Mengenal Vulkanisme: Pengertian, Ciri dan Gejala Vulkanisme
Tenaga pembentuk bumi terdiri dari dua bentuk, yaitu tenaga endogen dan eksogen. Bentuk tenaga endogen salah satunya adalah tenaga vulkanis. Vulkanisme inilah yang akan kita bahas pada artikel kali ini.
Pengertian Vulkanisme
Untuk memahami apa itu vulkanisme, terlebih dahulu kita bisa memahami apa itu vulkanik. Definisi vulkanik adalah tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas di gunung api, yang asalnya dari dalam bumi sehingga muncul keluar di permukaan melalui gunung api.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pengertian vulkanisme adalah proses di dalam aktivitas gunung api, berupa adanya pergerakan magma yang berasal dari dalam litosfer sehingga menerobos ke lapisan atasnya atau hingga sampai di permukaan bumi.
Ketika masih di dalam bumi, batuan cair ini disebut magma. Namun ketika sudah sampai keluar di permukaan bumi, magma ini berubah dan disebut sebagai lava.
Magma yang bergerak ini merupakan suatu batuan cair atau semi cair yang terdapat di dalam ruang di bawah kerak bumi atau kamar magma. Kantong tempat magma yang berada di dalam litosfer ini juga disebut sebagai dapur magma (batholit).
Kedalaman besar dari dapur magma ini bervariasi. Beberapa dapur magma ada yang berada sangat dalam, tapi beberapa berada dekat di permukaan bumi. Kedalaman dapur magma ini menyebabkan perbedaan kekuatan letusan yang terjadi ketika magma menyembur ke permukaan bumi.
Ketika magma berada dangkal atau dekat dengan permukaan bumi, letusan yang dihasilkan cenderung lebih besar atau kuat. Sebaliknya, jika dapur magma berada sangat dalam di dalam litosfer, letusan yang dihasilkan cenderung ringan.
Magma terdiri dari aneka bahan silikat pijar, berupa bahan padat (batuan), cairan, dan gas. Ada aneka macam gas yang terdapat dalam magma, seperti uap air, oksida belerang (SO2), gas hidrokarbon atau asam klorida (HCL), dan gas hidrosulfat atau asam sulfat (H2SO4).
Pergerakan magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi ini disebabkan oleh suhu tinggi magma, sehingga terdapat energi yang mendorong batuan di atasnya untuk bergerak naik.
Jika dapur magma terletak semakin dalam, dibutuhkan energi yang lebih besar untuk bisa mendorong batuan di atasnya. Letusan gunung api bisa terjadi secara singkat bisa dalam waktu lama, tergantung dari volume magma yang berhasil naik dari dan keluar dari dalam dapur magma.
Hasil Vulkanisme
Terdapat dua bentuk hasil dari kegiatan vulkanisme, yakni berupa intrusi magma dan ekstrusi magma. Berikut penjelasannya.
Intrusi magma, adalah suatu aktivitas erobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer yang tidak sampai di permukaan bumi. Kita bisa mengenali terjadinya intrusi magma dari gejala-gejala yang ditimbulkan. Gejala intrusi magma, tersebut berupa:
1. Batolit, berupa intrusi magma yang tidak dapat mencapai permukaan bumi dikarenakan terjadinya penurunan suhu yang lambat, sehingga mengakibatkan terbentuknya batuan beku di kamar magma;
2. Lakolit, berupa intrusi magma yang menyusup di antara lapisan-lapisan batuan sehingga mengakibatkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sedangkan permukaan di atasnya masih tetap rata;
3. Sill, berupa intrusi magma tipis yang menyusup di celah celah bebatuan;
4. Diatrema, berupa bebatuan yang mengisi pipa letusan, yang berbentuk silinder, dimulai dari kamar magma sampai ke permukaan bumi. Pipa letusan ini menjadi jalan atau penghubung dari kamar magma sampai menuju ke permukaan;
5. Intrusi korok/gang, berupa batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer sehingga berbentuk pipih atau lempeng;
6. Apolisa, berupa percabangan intrusi korok dengan ukuran yang lebih kecil.
Ekstrusi magma, merupakan suatu proses keluarnya magma yang berasal dari dalam Bumi sehingga dapat mencapai permukaan Bumi. Dari aktivitas ekstrusi magma ini, keluar berbagai material, seperti
1. Lava, berupa magma yang keluar hingga di permukaan Bumi lalu mengalir sampai di permukaan Bumi;
2. Lahar, berupa material campuran antara lava dengan materi- materi yang ada di permukaan Bumi berupa pasir, kerikil atau debu beserta air sehingga membentuk lumpur;
3. Eflata dan piroklastika, berupa material-material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan juga debu vulkanik;
4. Ekhalasi atau gas, berupa material-materi gas asam arang, seperti fumarol, solfatar atau sumber gas belerang, dan mofet (gas asam arang).
Ciri Bentuk Lahan Vulkanik
Setelah terjadinya aktivitas vukanisme, kita akan banyak menemukan lahan-lahan vulaknik baru yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, atau yang lebih tepatnya disebut sebagai tanah vulkanik.
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari material-material letusan gunung api, yang mengalami pelapukan seiring berjalannya waktu, hingga kemudian menjadi tanah dengan kandungan unsur hara yang tinggi.
Karena berasal dari aktivitas vulkanisme, tanah vulkanik banyak dijumpai di sekitaran wilayah lereng gunung berapi. Proses terbentuknya tanah vulkanik ini berawal dari letusan gurung berapi, sehingga terdapat muntahan aneka partikel panas ke udara. Salah satu bentuk material dari letusan gunung api ini adalah abu vulkanis.
Abu vulkanis yang pertama kami keluar pada aktivitas vulkanisme ini sangat panas dan pekat sehingga masih berbahaya bagi manusia. Tapi, seiring waktu, abu ini akan mengalami pendinginan. Setelah dingin, abu yang melapisi permukaan tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Lapisan tanah yang terdapat abu vulkanik inilah yang disebut sebagai tanah vulkanik, dengan ciri kaya mineral. Mineral yang dikandung tanah vulkanik dapat bermanfaat bagi pertumbuhan aneka tanaman, bahkan tanpa perlu tambahan pupuk lainnya.
Lapisan tanah vulkanik bersifat gembur dan memiliki rwarna hitam. Tanah ini juga memiliki daya tahan air yang sangat tinggi dengna ciri perkembangan struktur tanah yang baik. Kondisi inilah yang menyebabkan kawasan lereng gunung pasca terjadinya letusan gunung api cenderung memiliki tanah yang sangat subur.
Ciri - ciri tanah vulkanik
- Tanahnya subur
- Tanah mengandung unsur hara yang tinggi
- Tanahnya merupakan hasil materi letusan gunung berapi
- Tanah bersifat mudah menyerap air
- Tanahnya berwarna lebih gelap
- Terdapat disekitar gunung berapi
Semoga penjelasan mengenai pengertian vulaknisme, hingga gejala dan ciri tanah vulkanik ini cukup jelas dan bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca sekalian.
Referensi:
- Setiawan, Parta. 2020. Pengertian Vulkanisme, Proses Gejala dan Akibat, diakses dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-vulkanisme/
- Zenius. 2020. Vulkanisme, diakses dari https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/579/vulkanisme
- Nandi. 2006. Handout Geologi Lingkungan. Bandung: UPI.
- Hermawan, Titan. 2020. Vulkanisme, diakses dari https://cerdika.com/vulkanisme/
*Penulis: Hasna Wijayati
Bacaan lainnya: