Profil Negara Maladewa

Maladewa merupakan negara kepulauan di Samudra Hindia, di kawasan Asia Selatan. Kepulauan Maladewa juga dikenal dengan nama Maldives. Diantara negara-negara di kawasan Asia, Maladewa merupakan negara terkecil.

Artikel ini membahas mengenai karakteristik, sejarah Maladewa, profil negara, cuaca dan iklim, jumlah penduduk, pariwisata dan fakta menarik, sumber daya alam, sistem ekonomi, sistem pemerintahan, dan kerja sama Maladewa dan Indonesia.

Profil Negara Maladewa

A. Karakteristik Maladewa

1. Peta Maladewa

Maladewa memiliki luas wilayah 298 km² (daratan) dan 115.300 km² (termasuk perairan). terdapat 1.190 pulau karang yang membentuk 26 gugus atol (kumpulan pulau koral), di bawah 20 administratif. Sebanyak 186 pulau di Maladewa telah dihuni dimana 80 diantaranya adalah lokasi resort.

Secara astronomis, Maladewa terletak di antara 1° LU - 8° LU dan 72° BT - 74° BT. Ketinggian rata-rata Maladewa hanya 1,5 meter di atas permukaan laut. Hal ini membuat Maladewa menjadi negara dengan permukaan terendah di dunia. Puncak tertinggi Maladewa hanya sekitar 2,3 meter sehingga negara ini dikenal sebagai negara dengan puncak tertinggi paling rendah di dunia.

Maladewa berbatasan dengan beberapa kawasan seperti:

  • Sebelah utara berbatasan dengan India
  • Sebelah selatan, barat, dan timur berbatasan dengan Samudra Hindia.

2. Bendera Maladewa 

Bendera Maladewa

Bendera Maladewa memiliki warna latar merah dengan motif persegi panjang hijau. Di atas warna hijau terdapat bulan sabit putih. Warna merah melambangkan darah para pejuang Maladewa. Warna hijau dan biulat sabit putih melambangkan kemakmuran dan perdamaian. Sementara dalam aspek kultural, warna hijau dan bulan sabit melambangkan agama Islam sebagai agama mayoris masyarakat Maladewa. 

3. Lambang Maladewa

Lambang Maladewa
Foto: en.wikipedia.org/wiki/Emblem_of_Maldives

Lambang nasional Maladewa terdiri dari pohon kelapa yang menjulang tinggi. Di bagian tengah terdapat simbol bulan bintang yang diapit oleh dua bendera Maladewa. Di bawahnya terdapat tulisan negara Maladewa dalam bahasa Arab. 

B. Sejarah Maladewa

Penduduk asli Maladewa berasal dari suku Dravida dari India Selatan yang menyebar ke kepulauan Maladewa melalui kepulauan Laccadives, India. Terdapat juga pengaruh pendatang (pedagang) dari Timur Tengah (Maroko) yang masuk ke Maladewa.

Kemudian terjadi akulturasi suku Dravida dan Timur Tengah yang menghasilkan kelompok etnis mayoritas yang bahasanya dipakai sebagai standar bahasa resmi Maladewa yaitu Dhivehi.

Kelompok etnis lainnya adalah keturunan keluarga kerajaan Sinhala dari Serendib  (Sri Lanka) yang dikenal sebagai Suvadiva dan keturunan suku Mahl dari India yang dikenal dengan Minicoi.

Ajaran agama Hindu dan Buddha diperkirakan berkembang sekitar abad 11 samapi awal abad 12. Keberadaan agama ini dibuktikan dengan adanya peninggalan ebberapa stupa dan patung. 

Antara tahun 1354-1355 Maladewa merupakan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Sultan. Maladewa pernah dikuasai Portugis pada masa pemerintahan Sultan Ali (1557-1570). Kesultanan selanjutnya dipimpin Mohammed Thakurufaanu yang berhasil mengalahkan Portugis.

Pada 1625, Portugis berusaha kembali menguasai Maladewa, tetapi usaha tersebut gagal. Pada 16 Desember 1887, Sultan Mohamed Mainuddin II menandatangani perjanjian persahabtan dengan Sir HA Gordon, Gubernur Inggris di Ceylon yang menjadikan Maldewa sebagai protektorat Inggris. Hal ini membuat urusan pertahanan dan luar negeri Maladewa diserahkan kepada Inggris, tetapi Inggris tidak pernah menempatkan wakilnya di Male.

Melalui perjanjian tersbeut, Maladewa memperoleh fasilitas Angkatan Bersenjata, dan dijadikan salah satu pangkalan AU Inggris (Pulau Gan) antara 1956-1976. Pada 1932, Maladewa menetapkan konstitusi  untuk memilih Sultan. Pada 1934, Hassan Nuruddin terpilih sebagai Sultan Konstitusional pertama dan memerintah sampai tahun 1942.

Pada 23 April 1942, Maladewa menandatangani perjanjian yang mengakhiri kekuasaan Inggris di Maladewa. Kendati demikian, Maladewa amsih berada di dalam protektorat Inggris. Sejak lahirnya kesultanan konstitusional pada 1953, politik Maladewa berkembang menuju Republik.

Perubahan menjadi Republik pertama kali dilakukan di bawah Presiden Amin Didi. Namun, Republik Maladewa hanya bertahan selama 7 bulan. Saat kepemimpinan Sultan Muhammad Farid Didi dan Perdana Menteri Ibrahim tahun 1953 kembali ke kesultanan konstitusional.

Pada 26 Juli 1965 di Colombo, Sri Lanka, Maladewa, dan Inggris menandatangani perjanjian yang memberikan kemerdekaan penuh kepada Maladewa. Pada akhir 1965, Maladewa menjadi anggota PBB. Pada 1985, Maladewa menjadi anggota penuh Commonwalth Inggris.

Pada 11 November 1968, diproklamasikan kembali Republik Maladewa saat Ibrahim Nasir terpilih menjadi Presiden. Pada 1978, Maumoon Abdul Gayoom terpilih sebagai presiden dan menjabat hingga tahun 1998. Presiden Gayoom yang menjabat sebagai Presiden selama 6 periode tanpa oposisi merupakan Kepala Negara dengan masa pemerintahan terlama di Asia Selatan. Selama pemerintahan Presiden Gayoom terjadi berbagai upaya kudeta pada 1980, 1983, dan 1988. Kudeta ini dilakukan karena pemerintahannya dipandang tidak demokratis dan otoriter.

Pemerintah menghadapi berbagai tuntutan untuk memperbaiki kehidupan demokrasi termasuk legalisasi keberadaan partai poitik. Hingga kemudian pada Agustus 2008, Maladewa memproklamirkan konstitusi baru.

Pada Oktober 2008, Maladewa menyelenggarakan pemilihan umum yang demokratis (multi-partai, bebas, dan adil) untuk pertama kalinya. Hasil pemilu tersebut terpilih Mohammed Nasheed sebagai presiden dan Dr. Mohamed Waheed Hassan Manik sebagai wakil presiden. Pelantikan keduanya terjadi pada 11 November 2008.   

C. Profil Negara Maladewa

  1. Nama resmi: Republik Maladewa (Republic of Maldives)
  2. Nama lokal: Dhivehi Raajjeyge Jumhooriyya
  3. Bentuk pemerintahan: Republik Presidensil
  4. Kepala negara: Presiden Ibrahim “Ibu” Mohammed Solih (sejak 17 November 2018)
  5. Kepala pemerintahan: Presiden Ibrahim “Ibu” Mohammed Solih (sejak 17 November 2018)
  6. Ibukota: Male
  7. Luas wilayah: 298 km²
  8. Etnis: India Selatan, Sinhalese, dan Arab
  9. Bahasa resmi: Divehi
  10. Agama: Islam
  11. Mata uang: Rufiyaa Maladewa (MVR)
  12. Hari kemerdekaan: 26 Juli 1965 (dari Inggris)
  13. Hari nasional: 26 Juli 1965 (hari kemerdekaan)
  14. Lagu kebangsaan: “Gaumee Salaam” (National Salute)
  15. Kode telepon: 960

D. Cuaca dan Iklim Maladewa

Maladewa memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim dingin. Saat musim panas cuacanya cenderung panas dan menyengat. Sementara saat musim dingin cuacanya cenderung hujan, hangat, dan berangin. Dalam satu tahun suhu bervariasi dari 26° C hingga 31° C dan jarang di bawah 25° C atau di atas 32° C.

Musim panas terjadi selama 2 bulan mulai dari 15 Maret sampai 10 Mei. Suhu tertinggi harian rata-rata di atas 31° C. Dalam satu tahun, bulan terpanas di Maladewa terjadi di bulan April dengan rata-rata suhu terendah 31° C dan tertinggi 28° C.

Musim dingin terjadi selama 5 bulan mulai dari 18 Agustus sampai 18 Januari. Suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 30° C. Dalam satu tahun, bulan terdingin d Maladewa terjadi si bulan Desember dengan rata-rata terendah 27° C dan tertinggi 30° C.

E. Jumlah Penduduk Maladewa

Jumlah penduduk Maladewa tahun 2020 adalah 540.542 jiwa. Etnis terbesar di Maladewa yaitu etnis Divehi. Dulunya terdapat juga sedikit populasi Tamil yang dikenal sebagai orang Giraavaru. Sekarang, kelompok ini hampir sepenuhnya berbaur dengan masyarakat Maladewa yang lebih besar meski dulunya adalah penduduk asli Pulau Giraavaru (Atol Kaafu).

Berdasarkan sejarah, selama periode Buddha di Maladewa para pedagang Muslim mulai berdatangan di Maladewa dan memperkenalkan Islam. Kemudian pada pertengahan abad ke-12, orang pribumi Maladewa mulai memeluk Islam. Di Maladewa terdapat upacara ritual dzikir yang disebut Maulūdu (Maulid). Festival ini diadakan di tenda-tenda berornamen yang dibangun khusus untuk acara tersebut.

Bahasa resmi Maladewa adalah Dhivehi, bahasa Indo-Arya yang memiliki beberapa kesamaan dengan Elu, bahasa Sinhala Kuno. Aksara pertama yang dipakai untuk emnulis Dhivehi adalah aksara Akar Eveyla yang ditemukam dalam catatan sejarah raja-raja (raadhavalhi). Kemudian sebuah aksara yang disebut Dhives akuru digunakan untuk waktu lama. 

F. Pariwisata dan Fakta Menarik Maladewa

Maladewa merupakan salah satu pulau indah yang terkenal di dunia. Maladewa memiliki banyak wisata pantai dengan air yang jernih, biota laut yang beragam, pasir putih yang membentang, dan panorama yang indah. Berikut adalah beberapa destinasi wisata pantai yang dapat dikunjungi saat bertandang ke Maladewa, seperti:

1. Pulau Cocoa

Pulau Cocoa memiliki pantai dengan hamparan pasir putih yang luas, seuara deburan ombak yang menenangkan, dan terdapat aktivitas scuba diving. Pulau ini juga memiliki beberapa resort dengan kualitas yang memuaskan. Hal ini membuat Pulau Cocoa banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara.

2. Pulau Vaadhoo

Di pulau Vaadhoo terdapat fenomena alam unik yaitu phytoplankton. Fenomena ini bersifat memencarkan cahaya cukup terang. Akan tetapi, fenomena ini tidak ada setiap saat, hanya beberapa kali saja. Pulau ini memiliki jumlah penduduk hanya sekitar 500 jiwa sehingga suasana pulau ini lebih sunyi dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya 

3. Biyadhoo Island 

Biyadhoo Island merupakan  rumah karang terbaik di Maladewa. Di pulau ini, wisatawan dapat mencoba beberapa aktivitas seperti menyelam, snorkeling, dan aktivitas air lainnya 

4. HP Reef dan Manta Point

Hp Reef merupakan daerah perlindungan laut yang ada di sebelah utara Atol Male. Saat menyelami kawasan tersebut, akan disuguhkan formasi terumbu karang yang indah dan pemandangan ikan warna-warni.

Terdapat juga kawasan penyelaman di Manta Point. Kawasan ini terdapat banyak ikan pari manta yang tengah berburu mangsa atau menyantap ikan-ikan kecil di dekatnya. Kedua kawasan ini memiliki keindahan alam bawah laut yang masih terjaga dan terawat dengan baik. 

5. Banana Reef

Banana Reef disebut sebagai lokasi diving terpopuler di Maladewa. Penamaan “Banana” karena bentuknya mirip dengan pisang dan memanjang sampai dengan 300 meter dari arah utara ke bagian selatan. 

Saat menyelam di kawasan ini akan menjumpai bebatuan karang yang cantik, berbagai jenis ikan aneka ukuran dan warna, dan ikan-ikan yang jarang dijumpai di daerah lain seperti Napoleon Wrasse, Bannerfish, sampai dengan Moray Eels.

Setelah mengetahui tempat wisata yang ada di Maladewa maka sekarang adalah waktunya untuk mengetahui fakta-fakta unik yang ada di Maladewa, seperti:

  1. Guinness World Record mencatat bahwa Maladewa sebagai enagar terendah dan paling datar di dunia dengan ketinggian maksimumnya mencapai 2,4 meter di atas permukaan laut
  2. Seluruh masyarakat Maladewa beragama Islam. Amaldewa juga menjadi negara Islam terkecil yang ada di dunia
  3. Pemerintah melarang pemakaian bikini di area pantai umum untuk perempuan. Bikini hanya diperbolehkan ketika berada di pantai milik pribadi, pantai khusus, dan hotel. Jika melanggar aturan ini, maka pemerintah Maladewa tidak segan-segan untuk langsung menjebloskan ke penjara
  4. Maladewa menjadi pertemuan kabinet bawah air pertama di dunia pada 2009. Jas para peserta rapat diganti dengan alat selam dan tangki oksigen. Tujuan rapat dalam air ini untuk membuat kesadaran dan menyoroti ancaman pemanasan global untuk negara yang ebarad di dataran rendah Samudera Hindia.
  5. Akhir pekan di Maladewa terjadi di hari Jumat dan Sabtu.

G. Sumber Daya Alam Maladewa

Sumber daya alam utama Maladewa adalah ikan. Hal ini dikarenakan Maladewa sebagai negara kepulauan sehingga menghasilkan berbagai jenis ikan. Komoditas ekspor unggulan Maladewa adalah produk ikan olahan, ikan hias, dan kerajinan tangan.

Komoditas impor utama Maladewa adalah bahan makanan, bahan bangunan, bahan kimia, keperluan sehari-hari (sabun cairan pembersih, pelumas, personal care, kosmetik, dan lain-lain), pakaian jadi, minyak bumi, kertas, obat-obatan, mebel, produk otomotif, dan lainnya.

H. Sistem Ekonomi Maladewa

Berikut beberapa penjelasan mengenai sistem ekonomi di Maladewa:

  1. Maladewa menganut sistem ekonomi terbuka dan menggantungkan perekonomian di bidang pariwisata dan perikanan. Maladewa juga sangat bergantung terhadap sarana transportasi laut karena letak pulau yang berjauhan dan menyebar dalam radius 900 km dari Selatan ke Utara.
  2. Pengembangan pariwisata di Maladewa dimulai dari tahun 1972. Pada saat itu, 2 pengusaha Maladewa berpatungan dengan investor Italia untuk mengembangkan pulau Vihamanafushi (sekarang bernama Kurumba). Kemudian dikembangkan resort baru di Pulau Bandos. Pengembangan resort tersebut menjadi awal mula keberhasilan pariwisata di Maladewa dan mendukung akses transportasi ke negara tersebut.
  3. Bidang perdagangan luar negeri (ekspor-impor) sebagian besar aktivitas ekspor Maladewa masih didominasi oleh ekspor produk perikanan seperti canned fish, salted dried skipjack, frozen skipjack, salted dried reef fish, fish meals. Aktivitas impor didominasi produk mesin, barang konsumsi, dan BBM. Negara tujuan utama ekspor Maladewa adalah Jepang, Sri Lanka, India, Inggris, Perancis, dan Jerman. Sedangkan negara asal impor utama adalah China, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, India, Pakistan, Sri Lanka, Persatuan Emirat Arab, Kanada, dan Australia. 

I. Sistem Pemerintahan Maladewa

Sistem pemerintahan Maladewa adalah Republik Presidensil dimana kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah Presiden. Pemilihan Presiden Maladewa oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun.

Berikut adalah penjelasan mengenai sistem pemerintahan Maladewa:

  1. Konstitusi baru Maladewa mulai berlaku 1 Januari 1998 setelah diratifikasi Presiden Maldives pada tanggal 27 November 1997. Sebelumnya, pada 6 November 1997 the Citizen Special Ma’jlis telah merampungkan draft Konstitusi baru Maldives. Draft ini telah disetujui oleh Special Ma’jlis dan Parlemen (88 suara mendukung dan 2 abstain). Kemudian pada 11 November 1997 disampaikan kepada presiden.
  2. Lembaga eksekutif Maladewa dipegang oleh Presiden yang dibantu oleh Dewan Menteri. Pemerintah daerah terdiri dari 20 administratif Major Atoll dan Kota Male.
  3. Lembaga legislatif atau Parlemen sebelumnya dinamakan dengan “The Citizens’ Ma’jlis”. Kemudian setelah diberlakukannya UU pada 1 Januari 1998 diganti dengan “The People’s Ma’jlis” yang keanggotaannya dipilih setiap lima tahun. Parlemen beranggotakan 50 orang dimana 2 orang dipilih dari ibu kota Male, 2 orang dari maisng-masing 20 Pemerintahan Atoll, dan 8 orang yang ditunjuk oleh Presiden. Kemudian disahkan UU Pemilu anggota parlemen (Parliamentary Constituencies Bill) pada 10 Februari 2009, maka Parlemen Maladewa beranggotakan 77 orang untuk masa bakti 5 tahun. 
  4. Ma’jlis Rakyat Istimewa hanya bersidang untuk mengadakan pembaharuan konstitusi. Anggotanya terdiri dari anggota People’s Ma’jlis (Parlemen), para kabinet dan wakil yang dipilih dari Male dan Pemerintahan Atoll.
  5. Diberlakukannya Kontitusi baru pada 1 Januari 2008 menggantikan Konstitusi 1968 yang telah diamandemen beberapa kali (1970, 1972, dan 1975). Presiden memiliki kedudukan tertinggi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, komandan bersenjata, dan kepolisian. Berdasarkan konstitusi Madives, Hakim adalah independe dan tunduk pada konstitusi dan undang-undang. Sementara dalam memutuskan permasalahan di luar konstitusi dan undang-undang, maka hakim harus mempertimbangkan hukum Syariah Islam
  6. Di hubungan luar negeri, Maladewa merupakan negara anggota PBB dan bergabung dengan beberapa organisasi di bawah naungan PBB. Maladewa juga bergabung dengan Asian Development Bank (ADB), Alliance of Small Island States (AOSIS), dan Organization of Islamic Cooperation (OIC).

J. Kerja Sama Maladewa dan Indonesia

Pada 17 Mei 2022 diselenggarakan upacara penyerahan surat-surat kepercayaan di Istana Presiden di Male. Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih dan Duta Besar RI untuk Maladewa (non-residen), Dewi Gustina Tobing.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Ibrahim Mohamed Solih menekankan pentingnya memperkuat hubungan Maladewa-Indonesia dan eksplorasi bidang-bidnag kerja sama baru untuk memperkuat kemitraan dan mendorong penguatan dialog bilateral kedua negara. 

Kerja sama yang perlu dilakukan seperti di bidang pendidikan universitas dan pendidikan vokasi yang dikembangkan Indonesia terbuka untuk dimanfaatkan Maladewa bagi peningkatan kapasitas sumber daya. 

Selain di bidang pendidikan, kedua negara juga mendorong peningkatan hubungan pedagangan. Pada tahun 2011, volume perdagangan Indonesia-Maladewa senilai US$ 40,8 juta dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 39,5 juta. Nilai ini masih jauh dari potensi yang dimiliki, karena mengingat Maladewa mengimpor hampir 90% kebutuhan dalam negerinya dengan total impor pada 2021 sekitar US$ 2,5 miliar.

Peluang ini dimanfaatkan pengusaha Indonesia untuk masuk ke pasar Maladewa. Contohnya seperti mensuplau produk halal bagi penduduk Maladewa yang berjumlah 500 ribu orang dan produk-produk yang dibutuhkan resort-resort untuk melayani kebutuhan turis asing yang berkunjung ke Maladewa. 

Indonesia juga meminta dukungan dari Pemerintah Maladewa untuk memberikan perlindungan bagi keberadaan sekitar 2.500 pekerja Indonesia yang mayoritas bekerja di sektor pariwisata dan sektor ekonomi lainnya di Maladewa. Selain itu, Indonesia berharap untuk diberikan kesempatan kerja yang lebih besar kepada tenaga kerja Indonesia. 

Kerja sama di bidang pariwisata juga menjadi kebutuhan penting bagi kedua negara karena Maladewa terkenal akan pariwisatanya dan Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata.   

REFERENSI

  • Semut Belang. (2022). “Profil dan Informasi tentang Negara Maladewa”. https://semutaspal.com/maladewa/
  • Kemlu RI. (2022). “Maladewa”. https://kemlu.go.id/colombo/id/read/maladewa/1914/etc-menu
  • Dickson. (2022). “Profil Negara Maladewa (Maldives). https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-maladewa-maldives/?__cf_chl_tk=zdjFmv1Cb_8oy1vtd.PIih0YOo5q3P8HNa.uUQKEXPE-1663115478-0-gaNycGzNC70
  • Weatherspark. (2022). “Iklim dan Cuaca Rata-Rata Sepanjang Tahun di Maladewa”. https://id.weatherspark.com/y/150262/Cuaca-Rata-rata-pada-bulan-in-Maladewa-Sepanjang-Tahun
  • Menlu RI. (2022). “Presiden Maladewa Berharap Indonesia Buka Peluang Bagi Warga Maladewa yang Ingin Lanjutkan Pendidikan Tinggi di Indonesia”. https://kemlu.go.id/portal/id/read/3623/berita/presiden-maladewa-berharap-indonesia-buka-peluang-bagi-warga-maladewa-yang-ingin-lanjutkan-pendidikan-tinggi-di-indonesia
  • Mei Riska. (2016). “12 Tempat Wisata di Maldives Maladewa”. https://tempatwisataunik.com/wisata-dunia/wisata-asia/tempat-wisata-di-maldives

*Penulis: Nabila Salsa Bila