Sejarah Lengkap Perang Diponegoro

Perang Diponegoro merupakan salah satu bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda, yang terjadi pada 1825-1830. Awalnya perang ini terjadi karena Belanda yang menanam patok-patok di atas makam para leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini bermula di daerah Yogyakarta, kemudian meluas hingga ke beberapa daerah di Jawa. Oleh sebab itu, perang ini disebut juga dengan Perang Jawa.

Dalam artikel ini akan dibahas mulai dari awal penyebab perang hingga dampak yang ditimbulkan dari Perang Diponegoro.

A. Latar Belakang Perang Diponegoro

Pada abad ke-19, keadaan di Surakarta dan Yogyakarta sangat memprihatinkan. Hal ini karena adanya intervensi Belanda terhadap pemerintah lokal yang membuat terjadinya perselisihan di lingkungan kerajaan.

Intervensi tersebut juga mengakibatkan pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya asli Nusantara. Rakyat menjadi menderita karena dijadikan sebagai objek pemerasan dari ditetapkannya beberapa pajak. Contohnya para petani yang tidak dapat mengembangkan hidupnya karena harus menjadi tenaga kerja paksa dan memiliki kewajiban untuk membayar pajak. 

Kejadian tersebut membuat Pangeran Diponegoro tidak tinggal diam. Oleh sebab itu, ia membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan kepada Belanda. Belanda juga menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam para leluhur Pangeran Diponegoro. Kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak yang ditandai pergantian patok-patok tersebut menjadi tombak.

B. Penyebab Perang Diponegoro

Berdasarkan buku “Asal Usul Perang Jawa” oleh Peter Carey disebutkan bahwa Perang Diponegoro terjadi karena ketiga hal berikut ini, yaitu:

1. Pada awal 1800-an, Kolonial Belanda berusaha untuk menanamkan pengaruhnya di Jawa. Khususnya pada pemerintahan kerajaan-kerajaan. Pengaruh tersebut untuk mengubah tindak-tanduk yang berlaku di Keraton sehingga mendapat banyak tentangan dari bangsawan istana.

2. Terjadinya pertentangan politik yang didasari atas kepentingan pribadi dalam keraton. Hal ini terlihat saat pengangkatan Hamengkubuwono V sebagai raja saat masih berusia belia yang membawa banyak kepentingan pribadi dari Dewan Perwalian yang dibentuk.

Kemudian pada 1822 terlihat adanya dua kelompok dalam istana. Kelompok pertama diisi oleh Ratu Ibu (Ibunda Hamengkubuwono IV), Ratu Kencobo (Ibu Hamengkubuwono V), dan Patih Danuredja IV. Sementara Kelompok dua diisi oleh Pangeran Diponegor dan Pangeran Mangkubumi selaku pamannya.

3. Rakyat yang dikenai pajak berlebih membuat keadaan masyarakat semakin tertekan. Contohnya seperti pintu rumah dikenai pajak bea pacumpleng, pekarangan rumah dikenai pajak bea pengawang-awang, dan pajak jalan bagi tiap orang yang melintas beserta barang bawaannya.

C. Tokoh dalam Perang Diponegoro

Tokoh yang ikut terlibat dalam Perang Diponegoro yaitu:

  1. Pangeran Diponegoro
  2. Pengeran Mangkubumi
  3. Kyai Mojo dan murid-muridnya
  4. Alibasah Sentot Prawirodirjo
  5. Jenderal Hendrik Merkus de Kock (Pemimpin pasukan Belanda)

D. Kronologi Terjadinya Perang Diponegoro

Pada 20 Juli 1825, keraton memberikan perintah untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Hal ini dikarenakan Pangeran Diponegoro dianggap sebagai pengkhianat dan musuh keraton. Kemudian dua bupati keraton diintruksikan untuk memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi di Tegalrejo.

Rumah Pangeran Diponegoro di Tegalrejo dibumihanguskan oleh pasukan-pasukan tersebut. Akan tetapi, Pangeran Diponegoro dan pasukannya berhasil selamat karena lebih tahu seluk beluk daerah Tegalrejo.

Pangeran Diponegoro, keluarga, dan pasukannya bergerak ke hingga sampai di Desa Dekso kabupaten Kulonprogo. Dilanjutkan ke arah selatan hingga di Goa Selarong yang berada di lima kilometer arah barat dari Kota Bantul.

Kemudian Pangeran Diponegoro menjadikan daerah Selarong sebagai markas besarnya. Sementara itu, basisnya berada di Goa Selarong. Di Goa Selaron, Pangeran Diponegoro menempati dan menjadikan tempat pertapaan di goa bagian barat yang disebut dengan Goa Kakung. Sementara Raden Ayu Retnaningsih selirnya (karena dua permasisuri Pangeran Diponegoro sudah wafat) dan para pengiringnya di goa timur yang disebut dengan Goa Putri. 

E. Perluasan Perang Diponegoro

Setelah tiga minggu penyerbuan di Tegalrejo, Pangeran Diponegoro menyerang Keraton Yogyakarta dan berhasil mendudukinya. Dilanjutkan dengan kemenangan di beberapa daerah pada awal-awal berkobarnya Perang Diponegoro.

Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro meluas hingga Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang. Sementara di Jawa Timur berhasil menguasai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitranya. Hal inilah yang membuat Perang Diponegoro juga disebut sebagai Perang Jawa karena dapat menggerakkan kekuataan di seluruh Jawa. Ditambah lagi adanya kekuataan dari rakyat, bangsawan, dan ulama bersatu untuk melawan kekejaman Belanda.

F. Strategi dalam Perang Diponegoro

Selama melakukan peperangan, Pangeran Diponegoro memiliki beberapa strategi yang digunakan yaitu:

  1. Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya bantuan dari luar
  2. Mengirim utusan kepada para bupati dan ulama supaya siap untuk melawan Belanda
  3. Melakukan perang secara gerilya
  4. Memilah bangsawan yang dianggap sebagai lawan dan kawan
  5. Membagi wilayah perang dan pertahanan

G. Akhir Perang Diponegoro

Kekuataan Belanda yang semakin kuat membuat Pangeran Diponegoro dan pasukannya mulai terdesak. Satu demi satu, pimpinan pasukan ditangkap seperti Kyai Mojo dan Alibasah Sentot Prawirodirjo.

Kemudian Belanda juga menawarkan gencatan senjata. Pangeran Diponegoro yang awalnya menolak akhirnya bersedia untuk keselamatan para pasukannya. Ia menyetujui perundingan tersebut dengan syarat keluarga dan pengikutnya di bebaskan.

Perang Diponegoro berakhir pada 28 Maret 1830 ketika terjadi perundingan antara Pangeran Diponegoro dengan Jenderal de Kock. Akan tetapi, ini merupakan taktik licik Belanda. Kemudian Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Makassar hingga akhir hidupnya.

H. Dampak Perang Diponegoro

Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun membawa dampak sebagai berikut:

  1. Merenggut sekitar 200.00 korban jiwa 
  2. Berkurangnya sumber daya termasuk pasukan dan pendanaan yang menyebabkan pemerintah Kolonial Belanda mengalami krisis keuangan
  3. Dikuasainya Pulau Jawa oleh Belanda
  4. Raja dan Bupati yang harus tunduk kepada Belanda

Referensi

  • https://www.studiobelajar.com/perang-diponegoro/
  • https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/10/120000079/perang-diponegoro-penyebab-strategi-dan-dampaknya?page=all
  • https://tirto.id/sejarah-dan-latar-belakang-terjadinya-perang-diponegoro-gjrL
  • https://tirto.id/kronologi-sejarah-perang-diponegoro-sebab-tokoh-akhir-dampak-f9ZJ

*Penulis: Nabila Salsa Bila

Bacaan lain: