Sistem Reproduksi Manusia: Alat Reproduksi Wanita serta Penyakit dan Kelainan

Sahabat portal ilmu, sebelumnya telah dijelaskan tentang organ reproduksi pada pria yang terdiri dari testis, saluran dan kelenjar reproduksi pria, dan penis. Selain itu dipaparkan pula tentang definisi reproduksi.

Pembahasan kali ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang sistem reproduksi manusia. Jika sebelumnya yang dibahas merupakan organ reproduksi pria, untuk artikel kali ini akan membahas tentang organ reproduksi wanita.

Sedangkan, organ reproduksi pada wanita terdiri dari rahim, saluran dan kelenjar reproduksi wanita, dan ovarium. Selain mempelajari tentang organ reproduksi pada pria dan wanita, juga akan dipaparkan tentang penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi pada manusia.

Adapun penjelasan dari organ reproduksi wanita, dapat dijelaskan di bawah ini serta penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi pada manusia. Simak baik- baik pemaparannya.

Alat Reproduksi pada Wanita

Wanita memiliki organ reproduksi yang memiliki struktur khas yang dipersiapkan untuk perkembangan janin. Alat reproduksi pada wanita ini dapat dibedakan menjadi dua macam. Adapun macamnya yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin dalam. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

Alat kelamin luar. Pada kedua sisi lubang vagina ada dua lipatan kulit, bagian luar yang lebih tebal dinamakan dengan labium mayora dan bagian dalam yang lebih tipis yang dinamakan dengan labium minora. Di depan lubang vagina terletak lubang kandung kemih dan klitoris yang sensitif.

Lebih lanjut, lubang vagina terletak di sebelah bawah. Pada sisi kanan kirinya terdapat muara kelenjar Bartholin. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mensekresikan lendir. Kelenjar bartholin memiliki fungsi mirip dengan kelenjar bulbouretral pada pria.

Kemudian, selaput tipis yang menutupi sebelah luar lubang vagina dinamakan dengan selaput dara. Selaput dara memiliki pori – pori sehingga darah haid dapat keluar. Lubang saluran kandung kemih merupakan saluran urine yang ada di antara klitoris dan lubang vagina.

Saluran kandung kemih pada wanita memiliki panjang sekitar dua setengah sampai empat centimeter. Pada sisi kanan kirinya terdapat muara kelenjar skene yang memiliki fungsi untuk menghasilkan lendir. Kelenjar ini memiliki fungsi mirip dengan kelenjar prostat pada pria.

Adapun gambar alat reproduksi pada wanita yaitu sebagai berikut.

Alat kelamin dalam. Alat kelamin dalam ada di dalam panggul kecil yang terdiri dari vagina, leher rahim, rahim, saluran telur, dan indung telur. Adapun masing – masing penjelasan dari alat kelamin dalam yaitu sebagai berikut.

Vagina

Vagina merupakan suatu saluran kelahiran yang mengarah ke atas sampai ke leher rahim. Vagina memiliki panjang delapan sampai sepuluh centimeter dan terdiri dari membran mukosa dan otot.

Leher rahim atau cervix

Leher rahim atau mulut rahim terdiri dari dinding – dinding otot yang kokoh mengelilinginya. Leher rahim dilapisi oleh selaput lendir.

Leher rahim ini menghubungkan vagina dan rongga rahim. Melalui saluran leher rahim inilah alat kontrasepsi IUD atau spiral di pasang ke dalam rahim.

Rahim atau uterus

Rahim merupakan suatu organ yang berongga, memiliki bentuk seperti buah pir dan berotot. Otot – otot rahim elastis dan dapat beradaptasi terhadap pertumbuhan janin. Rahim juga dapat berkontraksi untuk mendorong bayi pada saat proses kelahiran.

Rahim memiliki panjang sekitar tujuh setengah centimeter dan lebar lima centimeter. Rahim ini berada di tengah – tengah rongga panggul. Rahim bersambungan dengan saluran telur dan leher rahim.

Dasar panggul menopang rahim dan mempertahankannya pada tempatnya. Rongga rahim dilapisi oleh jaringan endometrium yang akan luruh setiap kali haid dan tumbuh kembali untuk mempersiapkan penempelan janin.

Saluran telur atau oviduk

Saluran telur ini menghubungkan rongga rahim dengan indung telur. Saluran telur memiliki panjang delapan sampai dua puluh centimeter. Saluran telur yang masuk ke dalam rahim hanya berupa lubang kecil.

Meskipun demikian, akan melebar pada bagian yang dekat indung telur. Bagian tepi saluran telur terdiiri dari rangkaian berumbai halus yang dinamakan dengan fimbria atau corong.

Adapun fungsinya untuk menangkap telur yang dilepaskan indung telur. Saluran telur membawa telur dari indung telur ke rahim.

Indung telur atau ovarium

Indung telur merupakan suatu kelenjar reproduksi pada wanita yang menghasilkan sel telur dan hormon reproduksi wanita seperti estrogren dan progresteron. Ada sepasang indung telur yang ada di sisi kanan dan sisi kiri rahim.

Di dalam masing – masing indung telur ada kira – kira seratus ribu benih telur dan diarahkan ke dalam saluran telur oleh gerakan fimbria.

Indung telur ini memiliki panjang kira – kira dua setengah sampai lima centimeter dan tebal antara setengah sampai satu centi meter. Di dalam indung telur menjadi proses oogenesis atau proses pematangan sel telur atau ovum.

Oogenesis. Pada proses pematangan sel telur atau ovum atau oogenesis ada dua periode. Periode tersebut yaitu periode penggandaan dan periode pematangan. Periode penggandaan oogonium merupakan periode penggandaan yang terjadi selama perkembangan janin.

Pada saat kelahiran, ada kira – kira tujuh juta oogonium yang mengalami profase dan berbentuk oosit I atau oosit primer. Periode pematangan pemaparannya yaitu setelah pubertas, terjadi pembentukan oosit II atau oosit sekunder dan badan kutub.

Pada saat spermatozoa menembus membran sel telur atau impregnasi, sel telur masih ada di dalam tahap pembelahan ke dua atau oosit sekunder. Tahap ini berakhir pada saat fertilisasi, yaitu dengan terbentuknya ovum dan badan kutub II. Adapun gambar proses oogenesis dalam indung telur sebagai berikut.

Siklus menstruasi. Selama periode pematangan sel telur, hormon yang dihasilkan oleh indung telur menyebabkan siklus menstruasi di endometrium. Siklus menstruasi ini dimulai dengan menstruasi pertama pada usia sepuluh sampai lima belas tahun.

Pada mulanya siklus – siklus yang dialami tidak lengkap lalui berakhir pada usia sekitar empat puluh lima sampai lima puluh lima tahun dengan menstruasi terakhir atau menopause.

Menstruasi atau haid merupakan suatu peristiwa keluarnya darah dari vagina. Darah haid yang berasal dari rahim dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir rahim yang mengalami proses kemunduran dan kerusakan akibat sel telur yang tidak dibuahi.

Pada umumnya, darah haid ini memiliki sifat cair atau hanya sedikit mengandung bekuan darah, memiliki warna merah atau merah tua. Lamanya pendarahan haid rata- rata berlangsung antara dua sampai enam hari.

Jangka waktu dari haid pertama sampai pada hari pertama haid berikutnya dinamakan dengan daur haid atau siklus menstruasi. Dalam satu siklus  menstruasi, di dalam indung telur terjadi serangkaian perubahan.

Saat menstruasi berakhir, beberapa benih telur mulai mengalami suatu proses pematangan menjadi sel telur. Dalam proses ini, benih telur yang semula tampak sebagai bintik – bintik kecil kemudian berubah bentuk menjadi gelembung – gelembung telur yang makin lama semakin besar.

Kemudian, pada suatu saat, salah satu gelemnbung telur tersebut menjadi sedemikian besarnya sehingga menonjol di permukaan indung telur. Pada akhirnya, gelembung telur tersebut pecah dan melepaskan sel telur yang sudah matang.

Peristiwa ini dikenal dengan ovulasi yang pada umumnya terjadi pada hari ke lima belas setelah berakhirnya menstruasi. Dari sekitar tujuh juta oogonium, pada masa akil balig hanya tersisa lima puluh ribu sel telur. Dari jumlah ini hanya sekitar empat ratus sampai lima ratus sel telur yang akan mengalami ovulasi.

Lebih lanjut, siklus menstruasi dianggap normal jika berlangsung selama antara dua puluh satu sampai empat puluh hari lamanya. Kemudian, dikatakan teratur jika perbedaan dalam siklus menstruasi yang dialami seseorang wanita tidak lebih dari satu minggu lamanya.

Selanjutnya, siklus menstruasi dibedakan dalam dua tahap. Tahap tersebut yaitu tahap sebelum ovulasi atau pra- ovulasi dan tahap sesudah ovulasi atau pasca – ovulasi. Masing –masing tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tahap sebelum ovulasi. Tahap ini merupakan suatu jangka waktu antara hari pertama haid sampai saat ovulasi. Lamanya tahap sebelum ovulasi ini dapat berubah – ubah pada seseorang dan berbeda – beda di antara para wanita satu dengan yang lain.

Tahap sesudah ovulasi. Tahap ini merupakan suatu jangka waktu antara ovulasi sampai hari pertama haid berikutnya. Untuk semua siklus menstruasi, lamanya tahap sesudah ovulasi merupakan tetap dan sama, yaitu rata – rata empat belas hari.

Oleh sebab itu, perbedaan dalam panjang pendeknya siklus menstruasi ditentukan oleh tahap sebelum ovulasi. Adapun gambar dari sikuls menstruasi yaitu sebagai berikut.

Fertilisasi. Ovum membutuhkan waktu empat sampai lima hari untuk mencapai rahim. Meskipun demikian, hanya dapat dibuahi paling baik pada enam sampai dua belas jam pertama. Gerakan – gerakan silia dari saluran telur membantu pertemuan sel telur dan spermatozoa.

Setelah ovulasi, sisa dari gelembung telur yang pecah kemudian berubah menjadi satu badan kuning atau korpus luteum yang jika tidak terjadi kehamilan, maka menjelang haid berikutnya badan kuning tersebut akan mengisut dan menghilang dari indung telur.

Kehamilan berawal dengan pembuahan yang berlangsung di dalam saluran telur atau oviduk, yaitu pada sepertiga bagian akhir oviduk yang dekat dengan indung telur atau ovarium. Pada pembuahan, satu sel telur bersatu dengan satu spermatozoa.

Kemudian, hasilnya membentuk zigot. Dalam kurun waktu tiga puluh jam setelah terjadinya pembuahan, zigot akan mulai membelah diri menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan seterusnya.

Pada hari keempat, zigot sudah menjadi segumpal sel atau morula. Pada hari ketujuh, gumpalan sel tersebut sudah tersusun menjadi selapis sel yang mengelilingi suatu ruangan yang berisi sekelompok sel di dalamnya atau blastula.

Lapisan sel di bagian luar akan berkembang menjadi ari –ari atau plasenta dan selaput janin. Sedangkan kelompok sel di bagian dalamnya akan tumbuh menjadi janin. Sambil membelah diri, gumpalan sel tersebut akan bergerak menuju rahim.

Perjalanan melalui saluran telur berlangsung lebih kurang tujuh hari lamanya. Setelah sampai di rahim, gumpalan sel tersebut akan melekat pada selaput lendir rahim dan mulai membenamkan dirinya dan bersarang di dalam selaput lendir atau nidasi.

Hasil pembuahan yang telah menempel dalam dinding rahim tersebut dinamakan dengan embrio. Nidasi yang normal terjadi di dalam rahim. Jika karena suatu sebab, misalnya adanya penyempitan saluran telur, maka nidasi dapat terjadi di dalam saluran telur.

Kehamilan yang terjadi bukan di dalam rahim dinamakan dengan kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan pada umumnya mengalami gangguan karena janin tumbuh di luar tempat yang normal.

Kehamilan yang terjadi di dalam saluran telur dapat mengakibatkan pecahnya saluran telur dan pendarahan pada saluran telur. Hal ini pada umumnya terjadi pada umur kehamilan enam sampai delapan minggu dan sangat berbahaya bagi calon ibu.

Berikut ini merupakan gambar dari proses fertilisasi dan nidasi.

Jika terjadi pelepasan sel telur lebih dari satu, misalkan karena kadar hormon reproduksi yang tinggi, maka akan terbentuk zigot yang lebih dari satu. Masing – masing akan mengalami nidasi dan berkembang menjadi individu yang berbeda.

Dua atau lebih individu tersebut  memiliki latar belakang genetis yang berbeda. Sebab berasal dari sel telur dan spermatozoa yang berbeda pula. Mereka dapat berjenis kelamin sama atau berbeda. Kembar yang demikian dinamakan dengan kembar identik.

Jika oleh suatu sebab, zigot mengalami pembelahan menjadi dua sel atau lebih, maka sel – sel tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi kembar identik. Kembar identik ini sama dalam segala hal.

Sama yang dimaksudkan yaitu jenis kelamin, raut muka, sifat, dan sebagainya sebab berasal dari satu sel telur dan satu spermatozoa. Tiga sampai empat minggu setelah pembuahan, plasenta mulai membentuk hormon Huma Chorionic Gonadotropin atau HCG.

Hormon ini masuk ke dalam aliran darah ibu dan kemudian keluar melalui urine. Artinya adalah HCG dapat ditemukan dengan suatu tes pada urine sehingga urine tersebut dapat digunakan untuk penanda kehamilan.

Apabila dalam urine seseorang yang terlambat menstruasi selama sepuluh sampai empat belas hari di dapati hormon HCG, maka dapat dipastikan bahwa wanita tersebut mengalami kehamilan.

Demikian pemaparan tentang organ reproduksi wanita. Seperti yang telah dipaparkan bahwa organ reproduksi wanita di bagi menjadi dua yaitu alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Pemaparan selanjutnya akan dijelaskan tentang kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia.

Simak juga: Sistem Gerak pada Manusia untuk Kelas XI

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

Seperti pada sistem yang lain dalam tubuh, pada sistem reproduksi manusia juga bisa dijumpai kelainan dan penyakit. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat terjadi pada pria maupun wanita. Adapun beberapa kelainan pada sistem reproduksi manusia yaitu sebagai berikut.

Gonore

Gonore merupakan suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran kandung kemih, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata.

Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh yang lain, terutama kulit dan persendiaan. Pada wanita, gonore dapat naik ke saluran reproduksi dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.

Gejala awal gonore pada wanita pada umumnya muncul tujuh sampai dua puluh satu hari setelah terinfeksi. Pada pria, gejala awal gonore muncul dua sampai tujuh hari setelah terinfeksi.

Gejala awalnya sebagai berikut rasa tidak enak pada saluran kandung kemih. Lalu, beberapa jam kemudian diikuti rasa nyeri pada saat buang air kecil dan keluarnya nanah dari penis.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan rasa tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan.

Bayi yang baru lahir dapat terinfeksi gonore dari ibunya selama proses kelahiran sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelompok matanya dan mengeluarkan nanah. Apabila infeksi ini tidak segera diobati maka akan dapat menyebabkan kebutaan.

Sifilis

Sifilis merupakan suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir atau melalui kulit. Dalam beberapa jam kemudian, bakteri akan ke kelenjar getah bening terdekat sehingga dapat menyebabkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Penyakit sifilis juga dapat menginfeksi janin dalam kandungan sehingga menyebabkan cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

Pada umumnya gejala sifilis muncul dalam waktu satu sampai tiga belas minggu setelah terinfeksi. Infeksi dapat menetap selama bertahun – tahun.

Prostatitis

Prostatitis merupakan suatu penyakit peradangan pada kelenjar prostat. Gangguan prostat dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Radang prostat dapat menimpa pria dewasa yang berusia tiga puluh sampai empat puluh lima tahun.

Gejala prostatitis berupa rasa tidak enak pada perut bagian bawah atau selangkangan. Adapun penyebab penyakit prostatitis yaitu berupa kuman, makanan, dan unsur psikologis. Radang prostatitis ini dapat menahun.

Impotensi

Impotensi pada umumnya merupakan akibat dari kelainan pembuluh darah, kelainan persarafan, kelainan pada penis, masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual atau akibat obat – obatan.

Penyebab yang bersifat fisik lebih sering terjadi pada pria usia lanjut. Sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun sebenarnya impotensi bukan bagian dari proses penuaan.

Sekitar lima puluh persen pria berusia enam puluh lima tahun dan 75% pria yang berusia delapan puluh tahun mengalami impotensi. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis dapat menyebabkan impotensi.

Kerusakan saraf tersebut dapat terjadi akibat diabetes mellitus, stroke, obat – obatan, alkohol, atau penyakit tulang belakang bagian bawah.

Sekitar dua puluh lima persen kasus impotensi disebabkan oleh obat – obatan, khususnya pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat – obatan. Adapun obat – obatan yang dapat menyebabkan impotensi antara lain obat penenang, antihipertensi, dan antidepresi.

Kanker rahim

Kanker rahim merupakan tumor ganas pada lapisan rahim atau endometrium. Kanker rahim pada umumnya terjadi setelah masa menopause dan sering menyerang wanita yang berusia lima puluh sampai enam puluh tahun.

Kanker rahim dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti indung telur, saluran telur, dan sistem getah bening. Adapun penyebab yang pasti dari kanker rahim belum diketahui.

Namun, nampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal yaitu merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim.

Wanita yang menderita kanker rahim nampaknya memiliki faktor resiko tertentu. Faktor resiko adalah faktor yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit.

Beberapa faktor resiko pada kanker rahim antara lain usia, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, atau kemandulan.

Adapun gejala dari penyakit kanker rahim, antara lain sebagai berikut. Pertama, pendarahan rahim yang abnormal, siklus menstruasi yang abnormal, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, nyeri atau kesulitan ketika buang air kecil, dan nyeri ketika berhubungan seksual.

Setiap wanita alangkah baiknya menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin untuk menemukan tanda – tanda pertumbuhan yang abnormal. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul, pap smear, dan biopsi endometrium.

Kanker payudara

Kanker payudara merupakan suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat pada payudara.

Adapun penyebab dari kanker payudara tidak diketahui. Namun ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seoranga anak menjadi lebih mudah menderita kanker payudara.

Beberapa faktor resiko penyebab kanker payudara yaitu usia di atas tujuh puluh lima tahun, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, pemakaian pil KB, menstruasi pertama sebelum usia dua belas tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia tiga puluh tahun, atau belum pernah hamil.

Gejala awal munculnya kanker payudara yaitu sebuah benjolan, tidak menimbulkan nyeri dan pada umumnya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong dengan jari tangan maka benjolan dapat digerakkan dengan mudah di bawah kulit.

Pada stadium lanjut, benjolan pada umumnya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Gejala yang lain yang mungkin ditemukan pada kanker payudara, yaitu

  • benjolan di ketiak,
  • perubahan ukuran dan bentuk payudara,
  • keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu,
  • perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara
  • kulit bersisik di sekitar puting susu
  • nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.

Adapun beberapa prosedur yang digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI, mammografi, USG payudara, dan termografi.

Apabila SADARI dilakukan secara rutin maka wanita akan menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya, SADARI dilakukan pada waktu yang sama untuk setiap bulannya.

Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah tujuh sampai sepuluh hari sesudah hari pertama menstruasi. Kanker payudara dapat dirawat dengan menggunakan terapi obat – obatan.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS. AIDS merupakan suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Virus HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani, atau cairan vagina.

Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderita akan nampak sehat dalam waktu lima sampai sepuluh tahun. Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan sesks yang tidak aman, transfusi darah, atau pemakaian jarum suntik secara gantian.

Individu yang menderita AIDS atau orang dengan HIV/AIDS atau ODHA sangat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit. Hal tersebut disebabkan sistem kekebalan di dalam tubuhnya telah menurun.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan AIDS. Supaya terhindar dari AIDS, individu harus tahu bagaimana cara penularan dan cara untuk mencegahnya.

HIV dapat ditularkan melalui tiga cara yaitu sebagai berikut. Pertama, hubungan seks yang tidak terlindung dengan orang yang terinfeksi HIV. Kedua, penggunaan jarum suntik secara bergantian. Ketiga, penurunan ibu hamil yang mengidap HIV pada bayi yang dikandungnya.

HIV tidak ditularkan melalui jabat tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, serta memakai jamban yang sama atau tinggal serumah.

Adapun gejala – gejala orang yang menderita penyakit ini yaitu sebagai berikut. Pertama, kehilangan berat badan secara drastis. Kedua, diare yang berkelanjutan. Ketiga, pembengkakak pada leher dan ketiak.

Keempat, batuk yang terus menerus. Untuk mengetahui orang telah terinfeksi HIV dapat dilakukan melalui pengelihatan. Hal tersebut disebabkan pada kenyataannya orang yang pengidap HIV pada umumnya terlihat sehat. Salah satu cara untuk mengetahui hal ini adalah dengan melalui tes darah HIV.

Endometriosis

Endometriosis merupakan penyakit di mana bercak –bercak jarinagn endometrium tumbuh di luar rahim. Pada hal pada keadaan normal, endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.

Pada umumnya, endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini pada umumnya melekat pada indung telur dan penyokong rahim.

Endometrium juga dapat melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, kandung kemih, vagina, bahkan kadang jaringan ini tumbuh di dalam paru – paru. Endometriosis dapat diturunkan. Pada umumnya lebih sering ditemukan pada keturunan pertama.

Faktor lain yang meningkatkan terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal. Kemudian, melahirkan pertama kali pada usia di atas tiga puluh tahun dan kulit putih.

Endometriosis ini diperkirakan terjadi pada sepuluh sampai lima belas persen wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada remaja.

Endometriosis yang berat dapat menyebabkan kemandulan. Hal tersebut disebabkan menghalangi jalannya ovum dari ovarium menuju rahim. Adapun penyebab penyakit ini belum diketahui.

Endometriosis ini memberikan respons terhadap hormon yang dapat menyebabkan menstruasi. Namun mereka tidak dapat memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi.

Kadang – kadang terjadi pendarahan ringan, namun akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.

Resiko yang tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis. Selain itu, pada wanita yang siklus menstruasinya dua puluh tujuh hari atau kurang.

Kemudian, menstruasi pertama terjadi lebih awal, serta menstruasi yang berlangsung selama tujuh hari atau lebih. Endometriosis dapat menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah. Selain itu, pada daerah panggul.

Lebih lanjut, menyebabkan menstruasi tidak teratur, kemandulan dan nyeri pada saat melakukan hubungan seksual. Endometrisosis dapat terjadi berulang – ulang kali.

Demikian pemaparan tentang organ reproduksi wanita yang terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Semoga artikel ini dapat membantu sahabat portal-ilmu.com dalam memahami tentang organ reproduksi wanita beserta penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi manusia. Selamat belajar.

Referensi:Furqonita, D dan Biomed. 2007. Seri IPA Biologi SMP Kelas IX. Bogor: Quadra.

*Penulis: Indriyana Rachmawati