Sistem Reproduksi Manusia: Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya

Sistem Reproduksi Manusia: Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya

Sahabat portal ilmu, sebelumnya telah dijelaskan tentang sistem peredaran darah pada hewan. Di mana setiap hewan memiliki sistem peredaran darah yang berbeda- beda. Perbedaan tersebut berdasarkan tingkatan hewan, semakin tinggi tingkatannya, semakin baik sistem peredaran darahnya.

Pembahasan kali ini akan melanjutkan tentang materi Biologi, tepatnya tentang sistem reproduksi pada manusia. Seperti yang diketahui manusia, baik pada pria maupun wanita. Namun artikel ini akan memaparkan tentang organ reproduksi pria.

Organ reproduksi pada pria terdiri dari testis, saluran dan kelenjar reproduksi pria, dan penis. Adapun penjelasan dari masing- masing organ reproduksi pria, dapat dijelaskan di bawah ini. Simak baik- baik pemaparannya.

Definisi Reproduksi

Semua makhluk hidup yang berada di permukaan bumi ini memiliki umur tertentu. Makhluk hidup ada yang berumur pendek dan ada pula makhluk hidup yang berumur panjang.

Oleh sebab itu, setiap makhluk hidup berusaha untuk mempertahankan jenisnya di alam. Makhluk hidup ini mempertahankan jenisnya dengan cara melakukan reproduksi. Lalu apakah yang dimaksud dengan reproduksi?

Reproduksi merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi atau berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tumbuhan dan hewan melakukan reproduksi atau berkembang biak.

Pohon pisang membentuk tunas, jahe, dan lengkuas dapat berkembang biak dengan cara menggunakan rhizoma. Kemudian, beberapa hewan yang lain, seperti ayam dan itik melakukan reproduksi dengan bertelur.

Sedangkan, hewan – hewan yang lain seperti kucing dan kambing melakukan reproduksi dengan beranak. Lalu bagaimana manusia melakukan reproduksi? Manusia juga dapat menghasilkan keturunan, melalui reproduksi. Bagaimana reproduksi pada manusia ini berlangsung?

Mempelajari tentang cara manusia bereproduksi dapat dilakukan melalui pendidikan reproduksi. Pendidikan reproduksi ini memberikan pengetahuan dan pandangan yang luas dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Selain itu, memberikan informasi yang berhubungan dengan reproduksi secara lengkap dan benar. Pendidikan reproduksi dapat dimulai sejak dini. Pendidikan ini diberikan sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan masing – masing individu.

Adapun contohnya yaitu dengan selalu menjaga kebersihan organ reproduksi atau menanamkan kesadaran jenis kelamin dan perbedaan dengan jenis kelamin yang lain.

Organ reproduksi pada wanita dan pria tentu saja berbeda. Namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Tujuannya yaitu untuk melanjutkan keturunan.

Sebagian orang berpendapat bahwa mempelajari tentang reproduksi merupakan sesuatu yang tabu sehingga mereka merasa malu untuk mempelajarinya.

Padahal hal tersebut merupakan pengetahuan yang penting. Reproduksi menjadi pengetahuan yang penting artinya agar individu dapat memahami dengan benar akan arti penting reproduksi dan tidak menggunakan secara salah.

Kesalahan dalam pemahaman seperti ini penting untuk diluruskan agar tidak terjadi banyak masalah sebagai akibat dari coba- coba dan keingintahuan semata.

Demikian pemaparan tentang definisi dari reproduksi dan alasan kenapa individu diharapkan untuk mempelajari tentang organ reproduksi. Pembahasan selanjutnya akan memberikan pemaparan tentang organ reproduksi pria. Perhatikan baik – baik penjelasan di bawah ini.

Organ Reproduksi Pria

Struktur dan fisiologi alat reproduksi pada pria berbeda dengan alat reproduksi pada wanita. Bagian –bagian yang penting dalam alat reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, dan penis. Adapun penjelasannya masing – masing yaitu sebagai berikut

Testis

Testis (ganda) atau testes (tunggal) merupakan suatu kelenjar reproduksi pada pria yang memiliki fungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan hormon kelamin pria.

Testis pada pria dewasa normal pada umumnya memiliki panjang sekitar 4 – 5,5 cm. Organ ini juga dikenal sebagai buah pelir atau buah zakar.

Testis ini memiliki jumlah sepasang dan tersimpan di dalam suatu kantung pelindung yang dinamakan dengan skrotum. Testes kiri seringkali menggantung lebih bawah dari pada testes yang kanan.

Skrotum memiliki fungsi untuk mengatur testis agar optimum untuk kehidupan sperma. Sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh. Hal ini dimaksudkan sebagai perkembangannya.

Oleh sebab itu testis terletak di luar tubuh dan dilindungi oleh skrotum. Pada saat suhu udara panas, skrotum mengembang agar testis menjauh dari tubuh, sehingga dapat membuat suhu testis menjadi turun.

Demikian juga sebaliknya, jika udara dingin, skrotum akan mengecil sehingga testis akan mendekat ke arah tubuh sehingga menyebabkan suhunya meningkat.

Apabila diamati dengan menggunakan mikroskop, maka sayatan testis ini terlihat sebagai saluran yang berbentuk pipa berkelok- kelok.  Saluran ini dinamakan dengan tubulus seminiferus.

Jika pada pipa tersebut dipotong melintang, maka di dalamnya terdapat kumpulan sel – sel sperma, mulai dari bentuk spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, hingga spermatozoa yang telah memiliki flagel. Adapun gambar dari potongan melintang tubulus seminiferus sebagai berikut.

Pada saat masih embrio, testis berkembang di dalam rongga perut. Pada saat janin berumur tujuh bulan, testis turun melalui daerah lipatan pada dan masuk ke dalam skrotum.

Jika testis tidak berhasil turun ke dalam skrotum, maka testis tetap berada di dalam rongga perut atau berada pada dalam daerah lipatan paha. Keadaan ini dinamakan dengan kriptorsidisme yang sering terjadi pada bayi yang lahir belum cukup umur.

Pada orang dewasa, kriptosidisme dapat menyebabkan kemandulan. Hal tersebut disebabkan reproduksi sperma akan terganggu jika testis tetap berada pada rongga panggul dengan suhu badan tiga puluh tujuh derajat celcius.

Kemudian, pada saat janin berumur sembilan bulan, testis telah masuk ke dalam skrotum. Testis tumbuh selama masa kanak – kanak dan hanya mencapai perkembangan penuh antara usia dua puluh sampai tiga puluh tahun.

Lebih lanjut, testis akan mengkerut kembali seiring dengan bertambahnya usia. Testis diselaputi oleh suatu kapsul jaringan ikat dengan tebal 1 mm yang memiliki warna keputihan dan memiliki sekat.

Sekat – sekat tersebut membagi testis menjadi sebanyak dua ratus sampai tiga ratus rongga. Di dalam setiap rongga terdapat satu sampai empat saluran yang bergulung – gulung yang berlanjut menjadi saluran lurus.

Spermatogenesis. Testis ini memiliki fungsi sebagai memproduksi sel kelamin pria atau spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa ini terjadi melalui berbagai tahapan yang dinamakan dengan spermatogenesis yang membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu.

Spermatogenesisi ini di mulai pada saat pubertas dan pada umumnya berlanjut sampai usia tua. Proses spermatogenesis ini terdiri dari tiga tahap yaitu penggandaan spermatogonium, pematangan, dan diferensiasi. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

Penggandaan spermatogonium. Suatu testis yang matang secara seksual mengandung kira – kira seratus juta spermatogonium. Kemudian, dapat menghasilkan kira- kira dua ratus juta spermatozoa setiap harinya.

Sebelum melakukan pembelahan secara meiosis untuk menghasilkan spermatozoa, spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan beberapa spermatogonium baru. spermatogonium ini selanjutnya akan berkembang lagi menjadi spermatosit I atau spermatosit primer.

Pematangan. Spermotosit I akan mengalami pembelahan meiosis I yang berlangsung kira – kira selama tiga minggu sampai menghasilkan dua buah spermatosit II atau spermatosit skunder.

Pada akhir pembelahan meiosis II, spermatosit II akan menjadi spermatid. Keempat sel – sel spermatid ini padat dan kecil. Selain itu, dua di antaranya mengandung kromosom X dan dua yang lain mengandung kromosom Y.

Diferensiasi atau spermiogenesis. Spermatid kehilangan sitoplasma yang menghubungkan antar selnya, dan berubah menjadi spermatozoa.

Perubahan yang terjadi pada periode ini merupakan pembentukan akrosom dan pembentukan ekor spermatozoa. Akrosom merupakan suatu modifikasi badan golgi dan lisosom.

Akrosom mengandung enzim hialuronidase yang digunakan untuk menembus membran sel telur. Ekor pada spermatozoa ini memiliki fungsi untuk membantu dalam pergerakan spermatozoa. Spermatozoa yang telah dilepas kemudian menuju pada epididimis.

Panjang dari sebuah spermatozoa ini yaitu lima puluh sampai enam puluh mikron. Spermatozoa ini terdiri dari bagian kepala, leher, badan, dan ekor. Bagian ekor memiliki panjang kira – kira sepuluh kali bagian kepala.

Bagian ekor ini secara aktif dapat digerakkan sehingga memungkinkan spermatozoa bergerak ke depan. Setiap kali terjadi ejakulasi, air mani yang dihasilkan sebanyak tiga sampai lima mili liter. Kemudian, spermatozoa yang terkandung di dalamnya yaitu 180 juta/ ml.

Kecepatan gerak dari spermatozoa ini dalam satu detik kira - kira sama dengan panjang spermatozoa. Waktu yang diperlukan untuk bergerak dari mulut rahim sampai pada ujung dari saluran telur adalah satu sampai dua jam.

Lamanya daya tahan dari spermatozoa ini untuk dapat membuahi sel telur yaitu selama tiga hari. Adapun gambar proses pembentukan sel sperma atau spermatogenesis yaitu sebagai berikut.

Kemudian, gambar proses perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa yaitu sebagai berikut.

Demikian pemaparan tentang testis pada alat reproduksi pria. Pembahasan selanjutnya akan membahas tentang epididimis.

Epididimis

Saluran yang baru keluar dari testis dinamakan dengan epididimis. Saluran ini berkelok – kelok membentuk suatu gumpalan yang memanjang yang menempel di belakang testis. Spermatozoa yang telah sempurna kemudian akan ditampung dalam saluran tersebut.

Adapun fungsi dari epididimis yaitu sebagai tempat untuk penyimpanan dan pematangan spermatozoa. Sewaktu orgasme dan terjadi ejakulasi, otot polos epididimis akan berkontraksi sehingga mendorong spermatozoa menuju vas deferens dan saluran kandung kemih.

Umur dari spermatozoa ini di dalam epididimis yaitu kira – kira satu bulan. Dari ujung epididimis ada saluran yang lebih besar yang dinamakan dengan vas deferens. Adapun letak epididimis dan alat reproduksi pria yaitu sebagai berikut:


Demikian pemaparan tentang epididimis. Pembahasan selanjutnya akan dijelaskan tentang vas deferens sebagai bagian dari alat reproduksi pria.

Vas deferens

Vas deferens dinamakan juga sebagai duktus deferens. Saluran ini merupakan kelanjutan dari epididimis yang berupa saluran lurus keluar dari testis ke atas rongga panggul.

Panjang dari vas deferens ini sekitar lima puluh sampai enam puluh centimeter. Vas deferens dari kanan dan kiri menyatu pada saluran yang dinamakan dengan duktus ejakulator. Saluran ini juga sebagai muara dari kantung semen atau air mani atau vesikula seminalis.

Saluran ini ada di belakang kandung kemih kemudian menembus kelenjar prostat untuk bermuara dalam saluran kandung kemih atau ureter. Lebih lanjut, spermatozoa dapat melalui saluran kandung kemih menuju penis.

Demikian pemaparan tentang vas deferens atau duktus deferens. Pembahasan alat reproduski pria lainnya yaitu penis yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Penis

Penis atau zakar sebanyak sebuah. Penis ini memiliki fungsi untuk memasukkan sperma ke dalam alat reproduksi wanita atau kopulasi. Penis ini dilindungi oleh lapisan yang kulit yang tipis.

Lapisan kulit ini dihilangkan saat seorang anak laki- laki dikhitan. Guna menjalankan fungsinya dalam kopulasi, maka penis akan mengalami ereksi.

Ereksi merupakan suatu pembesaran dan pengerasan pada penis. Hal ini disebabkan pembuluh darah di dalamnya terisi oleh sejumlah besar darah. Sedangkan ejakulasi merupakan suatu pengeluaran air mani dari penis.

Selama mengalami ejakulasi, otot pada kandung kemih akan berkerut sehingga air mani tidak akan masuk ke kandung kemih dan buang air kecil tidak mungkin terjadi secara bersamaan dengan ejakulasi. Adapun gambar dari letak penis sebagai berikut.

Kemudian setelah memahami tentang penis. Pembahasan selanjutnya akan memaparkan tentang kelenjar reproduksi.

Kelenjar reproduksi. Kelenjar tambahan yang ada pada organ reproduksi pria yang memiliki fungsi untuk mensekresikan cairan yang diperlukan untuk media berenangnya sperma, mempertahankan sperma, dan mentralisir asam.

Cairan ini akan bergabung dengan sperma pada saat ejakulasi. Cairan ini dinamakan dengan air mani. Air mani merupakan suatu campuran dari hasil sekresi kelenjar- kelenjar tambahan dengan spermatozoa yang dikeluarkan oleh vas deferens.

Jumlah dari spermatozoa dalam satu mili liter air adalah enam puluh sampai seratus juta. Dari  kira- kira tiga ratus juta spermatozoa yang ditempatkan pada vagina, diduga hanya beberapa ratus spermatozoa saja yang dapat mencapai sel telur.

Diperlukan banyak spermatozoa yang menhasilkan enzim hialuronidase. Untuk mencernakan asam hialuronat yang ada di sekeliling sel telur, meskipun nantiny hanya satu spermatozoa saja yang berhasil masuk ke dalam sel telur.

Adapun kriteria yang dimiliki oleh air mani yang normal, yaitu sebagai berikut. Pertama, memiliki jumlah spermatozoa sebanyak 50-100 juta/ ml. Jika jumlah spermatozoa di bawah 20 juta/ ml, hal ini menunjukkan ketidakmampuan mengahasilkan keturunan atau infertilitas.

Kedua, mengandung lebih dari enam puluh persen spermatoza yang bergerak aktif dan tujuh puluh persen dari total spermatozoa tersebut harus normal. Ketiga, berupa cairan yang sedikit kental dengan warna putih susu sampai kekuningan. Keempat, memiliki pH sekitar 7,2 dan volumennya 3-5 ml.

Lebih lanjut, kelenjar tambahan pada organ reproduksi pria yaitu kantung air mani atau vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral atau kelenjar cowper. Masing – masing kelenjar tambahan pada organ reproduksi pria dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kantung air mani atau vesikula seminalis. Kantung air mani merupakan suatu kelenjar yang berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Kantung air mani ini terletak di bawah kandung kemih dengan panjang sekitar lima sampai sepuluh centi meter.

Adapun fungsi dari kantung air mani yaitu mensekresikan cairan yang mengandung fruktosa dan vitamin yang kental. Selain itu, memiliki sifat alkalis dengan pH 7,3. Fruktosa memiliki fungsi untuk menyediakan energi bagi spermatozoa. Kantung air mani ini menyumbang 60% cairan pada air mani.

Kelenjar prostat. Kelenjar prostat memiliki bentuk seperti buah kenari. Kelenjar prostat memiliki berat sekitar 14,7 gram. Kelenjar prostat ini berada di bawah kandung kemih, melingkari saluran kandung kemih bagian atas.

Kelenjar prostat memiliki fungsi untuk mensekresikan cairan yang mengandung fosfolipid yang memiliki warna abu – abu keputihan seperti air susu ke dalam saluran kandung kemih.

Cairan alkalis ini memiliki fungsi untuk menetralisir asam yang ada pada saluran kandung kemih dan vagina. Hal tersebut disebabkan spermatozoa tidak tahan pada suasana yang asam.

Ciaran prostat ini menyumbang kira – kira tiga puluh persen cairan dari air mani. Cairan prostat ini bersat dengan cairan dari kantung air mani. Adapun fungsinya untuk membuat spermatoza dapat bergerak aktif dalam cairan tersebut.

Kelenjar bulbouretral atau kelenjar cowper. Kelenjar bulbouretral ini memiliki jumlah sepasang. Kelenjar bulbouretral berada di bawah kelenjar prostat. Adapun fungsi dari kelenjar bulbouretral adalah menghasilkan lendir yang alkalis.

Demikian pemaparan tentang alat reproduksi pada pria. Seperti yang telah dijelaskan organ reproduksi pria mulai dari testis, epididimis, vas deferens, penis, sampai pada kelenjar tambahan.

Pembahasan selanjutnya akan memaparkan tentang organ reproduksi wanita. Pemaparan ini akan dijelaskan pada artikel lain, untuk memberikan pemahaman yang lebih jauh. Semoga artikel ini dapat membantu kalian dalam memahami tentang organ reproduksi pria. Selamat belajar.

Referensi:

Furqonita, D dan Biomed. 2007. Seri IPA Biologi SMP Kelas IX. Bogor: Quadra.

*Penulis: Indriyana Rachmawati