerintahan dengaan pembagian kekuasaan.

Badan legislatif di negara ini terdiri dari Majelis Konstituante, saat ini disebut sebagai Majelis Nasional yang mengumumkan Konstitusi keenam Kamboja pada 24 September 1993. Konstitusi 1993 tersebut kemudian diubah pada Maret 1999 untuk membentuk Senat, sebuah badan legislatif baru. Konstitusi menyatakan demokrasi liberal dan sistem multipartai sebagai dasar rezim politik Kerajaan Kamboja. 

Di bawah Konstitusi, rakyat Kamboja adalah penguasa di negaranya sendiri, memiliki semua kekuasaan, dan menjalankan kekuasaan mereka melalui Majelis Nasional, Senat, Pemerintah Kerajaan, dan Kehakiman. Peraturan itu juga menetapkan bahwa cabang pemerintahan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif harus terpisah. Selain itu, semua warga negara Kamboja juga memiliki hak untuk mendirikan asosiasi dan partai politik.

  • Senat ( Majelis Tinggi ): Diketuai oleh Samdech Chea Sim dan terdiri dari 62 Senator (mengacu pada Gambar 1)
  • Majelis Nasional ( Majelis Rendah ): Diketuai oleh Samdech Heng Samrin dan terdiri dari 123 anggota terpilih (mengacu pada Gambar 2).

Dewan Kehakiman Tertinggi (diatur dalam konstitusi dan dibentuk pada bulan Desember 1997); Mahkamah Agung (dan pengadilan yang lebih rendah) menjalankan otoritas yudisial. Konstitusi di negara ini membagi wilayah Kerajaan Kamboja menjadi provinsi dan kotamadya. 

Saat ini, terdapat 24 provinsi dan empat kotamadya (Phnom Penh, Sihanoukville, Kep, dan Pailin). Setiap provinsi dibagi menjadi kabupaten (srok), dan setiap kabupaten menjadi komune (khum). Selain itu, terdapat kelompok desa (phum), meskipun tidak dianggap sebagai unit administrasi formal. Setiap kotamadya dibagi menjadi beberapa bagian (khan), setiap bagian menjadi empat (sangkat). Kementerian Dalam Negeri bertanggung jawab atas administrasi provinsi dan kota.

Keamanan

Raja merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata yang disebut sebagai Royal Cambodian Armed Forces (RCAF), yang meliputi angkatan darat, laut dan udara. RCAF dibentuk pada tahun 1993 melalui pengganbungan kekuatan militer pemerintah kamboja dan dua tentara perlawanan nonkomunis.

Pada awal abad ke-21 pengeluaran angkatan bersenjatan ini dianggap terlalu membebani negara. Pemerintah kambojajuga telah berupaya untuk mengurangi jumlah anggota tetntaranya dengan mencari dana dari negara asing untuk mengkompensasi tentara yang didemobilisasi, tetapi para donor enggan mengeluarkan biaya tersebut.

Keanggotan Negara Kamboja di Organisasi-organisasi Internasional

  • Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),
  • Asian Development Bank (ADB),
  • Donors,
  • International Committee of the Red Cross (ICRC),
  • United Nations (UN),
  • United Nations Development Progamme (UNDP),
  • United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
  • United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR),
  • United Nations Children's Fund (UNICEF),
  • World Food Programme  (WFP),
  • World Health Organization (WHO).

Hubungan Bilateral antara Indonesia dan Kamboja 

Bidang Politik

Hubungan  diplomatik Indonesia dengan Kamboja telah dilakukan sejak tahun 1957. Kedua negara menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1959. Sementara itu, kerjasama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja telah dirintis sejak tahun 1970-an dan secara sangat signifikan telah meningkatkan citra TNI di Kamboja.

Hubungan baik kedua Negara terlihat dari saling kunjung pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, Pejabat Tinggi Negara dan Parlemen dalam rangka kerja sama bilateral maupun menghadiri sidang regional seperti sidang-sidang ASEAN. Selain mekanisme saling kunjung tersebut, juga terdapat Komisi Bersama RI-Kamboja yang dibentuk pada tanggal 18 Februari 1997.

Indonesia berperan besar pada proses rekonsiliasi perdamaian Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting I (1988), Jakarta Informal Meeting II (1989), Informal Meeting on Cambodia I dan II (1990), Preparatory Meeting for the International Conference on Cambodia (1990) dan sebagai co-chair meeting bersama Perancis pada Paris International Conference on Cambodia (1991).

Bidang Ekonomi

Hubungan ekonomi Indonesia-Kamboja saat ini lebih didominasi pada perdagangan luar negeri, dengan neraca perdagangan Indonesia-Kamboja selama 5 tahun terakhir selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik pada tahun 2010, Kamboja merupakan pasar alternatif yang potensial bagi produk Indonesia.

Beberapa produk Indonesia yang cukup populer di Kamboja adalah produk-produk consumer goods dan farmasi. Beberapa perusahaan farmasi indonesia seperti Dexa Medica, Sanbe dan Kalbe Farma, Sanbe Farma dan juga Indo Farma telah memasuki pasar Kamboja.

Produk farmasi Indonesia saat ini dikenal masyarakat Kamboja sebagai produk tingkat menengah dan dipercaya cukup luas oleh masyarakat. Selain produk farmasi, produk Indonesia yang cukup berhasil di Kamboja adalah produk makanan dan minuman dalam kemasan, dengan merek dagang seperti Milkita, Kopiko dan Nutri C. 

Memandang potensi produksi beras Kamboja, pada tanggal 28 Agustus 2012, Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan kamboja telah menandatangani MOU Perdagangan Beras RI-Kamboja yang mengatur mengenai pengadaan cadangan beras bagi Indonesia sampai dengan 100.000 ton per-tahun jika dibutuhkan.

MOU yang ditandatangani oleh kedua menteri tersebut akan menjadi payung bagi perdagangan beras kedua Negara dan akan memberikan landasan bagi BULOG sebagai institusi pengadaan beras di Indonesia untuk dapat menjadikan Kamboja sebagai alternatif sumber pengadaan cadangan beras bagi Indonesia selain Vietnam, Thailand dan India.

Kementerian pertanian kedua negara saat ini juga tengah dalam proses untuk membentuk kerjasama pertanian yang salah satunya juga akan memfasilitasi kerjasama perberasan antara Indonesia-Kamboja yang meliputi kerjasama research and development serta promosi produk pertanian dan pendukungnya. 

Bidang Budaya

Dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan Sister Temple Province antara Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Siem Reap, yang ditandatangi pada bulan Juni tahun 2007 dan Action Plan yang ditandatangani pada bulan Juni 2012, terdapat kesepakatan-kesepakatan kerjasama antara beberapa lembaga dan sekolah di Jawa Tengah dengan lembaga dan sekolah di Siem Reap yaitu :

  • Penandatanganan Nota Kesepahaman di bidang Kerjasama Pendidikan Tahun 2012-2017 antara Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah dan Departemen Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi Siem Reap pada tanggal 13 Maret 2012.
  • Penandatanganan Sister School Agreement antara SMA Taruna Nusantara Magelang dengan Hun Sen Siem Reap High School pada 21 Juli 2011 dan SMPN 1 Kudus dengan 10 January High School, Siem Reap pada tanggal 14 Maret 2012.
  • Penandatanganan Record of Discussion antara SMPN 1 Purbalingga dengan Preash Emkosa Secondary School pada tanggal 21 Juli 2011 dan ditandatanganinya Minutes of Discussion antara SMPN 1 Kalimanah Purbalingga dengan Samdech Euv High School Siem Reap pada tanggal 23 April 2012. 

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Kerjasama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja telah dimulai sejak tahun 1970-an. Pejabat Athan Kamboja di Indonesia ditempatkan untuk pertama kalinya pada 7 Januari 2007 dan ditandatanganinya MoU between the Indonesian National Army and the Army of the Royal Cambodian Armed Forces (RCAF) on Army-to-Army talk di Kamboja pada Desember 2007.

TNI secara berkesinambungan telah memberikan bantuan Pelatihan kepada Royal Cambodian Armed Forces (RCAF), khususnya Brigade 911 dan Pasukan Pengamanan Perdana Menteri (Paspam PM), dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. Kerjasama Pelatihan antara Paspampres RI dan Paspam PM Kamboja telah berlangsung sejak tahun 2005. Dalam waktu 7 tahun Paspampres RI telah mengirim 53 pelatih dalam 10 dari 17 gelombang yang sudah dilaksanakan. 3000-an Paspam PM telah dididik menjadi professional dalam bidangnya.

Daftar Pustaka

1. Britannica. (2020). Cambodia. Retrieved Agustus 2020, from britannica.com: https://www.britannica.com/place/Cambodia/Demographic-trends#ref52459
2. Cambodia, T. o. (2020). Cambodian History. Retrieved Agustus 2020, from tourismcambodia.com: https://www.tourismcambodia.com/about-cambodia/cambodian-history.htm
3. Center, C. I. (2020). Country Profile of Cambodia. Retrieved Agustus 2020, from cambodia.org: http://www.cambodia.org/facts/
4. Indonesia, K. L. (2020). Kamboja. Retrieved Agustus 2020, from kemlu.go.id: https://kemlu.go.id/phnompenh/lc/pages/hubungan_bilateral/1658/etc-menu
5. Kumparan. (2018, November 21). 7 Fakta Menarik Kamboja, Negara yang Dijuluki Neraka Dunia. Retrieved Agustus 2020, from kumparan.com: https://kumparan.com/kumparantravel/7-fakta-menarik-kamboja-negara-yang-dijuluki-neraka-dunia-1py3Cg1hKRR
6. News, B. (2018, Juli 20). Cambodia profile - Timeline. Retrieved Agustus 2020, from bbc.com: https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13006828
7. Review, W. P. (2020). Cambodia Flag. Retrieved Agustus 2020, from worldpopulationreview.com: https://worldpopulationreview.com/flags/cambodia
*Penulis: Atik Lestari