BK Kelompok: Menilai Kebutuhan dan Menentukan Topik

Portal-ilmu.com kali ini akan melanjutkan materi bimbingan kelompok yang sudah di bahas dalam artikel sebelumnya (baca: BK kelompok: Teori Belajar Pembelajaran Pribadi dan Pengembangan Kelompok).

Bagian ini membahas pendekatan untuk merencanakan dan menyiapkan kerja kelompok PLD (Personal Learning and Development’s Young People) dengan memperkenalkan model FAAST.

Model ini dikembangkan dengan menyediakan kerangka kerja yang konstruktif, persiapan, dan penyampaian PLD. Di mana asisten akan melakukan perencanaan termasuk menyusun model secara kronologis dan terstruktur.

Hal ini menyediakan kesempatan untuk belajar dengan menggunakan aktivitas dan teknik yang berurutan dan sesuai. FAAST adalah Focus; Aim; Activities; Structure; dan Techniques. Untuk memastikan focus yang tepat (topic), asisten harus mengaitkan dengan kebutuhan.

Membuat acuan kerja kelompok metode  FAAST, harus menarik, menyenangkan, dan berbeda dari kegiatan lain di bidang pendidikan yang beresiko kehilangan arah dan tujuan.

Metode  FAAST yang dibuat untuk sesi PLD, bertujuan, terstruktur, dan sesuai dengan kebutuhan remaja yang bergabung dalam kelompok. Secara ringkas, metode tersebut terdiri atas:

  1. Focus: mengidentifikasi fokus yang tepat untuk setiap sesi, berdasarkan asesmen yang akurat dari pembelajaran pribadi dan perkembangan kebutuhan remaja.
  2. Aim: memastikan tujuan dari setiap sesi diidentifikasi dan dinyatakan secara jelas. Ini akan memberikan pendirian tujuan di setiap sesi dan mempelajari sasaran spesifik, merupakan sasaran pembelajaran yang menyediakan indikasi yang jelas mengenai apa yang akan dicapai untuk setiap sesi bagi partisipan.
  3. Activities: merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan topik, menggambarkan tujuan dari setiap sesi dan memenuhi sasaran pembelajaran.
  4. Structure: menciptakan sebuah konsep supaya melengkapi setiap sesi kerja kelompok PLD dan diatur dalam susunan yang baik. Sesi bukan hanya rangkaian dari berbagai aktivitas; tetapi runtutan aktivitas yang saling berhubungan. Setiap sesi harus digambarkan dengan jelas, berhubungan, dan logis.
  5. Technique: asisten akan menggabungkan setiap metode di atas dengan teknik atau cara dan keahlian untuk memfasilitasi pembelajaran.

Focus (Fokus)

Asisten sebagai pusat dari peranan, akan bekerja dengan remaja untuk menaksir kebutuhan mereka dan membolehkan mereka menemukan strategi untuk memenuhi kebutuhan. Pekerjaan ini dilakukan dengan satu per satu membangun hubungan dengan remaja.

Tujuannya agar remaja merasa nyaman untuk bercerita tentang masalah mereka. Pekerjaan ini tidak melibatkan pembimbing mereka untuk menjawab apa yang mereka lakukan atau apa yang terbaik bagi mereka. Kegiatan ini difokuskan agar remaja menjadi mandiri dan bertanggungjawab dengan keputusan mereka sendiri.

Assessing need (Menaksir Kebutuhan)

Pentingnya menaksir kebutuhan anggota kelompok untuk menemukan topik yang tepat untuk sesi PLD yang seharusnya tidak diabaikan. Peranan asisten yaitu merencanakan sesi kelompok dengan membangun gambaran umum, persoalan yang mungkin dihadapi kelompok remaja dalam perkembangan mereka.

Assessmen ini seharusnya diambil dari sejumlah faktor seperti gender, budaya, sosial-ekonomi, dan latar belakang etnis dari kelompok remaja tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tujuan yang diharapkan dalam kelompok, yaitu mengatasi masalah yang timbul dalam perkembangan para anggota.

Terdapat empat tugas perkembangan, yakni

  1. Hubungan yang tidak baik atau terpisah dari keluarga;
  2. Membangun dan menerima identitas jenis kelamin;
  3. Mempertimbangkan dan merencanakan masa depan;
  4. Meningkatan kesadaran dan mengembangkan kepercayaan melalui sistem nilai moral. Selain membangun empat tugas perkembangan Malekoff juga mengidentifikasi dan menjabarkan jenis-jenis dari persoalan yang mempengaruhi perkembangan remaja.

Dengan mengerti akan kebutuhan setiap remaja, konselor atau asisten tidak akan salah dalam membuat kegiatan setiap sesi. Jika fokus dari sesi tidak memenuhi kebutuhan anggota kelompok, maka ada konsekuensinya, yaitu

  1. Resah dan gelisah;
  2. Kehabisan tenaga dan apatis;
  3. Lepas kendali;
  4. Menolak untuk berpartisipasi dan bekerjasama; (5)
  5. Agresif atau mengganggu;
  6. Hubungan antara anggota kelompok dan asisten tidak berjalan dengan baik;
  7. Memutuskan untuk tidak hadir pada sesi pld berikutnya;
  8. Tidak ada hasil positif yang akan dicapai.

Menentukan Topik

Dalam setiap kasus, ide-ide untuk topik sudah dipertimbangkan. Tentu saja, belum ada detail yang bagus, berhubungan dengan setiap sesi, tapi ada fokus yang jelas pada sesi, dimana asisten mempunyai kesempatan untuk membangun perencanaan mereka.

Jika kerja kelompok PLD melakukan seperti judul yang disarankan dan menamai pembelajaran pribadi dan kebutuhan perkembangan bagi remaja, jadi kebutuhan perkembangan dan pribadi ini akan membentuk fokus pada setiap sesi.

Tabel di bawah ini, menawarkan beberapa topik yang mungkin berhubungan dengan kebutuhan perkembangan, sosial dan pendidikan remaja.

Kerja kelompok PLD menyediakan forum di mana remaja dapat menguji batasan, berbagi perhatian dan pengalaman, serta menemukan cara untuk mengatasi atau mengurangi hal yang membatasi kemajuannya pribadi.

Demikian penjelasan tentang menilai kebutuhan dan menentukan topik. Dengan memahami kebutuhan individu, maka konselor akan memahami tentang masalah dan harapan yang dibutuhkan oleh siswa.

Daftar Pustaka:

Westergaard, J. 2009. Effective Group Work with Young People. New York: Open University Press.

Bacaan lain: