Sejarah Lengkap Kerajaan Kediri, Kerajaan Hindu Jawa

Kerajaan Kediri merupakan kerajaan bercorak Hindu di Jawa yang berdiri sekitar abad ke-11. Kerajaan ini memiliki nama lain Kadiri, Daha, dan Panjalu. Kerajaan ini didirikan Dharmawangsa Airlangga yaitu penguasa terakhir Kerajaan Mataram Kuno atau Medang yang membagi kekuasaan kepada kedua anaknya.

Pembagian tersebut mengakibatkan Kerajaan Airlangga terbagi menjadi dua bagian. Pertama menjadai Janggala di sebelah Timur-Utara, dan kedua Kediri di sebelah Barat-Selatan.

Untuk lebih mengetahui mengenai Kerajaan Kediri dapat disimak dalam ulasan artikel berikut ini.

A. Sejarah Pendirian Kerajaan Kediri

Awal pendiria Kerajaan Kediri pada tahun 1041 Masehi, dengan perintah Raja Airlangga untuk membagi wilayah kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian tersebut diberikan kepada kedua anaknya. Pembagiannya yaitu Kerajaan Kediri untuk Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) untuk Mapanji.

Tujuan pembagian kerajaan tersebut untuk menghindari pertikaian antara Samarawijaya dan Mapanji. Akan tetapi, setelah wafatnya Raja Airlangga justru terjadi peperangan antara Samarawijaya dan Mapanji. Peperangan tersebut didasari karena keduanya merasa berhak atas seluruh tahta yang ada.

Peperangan tersebut terjadi selama 60 tahun. Hasil akhirnya Kerajaan Kediri lebih unggul dibandingkan Kerajaan Jenggala. Kemudian membuat ibukotanya yang semula di Daha dipindahkan ke Kediri.  

B. Letak Kerajaan kediri

Kerajaan Kediri berpusat di Daha. Daha merupakan suatu wilayah pemukiman yang diperkirakan berada di bagian selatan Jawa Timur. Kemudian Kota Daha dan Kahuripan menjadi wilayah penting bagi Singasari dan Majapahit. 

C. Nama-Nama Raja Kediri

1. Sri Samarawijaya

Sri Samarawijaya merupakan anak dari Airlangga. Sebelum menjadi raja, ia menjabat sebagai putra mahkota Kerajaan Mataram Kuno. Kemudian ia saling berebut posisi raja dengan Mapanji Garasakan. Sehingga untuk mencegah terjadinya pertikaian Airlangga kemudian membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua.

Setelah Airlangga wafat, justru terjadi peperangan antara Samarawijaya dengan Mapanji Garasakan. Hasilnya Samarawijaya menang atas Mapanji dan mengembangkan Kerajaan Kediri.

Akan tetapi, dalam masa pemerintahannya tidak ditemui bukti apapun mengenai Kerajaan Kediri. Hal inilah yang menyebabkan masa kekuasaannya disebut dengan masa kegelapan. Smarawijaya diperkirakan memimpin pada 1042.

2. Sri Jayawarsa

Dalam prasasti Sirah Keting disebutkan bahwa Sri Jayawarsa merupakan raja dari Kerajaan Kediri. Ia mulai memerintah pada tahun 1104.

3. Sri Bameswara

Sri Bameswara mulai memerintah pada tahun 1117-1130. Hal ini ditulis juga dalam Prasasti Padlegan. Pada masa kekuasannya ia menetapkan wilayah Padlegan dan Panumbangan sebagai daerah yang bebas pajak dalam prasasti batu.

Dengan begitu membuktikan bahwa masyarakat dapat mengajukan permohonan tertentu yang nantinya dapat dikabulkan oleh raja.

4. Jayabhaya

Dalam prasasti Ngantang disebutkan bahwa Jayabhaya memimpin Kerajaan Kediri pada tahun 1135 hingga 1157. Selain itu, juga dijelaskan bahwa ia menjadi raja terbesar Kerajaan Kediri. 

Sebagai wujud penghargaan atas jasa masyarakat Ngantang dalam usahanya mengalahkan Janggala. Ia juga berhasil menyatukan kembali Janggala dan Panjalu dibawah naungan Kediri.

5. Sri Sarweswara

Nama Sri Sarweswara disebutkan dalam Prasasti Padlegan II (1159 Masehi) dan Prasasti Kahyunan (1161 Masehi).

6. Sri Aryeswara

Nama Sri Aryeswara disebutkan dalam Prasasti Angin (1171 Masehi). Prasasti ini juga memperlihatkan lambang Kerajaan Kediri yaitu Ganesha.

7. Sri Gandra

Nama Sri Gandra disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181 Masehi). Prasasti ini berisi mengenai permohonan anugrah raja dari masyarakat Desa Jaring.

8. Mapanji Kameswara

Nama Mapanji Kameswara disebutkan dalam Prasasti Semanding (1182 Masehi). Dalam Kakawin Samaradhana dijelaskan mengenai ikatan yang terjalin antara Panjalu dan Janggala menguat ketika Sri Kameswara menikahi Sri Kirana seorang putri dari Janggala.

9. Kertajaya

Nama Kertajaya disebutkan dalam beberapa prasasti dan Kitab Nagarakertagama sebagai raja terakhir Kediri. Dalam kitab Nagarakertagama juga dijelaskan bahwa Kertajaya mengkehendaki disembah oleh petinggi keagamaan akan tetapi permohonan tersebut ditolak.

Kemudian para agamawan meminta perlindungan kepada Ken Arok dan menyetujuinya untuk menjadi raja Singasari. Hal ini dimanfaatkan oleh Ken Arok untuk melepaskan diri dari pengaruh Kediri dan melakukan penyerangan ke Daha.

Kertajaya gugur pada tahun 1222 di Ganter. Akibatnya seluruh pasukan Kediri beralih kepada Singasari dan menjadikan Ken Arok sebagai raja. 

D. Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika masa pemerintahan Raja Jayabhaya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, berikut:

  1. Ia berhasil mempersatukan Kerajaan Kediri dengan Jenggala
  2. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Kedir memiliki angkatan laut
  3. Jayabhaya fokus di sektor agraris dan maritime sehingga perekonomian Kerajaan Kediri meningkat.

Selain itu, jika ilihat dalam beberapa aspek kehidupan masyarakatnya seperti berikut ini:

1. Aspek Politik

  • Adanya panglima angkatan laut (Senapati Sarwajala) yang memiliki tugas untuk menjaga jalur ke luar kerajaan melalui Sungai Brantas.
  • Adaya aspek demokrasi yaitu permohonan yang langsung datang dari masyarakat melalui pejabat setempat kepada raja
  • Adanya Samya Haji atau Raja Daerah dalam struktur Kerajaan Kediri

2. Aspek Ekonomi

  • Bidang pertanian dilakukan di wilayah pedalaman
  • Bidang perdagangan dilakukan di aliran Sungai Brantas dan Kali Among menuju Pantai Utara Jawa
  • Banyak menghasilkan beras
  • Emas, perak, daging, kayu, cendana, pinang, dan gerabah banyak laku di pasaran
  • Menggunakan emas sebagai alat bpembayaran atau alat tukar
  • Pajak rakyat berupa hasil bumi

3. Aspek Sosial 

Berdasarkan Candi Gurah dan Tondowongso Kerajaan Kediri menganut agama Hindu Siwa. Selain itu adanya nama Abhiseka atau penjelmaan Wisnu pada raja-raja Kediri yang memiliki arti posisi raja sebagai pelindung masyarakat.

Kerjaan Kediri juga dianggap sebagai zaman keemasan Jawa Kuno di bidang kesusastraan. Hal ini disebabkan karena banyaknya kitab-kitab yang dibuat pada masa itu. Kitab-kitab tersebut menjelaskan tidak hanya Kerajaan Kediri melainkan juga kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Singasari dan Majapahit.

E. Keruntuhan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri mengalami keruntuhan saat kepemimpinan Raja Kertajaya. Hal ini turut diceritakan dalam Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Keruntuhan tersebut disebabkan oleh Raja Kertajaya yang dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana untuk menyembahnya sebagai dewa. Raja Kertajaya tidak segan-segan untuk menyiksa kaum Brahmana yang menolak perintahnya.

Oleh sebab itu, Kaum Brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok. Ken Arok memiliki cita-cita untuk memerdekakan Tumapel dengan mencetuskan perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel di dekat Desa Ganter.

Perang tersebut menyebabkan Raja Kertajaya kalah. Setelah runtuhnya Kerajaan Kediri maka berganti kekuasaan menjadi Kerajaan Singasari atau Tumapel.

F. Peninggalan Kerajaan Kediri

  1. Candi Gurah memiliki arca Brahma, Surya, Candra, dan Nandi. Candi ini juga menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Siwa
  2. Candi Tondongwongso memiliki 14 arca yang hampir sama dengan Candi Gurah
  3. Candi Pertirtaan Kepung
  4. Kitab Bharatayudha oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
  5. Kitab Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
  6. Kitab Ghatotkacasraya oleh Mpu Panuluh
  7. Kitab Sanaradhana oleh Mpu Dharmaja
  8. Kitab Sumanasantaka oleh Mpu Monaguna
  9. Kitab Kresnayana oleh Mpu Triguna
  10. Prasasti Padlegan I dan II menjelaskan tentang Sri Bameswara dan Sri Sarweswara
  11. Prasasti Hantang menjelaskan tentang Mapanji Jayabhaya
  12. Prasasti Angin menjelaskan tentang Sri Aryeswara
  13. Prasasti Jaring menjelaskan tentang Sri Gandra
  14. Prasasti Semanding menjelaskan tentang Mapanji Kamesywara
  15. Prasasti Sirah Keting menjelaskan tentang pemberian hadiah dari Raja Jayawarsa untuk rakyatnya
  16. Prasasti Tulungagung dan Kertosono menjelaskan tentang masalah keagamaan yang ditulis oleh Raja Bameswara
  17. Prasasti Kamula menjelaskan tentang keberhasilan Raja Kertajaya dalam memerangi musuhnya di Katang

Referensi 

  • https://www.studiobelajar.com/kerajaan-kadiri/
  • https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5702819/kerajaan-kediri-sejarah-berdiri-masa-kejayaan-dan-keruntuhan
  • https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/08/202526078/kerajaan-kediri-sejarah-berdiri-masa-kejayaan-keruntuhan-dan-peninggalan?page=all
  • https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/21/123020679/kerajaan-kediri-berdirinya-puncak-kejayaan-dan-peninggalan?page=all
  • https://www.zenius.net/blog/sumber-pendiri-kerajaan-kediri-runtuhnya

*Penulis: Nabila Salsa Bila

Bacaan lain: