Asal Usul Berdirinya Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Pada awalnya Demak merupakan salah satu bagian penting Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak muncul pada abad ke-16 setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Demak kemudian menjadi pusat penyebaran agama Islam karena adanya peran sentral Wali Songo. Penyebaran agama Islam terjadi saat kepemimpinan raja pertamanya yaitu Raden Fatah. 

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sejarah awal berdirinya hingga keruntuhan Kerajaan Demak.

A. Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kemudian Kerajaan Demak mengalami perkembangan dengan menjadi pusat kebudayaan agama Islam. Kerajaan ini juga menjadi pelopor penyebaran Islam di Jawa melalui tradisi Jawa yaitu Wali Songo.

Kerajaan Demak berdiri pada abad ke-16 seiring dengan kemunduran Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini didirikan oleh Radan Patah. Raden Patah sendiri merupakan putra dari raja Majapahit. Istri Raden Patah berasal dari China dan kemudian menjadi mualaf.

Kerajaan Demak menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Surabaya, Tuban, dan Madiun.  

B. Letak Kerajaan Demak

Kerajaan Demak terletak di wilayah Demak modern yang eksistensinya dapat dilihat dari adanya Masjid Agung Demak. Kerajaan ini sempat memindahkan pusat kekuasaannya ke Prawarta, Pati pada saat masa pemerintahan Sunan Prawata.

Perpindahan terakhir berada di wilayah Jipang saat masa pemerintahan Arya Penangsang. Kerajaan Demak menguasasi wilayah pesisir dan perdagangan di pantai utara Jawa. Pengaruhnya menyebar hingga pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tuban, Gresik, dan Surabaya. 

C. Nama-Nama Raja Kerajaan Demak

1. Raden Patah (1500-1518 Masehi)

Raden Patah menjadi raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Demak. Ia merupakan keturunan terakhir dari Kerajaan Majapahit yaitu Brawijaya V yang lahir dari anak selir Tionghoa. Kemudian saat dewasa, ia berhasil membangun pengaruhnya di Demak di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Kemudian Demak menjadi wilayah yang independent karena memiliki kontrol atas perdagangan laut. Ia kemudian memusatkan kekuasaannya di pesisir utara dan menyebarkan pengaruhnya ke wilayah sekitar.  

2. Adi Pati Unus (1518-1521 Masehi)

Pati Unus atau Sultan Yunus merupakan adik ipar dari Raden Patah. Pati Unus mendapat julukan sebagai Pangeran Sabrang Lor karena usahanya yang berangkat dari Jawa menuju ke utara untuk menggempur kekuasaan Portugis di Malaka.

Pati Unus juga berjasa dalam membangun kekuataan militer laut Kerajaan Demak dengan mendirikan pelabuhan militer di Teluk Wetan, Jepara. 

3. Sultan Trenggono (1521-1546 Masehi)

Sultan Trenggono merupakan raja terbesar di Kerajaan Demak sehingga pada masa pemerintahannya menjadi puncak kejayaan. Hal ini dikarenakan ia berjasa besar dalam penyebaran agama Islam dan menaklukkan berbagai wilayah di Jawa. Salah satu penaklukannya yaitu wilayah Sunda Kelapa pada tahun 1527 yang berhasil direbut dari Padjajaran.

Setelah itu, Trenggono mengirim Fatahillah untuk menduduki Sunda Kelapa dan mengubahnya menjadi nama Jayakarta. Selain itu, ia juga mengirim Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati untuk menaklukkan Banten Girang.

Trenggono berhasil menaklukkan wilayah Pasundan dan bekas-bekas kekuasaan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur hingga Madura. Ia juga sukses dalam menaklukkan wilayah Blambangan pada tahun 1546.

Saat kepemimpinannya, Kerajaan Demak menjadi kekuasaan terbesar di Jawa dengan menguasai bekas imperium Majapahit dan kekuasaan Sunda. Letak Kerajaan Demak yang berpusat di pesisir dengan pelabuhan-pelabuhan utama menjadi titik perdagangan utama di Jawa.

4. Sunan Prawata (1546-1549 Masehi)

Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono. Suksesi Sultan Trenggono yang berlangsung mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus. Setelah itu, Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata.

Kemudian Sunan Prawata membunuh Surowiyoto dan menduduki kekuasaan. Namun, akibat dari insiden tersebut mengakibatkan surutnya dukungan terhadap kekuasaannya. 

Sunan Prawata kemudian memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pato, Jawa Tengah. 

5. Arya Penangsang (1549-1554 Masehi)

Arya Penangsang menjadi raja Kerajaan Demak setelah membunuh Sunan Prawata pada tahun 1547. Pada masa pemerintahannya ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri atau Kalinyamat yaitu penguasa Jepara karena dianggap berbahaya bagi kekuasaannya.

Kejadian ini membuat Adipati Demak, Hadiwijaya dari Pajang tidak senang. Akibatnya pusat kekuasaan Kerajaan Demak dipindahkan ke Jipang. Arya Penangsang berkuasa hingga tahun 1554 ketika Hadiwijaya dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan anaknya Sutawijaya memberontak melawan Demak. Hal ini membuat Arya Penangsnag tewas sehingga tahtanya diduduki oleh Hadiwijaya. 

D. Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Trenggono. Hal ini dibuktikan sebagai berikut:

  1. Wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meluas hingga Jawa bagian timur dan barat
  2. Pada tahun 1527 pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah atas perintah Trenggono berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Kemudian nama Sunda Kelapa diganti dengan Jayakarta. Penggantiana anma tersebut memiliki arti kemenangan yang sempurna.
  3. Dilaksanakannya Sholat Jumat secara bersamaan antara pejabat dengan rakyat biasa
  4. Adanya dakwah yang dilakukan oleh berbagi ulama yang dekat dengan kekuasaan Wali Songo
  5. Kerajaan Demak menguasai pelabuhan-pelabuhan utama seperti Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa.
  6. Kerajaan Demak mmiliki kadipaten-kadipaten di pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang sebagai sumber utama pertanian dan perdagangan 

E. Masa Keruntuhan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak mengalami keruntuhan karena pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Hadiwijaya, penguasa Pajang. Pada awalnya Hadiwijaya setia kepada Kerajaan Demak, akan tetapi terjadi insiden pembunuhan Sunan Prawata dan Pangeran Kalinyamat oleh Arya Penangsang.

Oleh sebab itu, Hadiwijaya melakukan pemberontakan pada tahun 1556 dan berhasil menduduki kekuasaan. Hal ini kemudian digunakan Hadiwijaya untuk membawa Kerajaan Demak menjadi vazal atau wilayah kekuasaan dari Kesultanan Pajang

F. Peninggalan Kerajaan Demak

1. Pintu Bledek

Pintu Bledek merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466. Berdasarkan kisah sejarahnya, pembuatan pintu ini ketika petir yang tersambar. Selain itu, memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya saat ia berada di tengah sawah. 

2. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini didirkan pada tahun 1479 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini karena telah mengalami banyak renovasi.

3. Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga merupakan salah satu Sunan yang tergabung dalam Wali Songo. Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1520 dan dimakamkan di Desa Kadilangu yang berdekatan dengan Kota Demak. Makam Sunan Kalijaga banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan peziarah dari berbagai kota di Indonesia. 

Referensi 

  • https://www.studiobelajar.com/kerajaan-demak/
  • https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5681731/sejarah-kerajaan-demak-pendirian-masa-kejayaan-dan-runtuhnya-kerajaan
  • https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6084921/kerajaan-demak-sejarah-raja-raja-masa-kejayaan-dan-keruntuhannya
  • https://www.inews.id/news/nasional/sejarah-kerajaan-demak-raja-masa-kejayaan-kehidupan-politik-peninggalan-dan-penyebab-runtuhnya

*Penulis: Nabila Salsa Bila

Bacaan lain: