Profil Negara Suriah

Sahabat Portal-Ilmu dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang salah satu negara Timur Tengah yang rawan terhadap konflik, yaitu negara Suriah. Negara Suriah merupakan salah satu negara yang mengalamai konflik atau perang saudara. Kota Aleppo yang merupakan kota terbesar kedua di negara ini menjadi saksi perang antar saudara tersebut. Perang terjadi dari beberapa kelompok, antara Kurdi yang memerangi ISIS dan juga rezim Basar Al Assad yang melawan ISIS. 

Nah, langsung saja kita bahas lebih detail mengenai Negara Suriah. Mulai dari profil umum sampai dengan konflik Suriah.  

Profil Negara Suriah

Profil Umum

Nama Negara: Republik Arab Suriah  (Syrian Arab Republic / Al-Jumhūriyyah al-'Arabiyyah al-Sūriyyah / الجمهورية العربية السورية )
Ibukota Negara: Damaskus (Damascus / Dimašq / دمشق )
Kepala Negara: Presiden Bashar Al Assad
Wakil Kepala Negara: Wakil Presiden Najjah al-Attar
Kepala Pemerintahan / Perdana Menteri: Perdana Menteri Eng Hussein Arnous

Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat: Fayssal Al Miqdad (22 November 2020)
Ketua Parlemen: Hammoudeh Sabbagh (28 September 2017)
Luas Wilayah: 185.180 km2 (Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah)
Penduduk: 17,5 juta (2020, IMF)
Agama: Islam (Sunni 74%), Alawi/Shi'a dan Druze (16%), Kristen, dll. (10%)

Mata Uang: Syrian Pound (SYP); USD 1 = SYP 1256 (2020)
GDP: USD 25,86 milyar (2020, EIU) 
GDP per kapita (PPP): USD 3.750 (2020, EIU)
Pertumbuhan GDP: - 8,3% (2020, EIU))

Bendera

Bendera Negara Suriah

Bendera suriah memiliki warna merah, putih, hitam dan dua bintang warna hijau di tengah. Setiap warna dalam bendera suriah memiliki arti tertentu.

  • Warna merah berarti kebebasan 
  • Warna hitam berarti penindasan dan penderitaan yang dialami oleh Arab
  • Warna putih berarti masa depan yang damai
  • Warna hijau pada dua bintang berarti persahabatn antara Suriah dan Mesir
  • Dua Bintang berarti Suriah dan Mesir

Lambang Negara Suriah

Lambang Negara Suriah
via: en.wikipedia.org

Peta

Geografi

Suriah merupakan negara yang terletak di Benua Asia,  tepatnya di wilayah Timur Tengah. Suriah memiliki garis pantai yang panjangnya mencapai 183 kilometer. Negara ini berbatasan langsung dengan Turki di bagian Utara dan Barat, Irak di sebelah Timur, Yordania dan Israel di sebelah Selatan  dan Lebanon di Barat Daya. 

Luas negara ini mencapai 185.180 kilometer persegi, termasuk Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sepanjang 1.295 kilometer persegi. Luas wilayah suriah 17 kali lebih besar dari negara Lebanon, 8 kali lebih besar dari negara Israel dan 2 kali lebih besar dari negara Yordania.

Di sisi timur negara ini terdapat Sungai Orontes yang mengalir ke wilayah utara, yaitu Turki dan Laut Mediterania. Terdapat Pegunungan Jibal Lubnan Al-Sharqiya yang menandai batas wilayah dengan Negara Lebanon. Rarta-rata ketingginian gunung ini mencapai 1.800 hingga 2.100 meter. Titik tertingginya adalah Gunung Hermon (Jabal al-Syaikhu), pada 2.814 meter. 

Hampir seluruh wilayah Suriah merupakan wilayah gurun. Gurun ini berubah menjadi padang rumput ketika hujan datang. Wilayah Hawran di barat daya merupakan daerah yang subur, meskipun wilayah ini dipenuhi bebatuan. 

Sejarah

Sejarah Negara Suriah telah dimulai sejak 700.000 tahun lalu. Hal ini ditandai dengan penemuan kerangka tulang Neanderthal yang hidup di wilayah itu selama periode ini. Pada masa Suriah kuno, negara ini dikuasai oleh berbagai kerajaan, seperti Mesir, Hittites, Sumeria, Mitanni, Asiria, Babel, Kanaan, Fenisia, Aramean, Amorites, Persia, Yunani dan Romawi. 

Setelah kekaisaran Romawi runtuh, wilayah ini menjadi bagian dari kekaisaran Bizantium. Pada tahun 637 M tentara Muslim mengalahkan Kekaisaran Bizantium dan mengambil alih kendali Suriah. Agama Islam menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah, dan faksi-faksinya naik kekuasaan. Damaskus menjadi ibu kota dunia Islam, namun pada tahun 750 M ibu kotanya berganti menjadi Baghdad di Irak. Perubahan ini menyebabkan kekurangan ekonomi di Suriah, dan selama beberapa abad, bahkan wilayah ini menjadi tidak stabil. Pada tahun 1516, Suriah ditaklukan oleh Kekaisaran Ottoman dan kekaisaraan ini berkuasa hingga tahun 1918. 

Selama Perang Dunia I, diplomat Prancis dan Inggris secara rahasia setuju untuk membagi Kekaisaran Ottoman menjadi beberapa zona, hal ini sesuai Perjanjian Sykes-Picot tahun 1916. Berdasarkan Perjanjian Sykes-Picot, sebagian besar tanah Arab yang berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman dibagi menjadi lingkup pengaruh Inggris dan Prancis. Inggris dan Arab berhasil merebut Damaskus dan Aleppo pada tahun 1918, dan Prancis berhasil mengambil alih suriah dan Lebanon pada tahun 1920. Keputusan ini mengakhiri 400 tahun pemerintahan Ottoman di wilayah tersebut.

Selama masa pemerintahan Prancis dari 1925 hingga 1927 terus terjadi pemberontakan di antara orang-orang Suriah. Sehingga, muncul Suriah bersatu untuk melawan pendudukan Prancis. Pada tahun 1936, Prancis dan Suriah menegosiasikan perjanjian kemerdekaan, yang menyetujui Suriah untuk tetap merdeka namun kekuatan militer dan ekonomi tetap berada di bawah kekuasaan Perancis. Setelah Perang Dunia II, Suriah secara resmi menjadi negara merdeka pada tahun 1946.

Iklim

Daerah pantai dan pegunungan di wilayah ini beriklim mediterania, hampir tidak ada hujan dari Bulan Mei sampai Oktober. Di musim panas, rata-rata suhu di Negara Suriah mencapai 32ºC, namun berbeda di daerah pegunungan yang agak sedikit dingin. 

Suhu rata-rata di musim dingin mencapai  10ºC. Hal ini berbeda untuk daerah pedalaman, yaitu daerah Suriah Timur yang merupakan bagian dari Gurun Arab. Ketika musim panas datang maka suhu rata-rata di wilayah tersebut jauh lebih panas dibandingkan dengan wilayah Suriah lainnya, begitu juga jika musim dingin tiba. 

Flora Fauna

Vegetasi negara ini sangat minim, karena tanahnya sangat gersang. Satu-satunya tanah subur yang dapat ditemukan di sepanjang tepi sungai dan di dataran barat daya yang dipenuhi batu (Hawran). Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Suriah, 45% wilayah ini terdiri dari padang rumput, 32% tanah subur, 20% tanah gersang, dan hanya terdapat 3% hutan. 

Terdapat beberapa hewan liar di Negara Suriah, tapi populasinya sangat sedikit. Di antaranya yaitu, serigala, hyena (spesies yang terancam punah), rubah, badger, babi hutan. Terdapat spesies rusa, beruang, tupai, gazelles, dan jerboas (hewan pengerat nokturnal). Spesies burung sangat jarang ditemui di negara ini, karena kerusakan habitat alami serta pembangunan perkotaan dan perluasan pertanian. Bahkan, hewan lain seperti unta dan kambing liar juga terancam punah.

Kelompok Etnis

Suriah merupakan salah satu negara dengan populasi terpadat di Timur Tengah. Populasinya berpusat di sekitar pantai barat, daerah Damaskus dan lembah Sungai Efrat. 

Negara ini dulu banyak dihuni oleh Etnis Yahudi sebelum berdiri negara Israel pada tahun 1948. Setelah 1948, populasi Yahudi yang berjumlah sekitar 40.000 telah bermigrasi, dan tersisa kurang lebih 2000 orang Yahudi yang tinggal di Suriah. Umumnya mereka menempati kota Damaskus dan Aleppo.

Terdapat Etnis Kurdi yang berjumlah sekitar 1,5 juta, sepertiganya berada di kaki pegunungan Taurus, yang berada di utara Aleppo. Sepertiga lainnya berada di Jazira, sepanjang perbatasan dengan Negara Turki. Sekitar 10% tinggal di sekitar Jarabulus yang berada di Timur Laut Aleppo, dan 10-15% lainnya ditemukan di daerah pinggiran Kota Damaskus, Hayy al-Akrad. 

Etnis minoritas di Suriah berasal dari etnis Armenia, Circassians dan Turkoman. Etnis Armenia menempati kota Aleppo, Damaskus, dan di Jazira. Sedangkan, Etnis Circassians banyak dijumpai di kota Damaskus. Sebagian besar Etnis Turkoman di Suriah merupakan muslim sunni, dan banyak di antaranya telah berasimilasi dengan budaya Arab. 

Politik

Suriah mengadopsi konstitusinya pada tahun 1973. Ada hak pilih universal. Cabang legislatif unicameral terdiri dari Dewan Rakyat, atau Majlis Al Shaab, yang 195 anggotanya terpilih untuk masa jabatan empat tahun. Badan ini bertugas untuk mengusulkan undang-undang, membahas program kabinet, dan menyetujui anggaran nasional. 

Presiden yang menjabat sebagai kepala negara diwajibkan untuk beragama Islam, dipilih setiap tujuh tahun dengan suara rakyat. Presiden juga bertugas menunjuk wakil presiden, perdana menteri yang menjabat sebagai kepala pemerintahan, kabinet, dan wakil perdana menteri. Presiden memiliki kapasitas yang luas, termasuk bertugas di Mahkamah Agung. Terlepas dalam praktiknya, pemerintah militer memiliki kemampuan untuk mengesampingkan semua keputusan.

Kepemimpinan dan pejabat politik umumnya dipegang oleh keluarga. Kesetiaan keluarga merupakan pertimbangan utama, dan selain itu terdapat sentimen umum bahwa anggota keluarga (bahkan kerabat jauh) dapat dipercaya lebih dari orang lain. Pekerjaan penting dalam pemerintahan umumnya dipegang oleh orang-orang yang terikat/berhubungan dengan Presiden, baik dari kelompok agama yang sama atau latar belakang regional yang sama atau bagian dari keluarga besarnya. Sementara penduduk umumnya cenderung tidak bergabung dengan partai politik. Bahkan Partai Baath yang berkuasa memiliki jumlah anggota yang cukup kecil. 

Sosial dan Budaya

Masyarakat Suriah secara tradisional terbagi atas kelas-kelas. Orang-orang dari berbagai kelas umumnya tidak melakukan sosialisasi satu sama lain. Garis kelas cenderung mengarah pada perbedaan rasial, orang-orang berkulit lebih terang memegang posisi ekonomi dan politik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berkulit gelap. Ada juga kelas menengah yang terus berkembang sebagai dampak dari penyebaran pendidikan. 

Keluarga pemilik lahan dan pedagang menduduki posisi tertinggi secara sosial dan politik. Mereka biasanya tinggal di Damaskus atau Aleppo dan mengelola tanah mereka dari jauh. Guru agama yang dikenal sebagai ulama juga memiliki pengaruh, mereka menjabat sebagai hakim, guru, dan pejabat politik serta penasihat pemerintah. Dalam peran ini, ulama umumnya mendukung status quo. 

Pendidikan

Sistem pendidikan di Negara Suriah hampir sama dengan Indonesia, yaitu dimulai dari pendidikan dasar untuk usia 6 sampai dengan 12 tahun, pendidikan menengah untuk usia 12 sampai dengan 15 tahun, dan pendidikan menengah atas untuk usia 15 hingga 18 tahun.  

Kurikulum pada buku dan sistem pembelajaran menggunakan Bahasa Arab. Selain itu, di negara ini juga terdapat sekolah yang berbasis negeri dan berbasis swasta. Ada juga sistem pendidikan terpisah yang dioperasikan oleh PBB untuk anak-anak pengungsi Palestina.

Konflik Suriah

Pada 15 Maret 2011 terjadi kerusuhan besar di jalan-jalan Deraa, Damaskus dan Aleppo, demonstran menuntut reformasi demokrasi dan pembebasan tahanan politik. Protes ini disebabkan oleh penangkapan dan penyiksaan sekelompok remaja laki-laki beberapa hari sebelumnya di kota Deraa karena grafiti yang mengecam presiden Bashar al-Assad. 

Pada Juli 2011, para pembelot dari militer membentuk Tentara Suriah Merdeka, sebuah kelompok pemberontak yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Bashar Al Assad. Hal ini mengubah pemberontakan menjadi perang saudara. Protes berlanjut hingga tahun 2012, dan pada 2013 muncul berbagai kelompok pemberontak. Dan pada tahun –tahun tersebut pula, ISIL (ISIS) muncul di Suriah utara dan timur. 

Grup yang terlibat dalam konflik ini berasal dari berbagai aktor, yaitu:

  • Pemerintah Suriah: Bashar al-Assad mulai memerintah Suriah pada tahun 2000, setelah pemerintahan ayahnya Hafez al-Assad yang berkuasa sejak 1970. Semasa pemerintahannya, ia memiliki sejarah tindakan keras pada pembangkang, menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya dan memenjarakan serta menyiksa ribuan orang.
  • Tentara Suriah Bebas (OJK)/Tentara Nasional Suriah: OJK merupakan konglomerasi brigade bersenjata yang dibentuk pada tahun 2011 oleh para pembelot dari tentara Suriah dan warga sipil yang didukung oleh Turki dan beberapa negara Teluk. Sejak Pertempuran Aleppo pada Desember 2016, OJK tetap memegang kendali atas wilayah terbatas Idlib di Suriah barat laut.
  • Hay'et Tahrir al-Sham (HTS): HTS sebelumnya bernama Jabhat Fatah al-Sham dan Jabhat al-Nusra. Jabhat al-Nusra dibentuk di Suriah pada tahun 2011 sebagai afiliasi al-Qaeda dalam oposisi terhadap pemerintah Assad. Pada Januari 2017, Jabhat Fatah al-Sham berganti nama ketika bergabung dengan beberapa kelompok lain untuk bersatu di bawah bendera Hay'et Tahrir-al Syam.
  • Hizbullah:  Hizbullah merupakan kelompok bersenjata Syi’ah dan kekuatan politik yang berbasis di Lebanon. Kelompok ini didukung oleh Iran. Mereka berada di Suriah untuk mendukung pasukan al-Assad, namun tidak menguasai wilayah Suriah.
  • Pasukan Demokratik Suriah (SDF): Aliansi milisi Kurdi dan Arab ini didirikan pada tahun 2015. Anggotanya sebagian besar terdiri dari pejuang YPG (pejuang kurid suriah) dan kelompok pejuang Arab, Turkmen, dan Armenia. Turki menganggap YPG, yang membentuk sebagian besar pasukan SDF, yang telah melakukan kampanye bersenjata untuk kemerdekaan terhadap pemerintah Turki yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang sejak 1984. Kota-kota utama di bawah kendali Kurdi yaitu Raqqa, Qamishli, Hasakah.
  • ISIL (ISIS): Kelompok ini dikenal karena kebrutalan pejuang asingnya, sistem pemerintah yang terorganisir, dan kehadiran media sosial yang kuat, ISIL naik ke kekuasaan pada saat terjadi kekosongan di Suriah setelah 2012. Pada tahun 2014, ISIL telah merampas tanah yang sangat signifikan dan dilakukan secara paksa. Selain itu, kelompok ini juga menyatakan pembentukan "khilafah". Pada 2014, setidaknya kelompok ini menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah. Walaupun, pada bulan maret tahun 2019 kelompok ini dapat diperangi.

Kerusakan Akibat Perang

Aleppo: Aleppo merupakan kota yang menjadi pusat industri dan ekonomi di barat laut Suriah, jumlah penduduknya hampir menyentuh angka 3 juta jiwa. Pada Desember 2016, tentara Suriah mendapatkan kemenangan terbesarnya melawan pemberontak ketika dapat merebut kembali kota strategis ini. Kota ini telah terpecah belah dan berada di bawah kendali pemberontak sejak awal kerusuhan pada tahun 2012.

Ghouta Timur: Ghouta Timur terletak 10km  di timur ibukota, Damaskus. Pada 2018, tentara Suriah berhasil mendapatkan kembali kendali atas daerah-daerah yang telah dipegang oleh pejuang oposisi sejak 2012. Keberhasilan ini didapatkan setelah serangan yang terjadi selama tujuh minggu dan menyebabkan  banyak bangunan kota yang hancur.

Raqqa (Raqqa): Raqqa, merupakan provinsi yang terletak di Sungai Efrat di utara Suriah, merupakan kota pertama yang jatuh di bawah kendali oposisi setelah dimulainya pemberontakan Suriah pada 2011. Pada 2014, kota ini dikuasai oleh ISIL (ISIS), yang menjadikan sebagai ibu kota mereka. Raqqa dan semua desa serta kota di provinsi itu hancur oleh serangan udara koalisi pimpinan AS selama operasi anti-ISIL antara 2016 dan 2017. Kehancuran provinsi ini mencapai 70 dan 80 persen kota hancur, dan infrastrukturnya hampir sepenuhnya lumpuh total.

Palmyra: Merupakan kota yang memiliki sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di Suriah tengah, Palmyra dikuasai sebanyak dua kali oleh ISIL. Pertama pada Mei 2015 dan kemudian lagi pada Bulan Desember tahun berikutnya. Kelompok ini menghancurkan beberapa keajaiban kuno termasuk Kuil Bel, Kuil Baal Shamin, Lengkungan Triumph, dan kolom di Lembah Makam. Pada Maret 2017, tentara Suriah, yang didukung oleh pasukan sekutu dan pesawat perang Rusia, merebut kembali kota itu.

Kerusakan secara menyeluruh akibat perang dan konflik menghancurkan banyak rumah, sekolah, rumah sakit dan infrastruktur lainnya. Sanksi pemerintah AS dan lonjakan infeksi COVID semakin menurunkan taraf hidup Suriah. Hanya ada tempat berlindung/mengungsi yang terbatas. Bahan bakar langka, dan harga pangan melonjak. 9,3 juta warga Suriah mengalami krisis pangan, dan terdapat sekitar 4,5 juta anak yang keparan. Akibatnya, sepertiga dari semua pengungsi di seluruh dunia berasal dari Suriah. 

Menurut UNHCR, 80 persen pengungsi Suriah hidup di bawah garis kemiskinan, dengan akses terbatas ke layanan dasar, pendidikan atau peluang kerja. Setidaknya 5,5 juta pengungsi tinggal di negara-negara tetangga Irak, Turki, Yordania, Lebanon, dan Mesir, bahkan juga di negara-negara asia, seperti  Indonesia dan Malaysia.

Hubungan Bilateral Indonesia - Suriah

Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dan Suriah dilakukan sejak tahun 1950. Hubungan Indonesia Suriah dijalin dengan sangat baik sampai saat ini. Hubungan politik Indonesia-Suriah dimulai sejak pengakuan de jure Suriah terhadap Republik Indonesia pada tanggal 2 Juli 1947, selanjutnya Indonesia dan Suriah membuka hubungan diplomatik pada tahun 1950.

Hubungan baik Indonesia dengan Suriah juga dicerminkan melalui saling kunjung antara kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk kunjungan Presiden Soeharto ke Suriah pada Oktober 1977 yang disambut dengan sangat baik oleh Presiden Hafez al-Assad. Sedangkan dari pihak Pemerintah Suriah, telah dilakukan kunjungan oleh Kepala Pemerintahan Suriah, Perdana Menteri  Mahmoud Zubei pada Juni 1997 dan Perdana Menteri Naji Ottri pada Januari 2009. Terlepas dari konflik yang melanda wilayah Suriah, Indonesia melalui pemerintah dan masyarakat kedua negara tetap berupaya menjalin hubungan secara maksimal.

Dalam bidang ekonomi 

Perdagangan bilateral kedua negara tetap berjalan meskipun volume perdagangan bilateral cukup terpengaruh oleh konflik. Produk-produk Indonesia juga masih banyak ditemui di Suriah, seperti toiletries; kertas; barang pecah belah; bulu mata palsu;  ban kendaraan bermotor; produk pakaian olah raga; alat musik, hingga makanan instan. 

Pada bidang Sosial dan Budaya

Hubungan baik kedua negara ditunjukkan khususnya pada interaksi antar tokoh dan lembaga keagamaan yang rutin dilaksankan, seperti saling berkunjung dalam rangka menghadiri kegiatan keagamaan berskala besar hingga sederhana, serta melalui pertukaran pikiran dan pandangan atas kondisi di negara masing-masing.

Dalam sektor pendidikan

Kedua negara telah menjalin kerja sama di bidang pendidikan, sepeerti Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta dengan Universitas Damaskus. Pemerintah Indonesia juga rutin memberikan beasiswa kepada pelajar Suriah melalui beasiswa bahasa dan budaya Indonesia (non-gelar) yaitu Darmasiswa, serta Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (bergelar). Begitu juga sebaliknya, berbagai lembaga pendidikan di Suriah juga telah memberikan kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk menimba ilmu di Suriah khususnya di bidang agama.

Di bidang ketenagakerjaan 

Banyak Buruh Migran Indonesia (BMI/TKI) yang bekerja di berbagai wilayah di Suriah. Namun seiring dimulainya konflik Suriah, pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia melalui KBRI Damaskus memulai program repatriasi. Hingga saat ini KBRI Damaskus telah merepatriasi lebih dari 13.000 WNI khususnya terdiri dari BMI. 

Melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna Perseorangan di Negara-negara Kawasan Timur Tengah, setiap TKI sektor domestik/pengguna perseorangan yang diberangkatkan ke Suriah setelah 1 Januari 2016 dikategorikan sebagai TKI unprocedural/illegal. Oleh karena itu, semua TKI yang masuk ke Suriah setelah tanggal 1 Januari 2016 merupakan TKI ilegal dan kemungkinan korban TPPO.

Bibliography

  • 5 Negara Ini Ukurannya Lebih Kecil di Banding Luas Jakarta. (16, Juli 2018). Retrieved Februari 15, 2021, from liputan6.com: https://www.liputan6.com/global/read/3590936/5-negara-ini-ukurannya-lebih-kecil-di-banding-luas-jakarta
  • ALJAZEERA. (2021, Maret 21). Syria’s war: Ten years – and counting. Retrieved Mei 22, 2021, from aljazeera.com: https://www.aljazeera.com/news/2021/3/15/syria-ten-years-of-war
  • Burns, C. (2016, Desember 15). 10 Perkara yang perlu diketahui tentang Aleppo dan Suriah. Retrieved Mei 17, 2021, from bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-38325140
  • Cultures, C. a. (2021). Syria. Retrieved Mei 22, 2021, from everyculture.com: https://www.everyculture.com/Sa-Th/Syria.html
  • Editors, F. (2020, September 2). Geography of Syria. Retrieved Mei 22, 2021, from fanack.com: https://fanack.com/syria/geography-of-syria/
  • Editors, H. (2018, Agustus 21). Syria. Retrieved Mei 22, 2021, from A&E Television Networks: https://www.history.com/topics/middle-east/the-history-of-syria#:~:text=British%20and%20Arab%20troops%20captured,Syria%20and%20Lebanon%20in%201920.&text=During%20World%20War%20II%2C%20British,an%20independent%20country%20in%201946.
  • Initiative, A. R. (2021). The Political Economy of Syria: Deepening Pre-War Orientations. Retrieved Mei 22, 2021, from arab-reform.net: https://www.arab-reform.net/publication/the-political-economy-of-syria-deepening-pre-war-orientations/
  • KEMLU. (2021). Profil Suriah. Retrieved Mei 16, 2021, from kemlu.go.id: https://kemlu.go.id/damascus/id/pages/sekilas_suriah_/108/etc-menu#:~:text=Suriah%20memiliki%20luas%20wilayah%20185.180,dan%20Israel%20di%20bagian%20selatan.
  • NN. (2020, Mei 20). Syria’s frail economy, before and after the revolution. Retrieved Mei 22, 2021, from ALARABIYA news: https://english.alarabiya.net/features/2013/04/01/Syria-s-frail-economy-before-and-after-the-revolution
  • NN. (2021). Flag of Syria. Retrieved Mei 17, 2021, from youngpioneertours.com: https://www.youngpioneertours.com/flag-of-syria/
  • NN. (2021). Syria Educational System overview. Retrieved Mei 17, 2021, from education.stateuniversity.com: https://education.stateuniversity.com/pages/1483/Syria-EDUCATIONAL-SYSTEM-OVERVIEW.html
  • PEACE, H. F. (2021). DEMOGRAPHICS. Retrieved Mei 22, 2021, from heritageforpeace.org: http://www.heritageforpeace.org/syria-country-information/geography/
  • Salibi, K. S.-R. (2021, Maret 10). Syria . Retrieved Mei 16, 2021, from Encyclopedia Britannica: https://www.britannica.com/place/Syria

*Penulis: Atik Lestari