Misi Nabi Muhammad di Muka Bumi (Penyempurna Akhlak Manusia)

Seorang muslim yang mempercayai akan setiap nabi yang dituskan kepada umatnya masing-masing, tentunya punya misi intinya sama, mengajak untuk bertauhid, menyembah kepada Allah, serta mematuhi dan menjahui apa-apa yang sudah ditetapkan.

Hal ini juga berlaku kepada Nabi Muhammad saw., yang disuruh untuk memperbaiki akhlak manusia yanghidup pada waktu itu yang sudah kelewat batas. Sebagai khatamul anbiyaa’ (penutup para nabi), beliau mendapatkan misi dan amanat yang begitu besar dan harus dilaksanakannya sebagai seorang rasul Allah swt.

Menyempurnakan Akhlak Manusia

Mengenai akhlak manusia yang waktu itu sudah tidak teratur dan tidak terkendali, Nabi Muhammad saw., diberikan perintah untuk memperbaiki akhlak manusia yang berada di lingkungan sekitarnya. Mulai dari segi ibadah, keyakinan, mu’amalah dan lain sebagainya .

Dari kondisi masyarakat yang bernuansa carut marut itulah nabi ditugaskan untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan beberapa cara, antara lain:

a. Mengajarkan ajaran tauhid kepada kaumnya

Bagian yang paling penting dalam menyempurnakan akhlak manusia tentu manusia harus bisa men-tauhid-kan Tuhannya. Serta membebaskan diri dari sesuatu yang bersifat musyrik. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah saw., yang waktu itu sedang berada di Makkah dan dipenuhi oleh kaum Jahiliyah yang senang menyembah berhala.

Ajaran tauhid yang dijelaskan oleh nabi Muhammad saw., terdapat dalam Kitab Suci al-Qur’an, seperti yang tertulis dalam surat al-Baqarah, berikut ini :

وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣

Artinya:

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (QS. al-Baqarah (2): 163

Dalam surat yang lain dijelaskan juga bahwa semua utusan Allah swt. sebelum Nabi Muhammad pun juga diberikan wahyu  untuk mnegajarkan ajaran tauhid ini.

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ ٢٥

Artinya:

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku" (QS. al-Anbiyaa’ (21): 25)

b. Memberikan adanya kabar gembira dan peringatan bagi setiap ummat

Nabi Muhammad saw., yang menjadi utusan Allah, selain mengajarkan ajaran tauhid juga mempunyai misi lain yang harus disampaikan kepada ummatnya. Sebagai pembawa kabar gembira juga sebagai pemberi peringatan. Beliau sudah pasti akan memberikan kabar gembira kepada siapapun yang senantiasa beriman kepada Allah dan rasul-Nya. ( Simak juga: Iman Kepada Allah)

Begitu pula sebaliknya, jika siapa saja yang meninggalkan aturan-aturan yang sudah ditetapkan, serta suka berbuat onar dan jahat, beliau pasti akan mendatanginya untuk  memberikan sebuah peringatan supaya menghentikan perbuatan jeleknya tersebut. Karena kelak perbuatan terbeut akan mendapatkan balasan setimpal.

Perihal di atas seperti yang dicantumkan dalam QS. Fathir (35): 24, sebagai berikut:

إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗاۚ وَإِن مِّنۡ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٞ ٢٤

Artinya:

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”

c. Memberikan bimbingan moral terhadap satu sama lain

Ketika beliau masih berada di kota Makkah, mayoritas moral masyarakat kota Makkah sangatlah bejat dan banyak perlakuan-perlakuan yang kurang terpuji sering dilakukan oleh mereka semua. Dalam posisi inilah nabi Muhammad sangat mempunyai peran penting, yakni memberikan contoh yang baik dan benar terhadap mereka semua, semua itu dilakukan tentu agar perilaku dan moral mereka semua bisa berubah menjadi baik. Seperti penjelasan sebuah hadits..

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ : إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ (رواه أحمد)

Artinya:

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw., bersabda: “Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang baik (sholeh) (HR. Ahmad)

Bimbingan moral yang diberikan oleh nabi tentu mempunyai sebuah kelebihan tersendiri. Mulai dari perilaku baik dan sopan santunnya terhadap masyarakat yang hidup di sekitarnya. Sampai rasa kasih sayangnya terhadap mereka yang bahkan mencemooh dan menghinanya. Tidak ada rasa marah dan membalas perbuatan mereka kembali.

Akhlak nabi sangatlah tinggi, beliau tahu bahwa hinaan, cemoohan, ancaman dan lain-lain yang mengandung unsur jahat, bisa jadi dikarenakan mereka belum tahu atau belum mendapatkan hidayah dari Allah swt. Bahkan ada sebuah hadits yang mejelaskan nabi pun mendoakan mereka semuanya.

رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي ، فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ (رواه مسلم)

Artinya:

“Wahai Tuhan, ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (HR. Muslim)

Kepada kaum yang terbilang lemah atau pada para fakir miskin pun, beliau juga sangatlah perhatian, mulai dari cara bicara dan juga amal kesehariannya. Dari sinilah mereka semua bisa menanggapi apa yang sebenarnya diajarkan oleh nabi Muhammad saw.

Sebagai pemimpin, beliau juga mempunyai watak yang cerdas, dan pandangan yang luas, dari sinilah ketika beliau berdakwah kepada kaumnya mengenai berbagai ajaran iman dan islam, beliau memberikan contoh lebih dulu dan dilakukan sehari-hari. Dari kepribadian seperti itulah, umatnya bisa menjadi mengerti.

Dari situ pula, nabi melakukan dakwahnya tanpa adanya sebuah paksaan, dan yang mengikuti ajarannya bisa mengerjakan sebuah amalan dengan senang hati, penuh kepercayaan dan keyakinan serta tanpa keraguan sedikitpun.

Sumber:

  1. Supardjo, Ngadiyanto, Mutiara Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII, (Solo: PT. Wangsa Jatra Lestari, 2011)
  2. Software  al-Qur’an in Word v.2.2Software al-Maktabah al-Syaamilah v. 3.64
  3. id.wikipedia.org
*Penulis: Abdul Wahid

Materi lain: