Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?

Kerajaan Gowa Tallo atau yang sering disebut Kerajaan Makassar, merupakan kerajaan bercorak Islam terbesar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-16.

Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan gabungan dari Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo yang dimiliki dua orang bersaudara. Penyatuan ini terjadi ketika pemerintahan Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Khallona.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Kerajaan Gowa Tallo dapat disimak dalam artikel berikut ini.

A. Sejarah Kerajaan Gowa Tallo

Berdasarkan sejarah, Kerajaan Gowa Tallo dibagi menjadi dua periode yaitu sebelum memeluk Islam dan setelah memeluk Islam. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Sebelum memeluk Islam

Pada awalnya, di wilayah Gowa terdapat Sembilan komunitas yang dikenal dengan nama Bate Salapang atau Sembilan Bendera.

Sembilan komunitas tersebut berisikan Tambolo, Lakiung, Saumata, Parang-Parang, Data, Agangjene, Bisei, Kalili, dan Sero. Kemudian Sembilan komunitas tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk Kerajaan Gowa pada awal abad ke-14.

Pada masa itu, masyarakat dan penguasa menganut kepercayaan animisme. Raja pertama dari Kerajaan Gowa yaitu Tomanurung Bainea. Setelah itu, mewariskan kekuasaannya kepada anaknya, Tumassalangga.

Pada masa pemerintahan Tonatangka Lopi pada abad ke-15 Kerajaan Gowa terpecah menjadi dua. Terpecahnya kerajaan membuat terjadinya perang saudara antara dua putra Tonatangka Lopi yaitu Batara Gowa dan Karaeng Loe ri Sero.

Peperangan tersebut dimenangkan oleh Batara Gowa. Kemudian karena kalah Karaeng Loe ri Sero memutuskan untuk turun ke muara Sungai Tallo dan mendirikan Kerajaan Tallo.

Selama bertahun-tahun, kedua kerajaan ini tidak pernah akur. Hingga kemudian pada masa pemerintahan Raja Daeng Matanre Karaeng Tumpa’risi Kallona dari Kerajaan Gowa membuat perjanjian dengan Kerajaan Tallo. Perjanjian tersebut terbentuk pada tahun 1565.

Perjanjian ini memiliki prinsip “Dua raja tetapi satu rakyat”. Hal ini menandakan bahwa kedua kerajaan ini tidak boleh saling melawan satu sama lain. Bergabungnya dua kerajaan disepakati dengan nama Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan Gowa Tallo menggunakan sistem pembagian kekuasaan dimana raja dipilih dari garis keturunan Kerajaan Gowa sedangkan perdana menteri dari Kerajaan Tallo.

2. Setelah memeluk Islam

Kerajaan Gowa Tallo bersifat maritime dengan kegiatan utamanya pelayaran dan perdagangan. Kemudian kerajaan ini menjadi pusat perdagangan di kawasan timur Nusantara dan menjadi pusat niaga para saudagar muslim.

Pada abad ke-16, Kerajaan Gowa Tallo memasuki masa Islam dan berubah menjadi kesultanan. Masuknya Islam di wilayah ini karena dakwah dari Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau.

Penguasa Kesultanan Gowa Tallo pertama yang memeluk Islam adalah I Mangarangi Daen Manrabbia (1593-1639) dengan gelar Sultan Alauddin I.

Setelah itu, sekitar dua tahun seluruh rakyat Kesultanan Gowa Tallo diIslamkan. Rakyatnya terikat pada norma adat yang didasarkan pada ajaran Islam.

B. Letak Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa Tallo berada di Gowa, Sulawesi Selatan. Ibukotanya berada di Kota Sungguminasa. 

C. Raja-Raja yang Memimpin Kerajaan Gowa Tallo

Raja-Raja yang memimpin dibagi menjadi dua yaitu sebelum masuk Islam dan sesudah masuknya Islam. Berikut merupakan nama-nama raja yang memimpin

1. Sebelum masuknya Islam (Kerajaan Gowa Tallo)

  1. Tumanurung Bainea (±1300)
  2. Tumassalangga Barayang
  3. Puang Loe Lembang
  4. I Tuniatabanri
  5. Karampang ri Gowa
  6. Tunatangka Lopi (±1400)
  7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
  8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
  9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna (awal abad ke-16, sekitar tahun 1546)
  10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
  11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
  12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
  13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)

2. Sesudah masuknya Islam

  1. Sultan Alauddin I
  2. Sultan Malikussaid
  3. Sultan Hasanuddin
  4. Sultan Amir Hamzah
  5. Sultan Mohammad Ali
  6. Sultan Abdul Jalil
  7. Sultan Ismail
  8. Sultan Najamuddin
  9. Sultan Sirajuddin
  10. Sultan Abdul Chair
  11. Sultan Abdul Kudus
  12. Sultan Maduddin
  13. Sultan Zainuddin
  14. Sultan Abdul Hadi
  15. Sultan Abdul Rauf
  16. Sultan Muhammad Zainal Abidin
  17. Sultan Abdul Kadir Aididin
  18. Sultan Muhammad Idris
  19. Sultan Muhammad Husain
  20. Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin
  21. Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin

D. Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo

Kesultanan Gowa Tallo mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Berikut merupakan bentuk pencapaian yang diraih oleh Kesultanan Gowa Tallo yang meliputi:

  1. Penaklukan daerah Wajo dan Luwu dan kemudian menyebarkan agam Islam ke kedua wilayah tersebut
  2. Kesultanan Gowa Tallo menjalin perdagangan dengan Jawa, Maluku, Malaka, hingga India dan China.
  3. Memiliki pelabuhan yang menjadi bandara utama mengalirnya rempah-rempah dari Maluku ke wilayah barat yaitu Pelabuhan Somba Opu
  4. Kesultanan Gowa Tallo dapat menjangkau pesisir Kalimantan, Maluku, dan Nusa Tenggara
  5. Berkembangnya pendidikan dan kebudayaan Islam sehingga banyak murid yang belajar agama Islam di Banten
  6. Sultan Hasanuddin menentang kehadiran VOC yang saat itu sedang berkuasa di Ambon

E. Masa Keruntuhan Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa Tallo mengalami keruntuhan akibat hadirnya VOC dan politik adu domba yang dilakukan oleh Belanda. Pada saat itu, Raja Bone yaitu Aru Palaka mau bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar. Perang ini disebut dengan nama Perang Makassar.

Perang yang terjadi selama bertahun-tahun membuat Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya. Kemudian terjadi penandatangan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Dalam perjanjian tersebut isinya banyak merugikan Kerajaan Makassar akan tetapi mau tidak mau harus tetap diterima oleh Sultan Hasanuudin.

Berselang dua hari dari penandatanganan Perjanjian Bongaya, Sultan Hasanuddin turun tahta. Kemudian kekuasaan diberikan kepada Sultan Amir Hamzah. Hal ini diperparah dengan raja-raja yang berkuasa setelah Sultan Hasanuddin bukanlah raja yang merdeka dalam penentuan politik kenegaraan. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo runtuh.

F. Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

1. Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu merupakan benteng dan pusat perdagangan atau pelabuhan bagi Gowa Tallo. Hal ini disebabkan karena pelabuhan ini menampung rempah-rempah dari Timur yang akan diperdagangkan ke seluruh dunia.

Saat dikuasasi VOC, benteng ini sempat hancur pada tahun 1669. Kemudian pada tahun 1990 direkonstruksi kembali dan kini menjadi salah satu situs sejarah penting di Gowa.

2. Batu Tumanurung atau Pallantikan

Batu Tumanurung atau Pallantikan merupakan makam bagi beberapa raja Gowa Tallo. Tempat ini juga digunakan sebagai pelantikan raja. Letaknya berdekatan dengan Lokasi Masjis Tua Katangka dan dugaan Istana Tamalate.

3. Benteng Ujung Pandang/Rotterdam

Benteng Ujung Pandang merupakan suatu instalasi pertahanan yang dimiliki Gowa Tallo di pesisir barat. Benteng ini dibangun oleh raja Gowa ke-9 yaitu Karaeng Lakiyung dengan menggunakan tanah liat.

Kemudian benteng ini direkonstruksi kembali oleh Sultan Alaudin dengan menggunakan batu padas. Saat pendudukan VOC, benteng ini diubah namanya oleh Cornelis Speelman menjadi Fort Rotterdam dan digunakan sebagai gudang penampungan rempah bagi VOC.

4. Istana Balla Lompoa

Istana Balla Lompoa merupakan istana yang digunakan oleh para raja Gowa. Letaknya berada di Kota Sungguminasa dan sekarang menjadi situs budaya.  

5. Istana Tamalate

Istana Tamalate merupakan jejak peninggalan dari kejayaan Kesultanan Gowa. Letaknya juga berada di Kota Sungguminasa.

6. Masjid Katangka

Masjid Katangka atau Masjid Al-Hilal merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan. Pada zaman dulu, masjid ini menjadi masjid Kesultanan Gowa. 

Referensi 

  • https://www.studiobelajar.com/kerajaan-gowa-tallo/
  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210602104709-31-649361/sejarah-kerajaan-gowa-tallo-dan-jejak-peninggalannya
  • https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/27/155418879/sejarah-awal-kerajaan-gowa-tallo?page=all
  • https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/21/163617279/kerajaan-gowa-tallo-letak-kehidupan-peninggalan-dan-keruntuhan?page=all
  • https://www.zenius.net/blog/kerajaan-gowa-tallo

*Penulis: Nabila Salsa Bila

Bacaan lain: